A



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya mempertahankan laba.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan .

Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan. Studi kelayakan merupakan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau tidak.

Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan yang bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala yang bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi sering mangalami kerusakan. Keadaan tersebut mengakibatkan meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan mengalami penurunan sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hai ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 1

Perbandingan Permintaan Pasar, Realisasi Produksi,

dan Biaya Pemeliharaan Mesin

|Tahun |Permintaan Pasar |Realisasi Produksi |Biaya Pemeliharaan (Rp) |

| |Es Batu (Balok) |Es Batu (Balok) | |

|2001 |281.500 |278.850 |22.260.150 |

|2002 |298.205 |289.658 |39.028.021 |

|2003 |325.261 |301.261 |43.004.000 |

|2004 |310.174 |287.156 |64.823.562 |

|2005 |323.831 |296.550 |80.091.165,5 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedudukan produk di pasar sangat kuat, dimana permintaan pasar terus meningkat tiap tahunnya, sedangkan perusahaan tidak dapat memenuhi secara keseluruhan karena mesin yang digunakan dalam proses produksi sering mengalami kerusakan, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan mesin yang besar. Pada tahun 2005 perusahaan telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pemeliharaan mesin yaitu sebesar Rp 80.091.165,5 tetapi mesin yang digunakan hanya mampu memproduksi sebesar 296.550 balok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2005 mesin produksi mengalami kerusakan yang cukup parah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menghadapi dan mengendalikannya perusahaan memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Salah satu cara yang digunakan yaitu adanya penggantian mesin lama yang tidak efisien lagi dengan mesin baru yang lebih besar dan lebih efisien. Penggantian mesin tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya yang berkaitan dengan proses produksi, menghemat biaya pemeliharaan, dan dengan penggantian mesin itu pula dapat memanfaatkan peluang pasar yang dapat dimasuki, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk Meningkatkan Laba Pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri di Pandaan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah: Apakah investasi penggantian mesin produksi itu layak dilaksanakan?

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya aspek dalam studi kelayakan yang berhubungan dengan rencana perluasan usaha maka masalah yang ada dibatasi pada analisis layak atau tidaknya penggantian aktiva mesin produksi dilihat dari aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan. Alasan kedua aspek tersebut yang dianalisis, karena dengan analisis aspek pasar dan pemasaran dapat diketahui berapa besar permintaan pasar akan produk tersebut dan dapat diketahui pasar potensial yang dapat dimasuki, sedangkan dengan analisis aspek keuangan dapat diketahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin tersebut.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi penggantian aktiva mesin produksi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan rencana penggantian aktiva mesin produksi.

b. Bagi Kreditur

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pinjaman dananya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi dan informasi serta menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang studi kelayakan serta untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas (2000) yang berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V. Palapa Lumajang”. Penelitian ini merupakan studi kelayakan atas penambahan mesin produksi untuk perluasan (Expansi). Adapun rencana mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah dan mesin Ossilating. Berdasarkan dari analisis data yang digunakan, penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.

2. Tinjauan Pustaka

1. Investasi

Dana yang ada dalam perusahaan harus dipergunakan atau diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah, melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya., sedangkan investasi menurut Nasehatun (2000:64) adalah pembelian alat-alat produksi (termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual) dengan modal berupa uang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain, peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja, penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula.

Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana yang ada akan dipergunakan.

Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu (Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99):

1) Penggunaan jangka pendek (investasi pada modal kerja)

Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh, memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya.

2) Penggunaan jangka panjang (disebut juga sebagai investasi modal atau capital investasi)

Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian dana yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Misalnya membeli mesin baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya. Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka panjang adalah terletak dalam soal “waktu” dan “cara perputaran”dana yang tertanam didalamnya.

Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa yang akan datang agar perusahaan tetap hidup (survival) dalam menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun dari sektor ekstern perusahaan.

a. Penggolongan Investasi

Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain, namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama. Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland (2000:144) adalah sebagai berikut:

1). Investasi penggantian (Replacement Investment).

Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana, misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan semakin meningkat dan hasil akhirnya perusahaan akan mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun. Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup pasti.

2). Investasi Perluasan (Expansion Investment)

Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh, sehingga perlu dilakukan investasi baru, investasi untuk menambah kapasitas pada lini.

Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau pembukaan cabang baru di tempat lain agar output yang dihasilkan oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada investasi penggantian.

3). Investasi Pertumbuhan (Growth Investment)

Investasi pertumbuhan merupakan investasi untuk menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal. Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas.

b. Sumber Dana Investasi

Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai suatu investasi.

Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2002:42), sumber dana dapat dibedakan menjadi:

1). Sumber dana intern

Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber dana intern berasal dari:

a). Laba ditahan

Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden (devidend policy) dan kebijakan penanaman kembali (plowing-back policy) yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.

b). Depresiasi

Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.

2). Sumber dana ekstern

Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan, yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi:

a). Pinjaman

Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau organisasi diluar perusahaan, misalnya:

I. Supplier

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan sebelumnya.

II. Bank

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuangan

III. Pasar modal

Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan (saving suplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit tabungan (saving dificit unit).

2. Studi Kelayakan Proyek

Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat penting bagi suatu perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek investasi.

a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek

Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar, ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan. Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada, kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.

b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek

Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000:17), terdapat lima aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek investasi, kelima aspek tersebut adalah:

1). Aspek Pasar dan Pemasaran

Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan konsumen mendasarkan diri pada “Integrated Marketing Concept”.

Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17) lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan. Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.

a). Peluang pasar

Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang-peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran.

Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran menurut Kotler (2000: 151) adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang dapat dicatat dan dipilih menurut daya tariknya, dan kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang.

b). Peramalan permintaan

Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 40) yang dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan harga, penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan datang.

Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal.

Dalam metode trend terdapat tiga teknik peramalan, yaitu:

I). Metode Trend Linier, digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus, fungsi persamaan metode ini adalah:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a = [pic]

b = [pic]

Jika [pic]= 0

Keterangan:

Y = variabel permintaan

x = variabel permintaan

n = jumlah data

a = jumlah permintaan

b = kecenderungan perubahan permintaan

II). Metode Trend Kuadratik, digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Y = a + bx + cx2

Koefisien a, b, c dapat diperoleh dengan:

a = [pic]

b = [pic]

c = [pic]

Jika [pic] = 0

III). Metode Trend Simple Exponential, digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Y = abx

Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma:

Log Y1 = log a + (log b) x

Jika [pic] = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:

Log a = [pic]

Log b = [pic]

Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut:

Tabel 2

Analisis Kuadrat Terkecil

|Tahun |Metode Trend Linier |Metode Trend Kuadratik |Metode Trend Exponential |

| |(Yt – Yt1)2 |(Yt – Yt1)2 |(Yt – Yt1)2 |

| |Selisih Kuadrat |Selisih Kuadrat |Selisih Kuadrat |

|1 |(Yt – Y11)2 |(Yt – Y11)2 |(Yt – Y11)2 |

|2 |(Yt – Y21)2 |(Yt – Y21)2 |(Yt – Y21)2 |

|3 |(Yt – Y31)2 |(Yt – Y31)2 |(Yt – Y31)2 |

|4 |- |- |- |

|5 |- |- |- |

|N |(Yt – Yn1)2 |(Yt – Yn1)2 |(Yt – Yn1)2 |

|[pic] |(XL/C) |(Xk) |(XE) |

Sumber: Rumus metode trend

2). Aspek Sosial Ekonomi

a). Analisa aspek sosial ekonomi

Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

b). Manfaat sosial ekonomi

Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter (Husnan & Suwarsono,2000: 323)

Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan penghasilan devisa.

Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang sulit diukur dalam satuan moneter adalah:

1) Menaikkan tingkat konsumsi

2) Membantu proses pemerataan pendapatan

3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)

5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja)

6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik

3). Aspek Teknis

Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi, dan layout pabrik.

a). Penentuan lokasi pabrik

Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih kompleks.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 120), beberapa variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam penentuan lokasi pabrik adalah:

1) Ketersediaan bahan mentah

2) Letak pasar yang dituju

3) Tenaga listrik dan air

4) Suplai tenaga kerja

5) Fasilitas transportasi

b). Penentuan luas produksi

Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh kemungkinan Market Share yang diraih dengan mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang dimiliki.

c). Layout pabrik

Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-mesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi, penanganan bahan (Material Handling), dan semua peralatan serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan efisien

4). Aspek Manajemen

Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.

Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.

a). Struktur organisasi

Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan. Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut:

1) Organisasi garis (line organization)

Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah. Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.

2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization)

Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari seseorang atasan saja dan kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaannya.

3) Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan, administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam garis pekerjaan tertentu.

5). Aspek Keuangan

Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak layak untuk dilakukan.

Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan diterima atau ditolaknya proyek investasi.

a) Arus kas (Cash flow)

Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan arus kas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.

Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal (Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas (Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:

1) Arus kas masuk (Cash inflow)

Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap, penjualan saham.

2) Arus kas keluar (Cash outflow)

Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan, penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga dan deviden.

Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu saat.

Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.

b). Laba

Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama.

c). Pajak

Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan yang berdiri di negara tersebut.

Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan.

Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar 10%.

Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17 tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak badan adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Biaya Penghasilan Kena Pajak

|Besarnya Penghasilan Kena Pajak |Tarif Pajak |

|Sampai dengan Rp 50.000.000,00 |10 % |

|Diatas Rp 50.000.000,00 – Rp 100.000.000,00 |15 % |

|Diatas Rp 100.000.000,00 |30% |

Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000

d). Biaya modal (Cost of capital)

Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada aktiva tetap.

Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.

Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount rate yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila menggunakan metode NPV atau PI.

Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu:

1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public

Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut

:

a) Perusahaan berbadan hukum PT.

b) Bertempat kedudukan Indonesia.

c) Mempunyai modal di sektor penuh Rp 200.000.000,00

d) Laporan keuangan dua tahun terakhir harus diperiksa oleh akuntan publik dengan unqualified opinion.

e) Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong sehat.

Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249):

a) Biaya utang (Cost of debt)

Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman.

Rumus:

k*d = kd (1-t)

Keterangan:

k*d = biaya utang setelah pajak

kd = biaya utang sebelum pajak

t = tarif pajak

b) Biaya saham preferen

Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor saham preferen (pemegang saham preferen).

Rumus:

Biaya saham preferen = [pic]

Keterangan:

D P = deviden perlembar saham

Pn = harga netto yang diperoleh dari penjualan selembar saham preferen baru

c) Biaya saham biasa

Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar harga saham perusahan tersebut tidak turun.

Rumus:

ke = [pic] + g

Keterangan:

ke = Biaya modal sendiri dari saham biasa

D1 = Deviden pada tahun ke-1

PD = Harga saham saat ini

g = pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun

d) Biaya laba ditahan

Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan (Cost of retained earning) adalah sebesar tingkat pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan dana yang berasal dari saham biasa.

Rumus:

kr = ke (1-t) (1-b)

Keterangan:

t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari semua pemegang saham (avarage rate of stockholder)

b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost)

2). Biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public

Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan menurun.

Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono, 2001: 218):

Rumus:

RP = Rf + Risk Premium

Keterangan:

Rp = tingkat keuntungan yang diminta

Rf = tingkat bunga berdasarkan standar sertifikat Bank Indonesia

Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko (tarif sebesar 5% sampai dengan 7%)

Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go Public.

e). Kriteria penilaian investasi

Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):

I). Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian ini menggunakan Payback period yang arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang investasi.

Rumus:

arus kas yang di diskontokan = [pic]

Rumus Payback Period adalah:

PP = [pic][pic]X I Tahun

Kriteria:

Bila PP [pic] umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi diterima.

Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi ditolak.

Kelebihan PP adalah:

a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup kembali resiko proyek

b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya Accounting income

Kelemahan PP adalah:

a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang

b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah Payback.

II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase.

Rumus ARR adalah sebagai berikut:

ARR = [pic]X 100%

Kriteria:

Bila ARR [pic] tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.

Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.

Kelebihan ARR adalah:

a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal

b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal

c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi

Kelemahan ARR adalah:

a) Mengabaikan nilai waktu uang

b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan bukan kas

Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan

III). Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.

Urutan-urutan dalam metode NPV:

a) Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi yang akan dilaksanakan.

b) Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate) tertentu yang ditetapkan.

c) Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi awal (initial investment) akan menghasilkan NPV.

Rumus metode NPV adalah:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Kriteria:

NPV [pic], maka usul investasi diterima

NPV < 0, maka usul investasi ditolak

Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono, 2002:175):

NPV = ([pic] [pic]) - Io

Keterangan:

[pic]CFt = Cash flow pada periode t

I0 = Investasi awal

k = Discount rate yang digunakan dari biaya modal

n = Umur proyek

t = 1,2,3,…..,n

Kelebihan NPV adalah:

a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki

b) Merupakan metode laba investasi majemuk

c) Langsung mengaikan biaya modal dengan nilainvestasinya

Kelemahan NPV adalah:

a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa menyesatkan

b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari tahun ke tahun

IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002: 170):

Outlays = [pic]

Guna mencari besarnya ”r” dapat dilakukan dengan metode trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV proceeds sama dengan PV outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.

Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

IRR = i1 + [pic] (i2 – i1)

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negatif

Kriteria:

Bila IRR [pic] COC, maka usulan investasi diterima

Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak

Kelebihan IRR adalah:

a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang

b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang sebenarnya

Kelemahan IRR adalah:

a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan NPV karena adanya cara coba-coba

Timbul perhitungan untuk interpolasi

V). Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih besar.

Rumus PI adalah sebagai berikut:

PI = [pic]\

Kriteria:

Bila PI [pic] 1, maka usul investasi diterima.

Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.

Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar, semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam, tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak masalah.

VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya (COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah muncul metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena menggabungkan antara metode IRR dengan NPV.

MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari terminal (terminal value) dengan investasi awalnya. Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai berikut (Warsono, 2002: 179):

[pic]

Keterangan:

MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi

CFt = Arus kas pada tahun ke-t

Ka = Biaya modal proyek

t = 1,2,3,…..,n

n = Umur ekonomis

I0 = Investasi awal.

Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut:

Jika MIRR [pic] COC, maka proyek diterima.

Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.

Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang dipilih adalah proyek yang menghasilkan MIRR terbesar.

3. Aktiva Tetap

Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap, yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan investasi jangka panjang.

Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Bersifat relatif permanen.

b. Digunakan dalam operasi perusahaan.

c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a) Aktiva tetap tak berwujud

Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.

Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark.

b) Aktiva tetap berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara normal.

1). Pengakuan Aktiva Tetap

Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.

Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK (2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga beli.

2). Metode Penyusutan

Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK (2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.

Aktiva yang dapat disusutkan adalah:

a) Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi

b) Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.

c) Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain (Weston & Copeland, 2000:102):

a) Metode Garis Lurus (The Straight Line Method)

Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi, sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah sama.

Rumus:

Biaya penyusutan = [pic]

Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.

b) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)

Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan kemudian menurun pada periode berikutnya.

Rumus:

Jumlah angka tahun = n [pic]

Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau sama dengan metode garis lurus.

c) Metode Unit Produksi (Production Unit Method)

Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi biaya bersifat rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.

Rumus:

Biaya penyusutan = [pic]

Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya. Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung biaya penyusutannya.

d) Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan adalah:

a). % depresiasi dengan cara garis lurus.

b). % ini dikalikan 2.

c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.

Rumus:

Biaya penyusutan = [pic]

Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

4. Pengawasan Peramalan

Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat, adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari batas-batas yang dapat “ditolerir”, untuk itu perlu diadakan pengawasan peramalan (forecast control).

Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan & Suwarsono, 2000:69):

a. Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error)

Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data peramalan.

Secara formula adalah sebagai berikut:

AAE = [pic]

Keterangan:

AAE = Average absolute error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

[pic] = Harga mutlak

b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared Error)

Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

RMSE = [pic]

RMSE = Root mean squared error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai berikut:

r = [pic]

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

[pic] = Means data riil

d. Kontrol limit

Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan juga batas bawah (lower control limit). Jika selisih antara nilai riil dan nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan.

Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:

(D of F) R = [pic]

Keterangan:

(D of F) R = Degree fo freedom

[pic]marginal (Y-Y1) = [pic]jarak bergerak

Y = Nilai riil

Y1 = Nilai peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:

Upper control limits = 2,66 X (D of F) R

Lower control limits = -2,66 X (D of F) R

Range + 2,66 (D of F) R sampai –2,66 (D of F) R

C. Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan.

C. Data dan Sumber Data

Data dan Sumber Data

Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin, data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet.

D. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang yang diteliti untuk mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.

2. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat dokumen-dokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi, biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada, maka digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu:

1. Analisis Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai berikut:

a. Metode Trend Linier

Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan rupiah (Rp).

b. Metode Trend Kuadratik

digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik. Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).

c. Metode Trend Simple Exponential

Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).

d. Pengawasan Peramalan

Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error). AAE adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai senyatanya.

2. Analisis Keuangan

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa

a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru. Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).

b. Arus Kas (Cash Flow)

Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan penjualan mesin lama

2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin, pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan

Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).

c. Biaya Modal (Cost Of Capital)

Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh keuntungan bebas resiko (Risk free rate), dan resiko premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya adalah menggunakan satuan rupiah (Rp).

d. Studi Kelayakan Investasi

Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti menggunakan metode penilaian sebagai berikut:

1) Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun.

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya adalah prosentase (%).

3) Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

4) Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

5) Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).

6) Metode MIRR

MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).

F. Teknik Analisis Data

Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap masalah yang sedang diteliti.

1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu:

a. Metode Trend Linier

Rumus:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a = [pic]

b = [pic]

Dimana:

Y = variabel permintaan a = jumlah permintaan

x = variabel tahun b = kecenderungan perubahan permintaan

n = jumlah data

b. Metode Trend Kuadratik

Rumus:

Y = a + bx + cx2

Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:

a = [pic]

b = [pic]

c = [pic]

c. Metode Trend Simple Exponential

Rumus:

Y1 = abx

Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma:

Log Y1 = log a + (log b) x

Jika, [pic] maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:

Log a = [pic]

Log b = [pic]

Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format sebagai berikut:

Tabel 4

Selisih kuadrat Terkecil

|Tahun |Metode trend linier |Metode trend kuadratik |Metode trend exponential |

| |(Yt – Yt1)2 |(Yt – Yt1)2 |(Yt – Yt1)2 |

| |Selisih kuadrat |Selisih kuadrat |Selisih kuadrat |

| | | | |

|1 |(Yt – Y11)2 |(Yt – Y11)2 |(Yt – Y11)2 |

|2 |(Yt – Y21)2 |(Yt – Y21)2 |(Yt – Y21)2 |

|3 |(Yt – Y31)2 |(Yt – Y31)2 |(Yt – Y31)2 |

|4 |(Yt – Y13)2 |(Yt – Y13)2 |(Yt – Y13)2 |

|5 |- |- |- |

|7 |- |- |- |

|N |(Yt – Yn1)2 |(Yt – Yn1)2 |(Yt – Yn1)2 |

|[pic] |(XL) |(XK) |(XE) |

Sumber: Rumus metode trend

d. Pengawasan Peramalan

Kesalahan Absolut Rata-rata (Average absolute error)

AAE = [pic]

Keterangan:

AAE = Average absolute error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

2. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa:

a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru. Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri.

b. Arus Kas (Csah Flow)

Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan penjualan mesin lama.

2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin, pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan.

c. Biaya Modal (Cost Of Capital)

Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus seperti dibawah ini karena perusahaan belum tercatat di Bursa Efek.

Rumus:

RP = Rf + risk premium

Keterangan:

RP = tingkat keuntungan yang diterima

Rf = tingkat bunga berdasarkan standar Sertifikat Bank Indonesia

Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko

d. Kriteria Kelayakan Investasi

Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti menggunakan metode penilaian sebagai berikut:

1) Metode Payback Period (PP)

Rumus:

PP = [pic][pic]X I Tahun

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)

Rumus:

ARR = [pic]X 100%

3) Metode Net Present Value (NPV)

Rumus:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Secara sistematis rumus NPV adalah:

NPV = ([pic] [pic]) - Io

Keterangan:

[pic]t = Cash Flow pada periode t

I0 = Investasi awal

k = Discount Rate yang digunakan dari biaya modal

n = Umur Proyek

4) Metode Internal Rate of Return (IRR)

Rumus:

IRR = i1 + [pic](i2-i1)

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negatif

5) Metode Profitability Index (PI)

Rumus:

PI = [pic]

6) Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

Rumus:

[pic]

Keterangan:

MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi

[pic]CFt = Arus kas pada tahun ke-t

Ka = Biaya modal proyek

t = 1,2,3,…..,n

n = Umur ekonomis

I0 = Investasi awal.

G. Uji Hipotesis

1. Metode Payback Period (PP)

Bila PP [pic] umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi diterima.

Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul investasi ditolak.

2. Metode Avarage Rate of Return (ARR)

Bila ARR [pic] tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.

Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.

3. Metode Net Present Value (NPV)

NPV [pic], maka usul investasi diterima

NPV < 0, maka usul investasi ditolak

4. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Bila IRR [pic] COC, maka usulan investasi diterima

Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak

5. Metode Profitability Index (PI)

Bila PI [pic] 1, maka usul investasi diterima.

Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.Metode MIRR

6. Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

Jika MIRR [pic] COC, maka proyek diterima.

Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri

Perusahaan daerah propinsi daerah tingkat I Jawa Timur semula terdiri dari 18 perusahaan daerah yang masing-masing memiliki perangkat direksi yang membawahi beberapa. Pada bulan Maret 1985, telah ditetapkan menjadi lima direksi perusahaan daerah dan setiap direksi membawahi beberapa unit usaha dan beberapa sub unit yang sebelummnya adalah merupakan perusahaan daerah.

Perusahaan daerah hasil penggabungan ini memiliki beberapa unit maupun sub unit, sebenarmua unit atai sub unit ini berfungsi sebagai unit atau sub unit produksi. Sub-sub unit tersebut memproduksi berbagai macam produk, yaitu PD. Aneka Pangan, PD. Aneka Kimia, PD. Sarana Bangunan, PD. Aneka Usaha, dan PD. Aneka Jasa. Sedangkan PD. Aneka Pangan itu sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu PD. Aneka Pangan ES, PD. Aneka Pangan Coklat Cendrawasih, dan PD. Aneka Pangan Nabatiyase.

Lima unit dan tiga sub unit tersebut dibawah suatu pengendalian direktur utama yang berkedudukan di Daerah Tingkat I Jawa Timur, tetapi masing-masing unit diberi wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri dan masih dibawah pengawasan direksi.

B. Kondisi Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik Es Kasri pada mulanya didirikan oleh belanda pada tahun 1918. Perusahaan ini telah berpindah tangan beberapa kali sehingga pada tahun 1945 perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu pada saat kemerdekaan dengan status perusahaan negara, dengan nama PNPR (Perusahaan Negara Perindustrian Rakyat). Kemudian pada tahun 1954 diganti menjadi PINDAMAMIN (Perusahaan Industri Makanan dan Minuman).

Pada tanggal 4 Desember 1965, pabrik Es Kasri ini menjadi perusahaan daerah sesuai dengan Perda No. 23 tahun 1965, tanggal 15 Desember diberi nama Perusahaan Daerah Parawita Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Pada tahun 1985 menjadi perusahaan daerah “ANEKA PANGAN” sesuai Perda Tingkat I Jawa Timur No. 27 Tahun 1985, tanggal 20 Oktober 1985 sampai dengan Desember 1999. Pada 1 Januari 2000, perusahaan bubar dan berdiri menjadi PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan Perda No. 87 Tahun 1991, tanggal 25 Januari 1991.

2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan yaitu tempat dimana perusahaan menjalankan aktivitasnya, baik aktivitas produksi maupun aktivitas administrasi. Dalah hal ini memilih lokasi perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting bagi perusahaan, karena keputusan untuk menempatkan perusahaan pada suatu tempan tertentu akan mempunyai akibat yang sangat menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan jalannya aktivitas perusahaan. Sebagai tempat kediaman perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi dan administrasi mempunyai lokais yang sama yaitu berlokasi di Dusun Pateguhan, Desa Tawang Rejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang tepatnya di jalan Pabrik Es Kasri No. 12 Pandaan.

3. Srtuktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan dalam system kerja pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah struktur organisasi garis atau lini. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan organisasi dapat dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Struktur organisasi lini ini diharapkan dapat diperoleh garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta hubungan kerja antar karyawan dapat terpelihara dengan baik.

Peneliti dalam hal ini menggambarkan bentuk struktur organisasi PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1

Struktur Organisasi PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

4. Tugas dan Tanggung Jawab

a. Kepala Unit

1) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur utama.

2) Menyusun anggaran tahunan unit dengan berpedoman pada petunjuk direksi pada waktu yang telah ditetapkan.

3) Membuat usulan untuk pembangunan dan peningkatan unit kepada direksi.

4) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan unit untuk mencapai target laba perusahaan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

5) Memberikan laporan secara berkala kepada direksi tentang pelaksanaan produksi, pemasaran, keuangan, persediaan dan pemeliharaan barang-barang harta kekayaan perusahaan.

b. Kepala Bagian Administrasi

1) Membantu kepala unit di perusahaan.

2) Menyusun rencana anggaran perusahaan (RAP).

3) Membuat laporan keuangan unit sampai dengan laporan laba rugi dan neraca.

4) Membuat laporanstok barang jadi, barang dalam proses, bahan baku pada akhir tahun kerja

c. Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha

1) Membantu kepala bagian administrasi dalam rangka menyelenggarakan hubungan dengan bank dan lembaga keuangan lainnya.

2) Menyediakan gaji atau upah, premi, lembur, dan sebaginya yang berkaitan dengan hak-hak karyawan.

3) Menyusun harian kas dan bank.

4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi.

d. Kepala Sub Bagian Pergudangan

1) Menerima, menyipan, mencatat, memelihara dengan tertib terhadap suatu barang yang masuk dalam gudang.

2) Mencatat, mengeluarkan dan mengawasi barang sesuai dengan kebutuhan.

3) Menyelenggarakan administrasi pergudangan bagian-bagian bahan baku, bahan pembantu secara tertib dan seksama.

4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepadakepala bagian administrasi.

e. Kepala Sub Bagian Kesehatan

1) Menerima laporan dari rumah sakit yang telah ditunjuk oleh perusahaan terhadap jumlah karyawan dan keluarga yang berobat.

2) Menjaga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dengan menyediakan P3K di perusahaan.

3) Menyelenggarakan administrasi kesehatan secara tertib.

4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian administrasi.

f. Kepala Bagian Produksi dan Pemeliharaan

1) Mengatur dan melaksanakan rencana produksi yang telah ditentukan oleh kepala unit.

2) Mengadakan pengawasan jalannya proses produksi secara terus menerus untuk menjamin tercapainya produksi sesuai dengan ketentuan.

3) Mengadakan pemeliharaan dan perbaikan sarana produksi.

4) Membuat laporan produksi secara periodik.

g. Kepala Sub Bagian Produksi

1) Menerima, mengukur, menyortir barang hasil proses dari bagian produksi.

2) Menyelenggarakan tugas-tugas atas petunjuk kepala bagian produksi dan pemeliharaan.

3) Melaksanakan administrasi pemakaian bahan baku dan hasil proses produksi.

4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan petunjuk atasan.

h. Kepala Sub Bagian Pemeliharaan

1) Melaksanakan fungsi pemeliharaan, pencegahan, perbaikan mesin-mesin dan sarana produksi lainnya.

2) Menjaga kelancaran proses produksi.

3) Memonitoring hal-hal yang berkaitan dengan produksi meliputi tenaga kerja, PDAM, pengadaan bahan bakar.

4) Membuat laporan mengenai hasil perbaikan atau pemeliharaan secara periodik dan dilaporkan kepada kepala bagian produksi dan pemeliharaan.

i. Kepala Bagian Pemasaran

1) Melaksanakan tugas pemasaran di daerah yang telah ditentukan.

2) Melaksanakan segala upaya yang dianggap perlu untuk mencapai program pemasaran.

3) Mengusahakan kelancaran pembayaran hasil penjualan es tepat pada waktunya.

4) Membuat laporan berkala tentang kegiatan pemasaran dan data-data yang diperlukan sesuai administrasi pemasaran.

5. Ketenaga Kerjaan

a. Jumlah Karyawan

Karyawan adalah sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan dalam perusahaan. Karyawan sebaiknya dianggap sebagai mitra kerja, sehingga tidak ada jurang pemisah antara bawahan dengan atasan yang dapat mengurangi rasa kebersamaan dalam bekerja. Adapun jumlah karyawan berdasarkan bagiannya masing-masing dapat dilihat pada lampiran 1.

b. Kualitas Karyawan

Kualitas kerja merupakan factor utama yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan perusahaan. Jumlah karyawan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri sesuai dengan kualitas karyawan yang ada. Sampai sekarang jumlah karyawan di perusahaan tersebut sebanyak 78 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:

1) Sarjana : 3 orang.

2) SLTA atau Sederajat : 38 orang.

3) SLTP atau Sederajat : 28 orang

4) SD atau Sederajat : 9 orang

Jumlah : 78 orang

c. Upah dan Sistem Panggajian

Menyusun suatu struktur upah yang memenuhi persyaratan adil dan layak adalah suatu tugas yang sangat sulit dari manajemen personalia. Tidak ada suatu cara yang pasti untuk menentukan upah dan gaji yang tepat. Perusahaan dalam memberikan gaji dan upah mengambil kebikajan sebagai berikut:

1) Sistem Bulanan

Penggajian ini diberikan kepada karyawan yang statusnya sebagai karyawan bulanan atau karyawan tetap, yang pembayarannya dilakukan setiap akhir bulan.

2) Sistem Harian

Penggajian ini diberikan kepada karyawan yang statusnya sebagai karyawan harian lepas, yang pembayarannya dilakukan setiap minggu tepatnya pada hari Sabtu.

Selain mendapat upah dan gaji pokok, karyawan juga mendapat tunjangan kesejahteraan berupa makanan dan minuman pada hari kerja, tunjangan hari raya, dan pengganti biaya kesejahteraan serta pemberian bonus atau insentif (khusus bagian pemasaran atau penjualan)

d. Hari Kerja dan Jam Kerja

1) Hari Kerja

a) Hari Kerja Kantor

(1). Hari Senin sampai dengan hari Sabtu

(2). Hari besar libur

b) Hari Kerja Pabrik

(1). Hari Senin sampai dengan hari Minggu

(2). Hari besar libur

2) Jam Kerja

a) Jam Kerja Kantor

(1). Hari Senin s/d hari Jumat : Jam 07.30 – 16.00

(2). Hari Sabtu : Jam 07.30 – 11.30

(3). Istirahat : Jam 11.30 – 12.30

b) Jam Kerja Pabrik

Terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

(1). Jam 07.30 – 15.30

(2). Jam 15.30 – 23.30

(3). Jam 23.30 – 07.30

e. Sumber Tenaga Kerja

Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam melaksanakan perekrutan tenaka kerja tidak mengalami kesulitan karena di daerah sekitar adalah merupakan sumber tenaga kerja. Perekrutan tenaga kerja dilakukan jika terdapat jabatan yang kosong, untuk mengisi jabatan tersebut perusahaan mengutamakan mengangkat tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan. Langkah ini ditempuh dengan pertimbangan bahwa tenaga kerja yang sudah bekerja di dalam perusahaan sudah dapat diketahui mengenai sifatnya, perilaku, karakter, keterampilan dan keahliannya. Sedangkan perekrutan tenaga kerja dari luar perusahaan dilakukan kalau tidak ada yang cocok atau mampu mengisi jabatan tersebut, bagian personalia akan menarik tenaga kerja melalui teman-teman karyawan atau dari masyarakat sekitar.

6. Proses Produksi dan Hasil Produksi

a. Proses Produksi

Sistem proses produksi pada perusahaan ini adalah proses produksi secara bertahap sehingga antara tahap yang satu dengan tahap yang lainnya saling berkaitan dan apabila pada salah satu tahap terjadi kendala atau hambatan misalnya kerusakan mesin, maka proses produksi tidak dapat dijalankan atau macet.

Perusahaan ini dalam proses produksinya menggunakan bahan baku dan peralatan sebagai berikut:

1) Bahan Baku

a) Air sumur, merupakan bahan baku pembuatan es.

b) Air PDAM, merupakan bahan baku cadangan pembuatan es. Air PDAM digunakan apabila air sumur berkurang atau airnya tidak memenuhi persyaratan.

2) Bahan Pembantu

a) Garan, berfungsi untuk mencapai proses pendinginan (sebagai mediator) karena air garam dengan kadar kurang lebih 19 % terlarut paling sempurna dan tidak terjadi endapan pada bak pendingin yang memiliki titik beku lebih rendah dibanding dengan air murni yang diberikan ice scan.

b) NH3 atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin karena amoniak ini titik didihnya hanya -280 F.

c) Oli dan solar, berfungsi sebagai pelumas dan bahan bakar mesin-mesin produksi.

3) Peralatan yang digunakan dalam proses produksi seperti terlampir pada lampiran 2.

Proses jalannya produksi yang dilaksanakan di PT. Panca ira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2

Proses Produksi Es Balok

Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri

Proses pembuatan es balok pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap I (Proses Pengisian)

Ice scan (cetakan es diisi dengan air murni sebagai bahan baku utama pembuatan es.

2. Tahap II (Proses Pengangkatan)

Setelah proses pengisian kemudian ice scan diangkat oleh pesawat pengangkat dan diletakkan kedalam kuip (bak pendingin) yaitu dengan memasang ice scan pada rei (alat Bantu untuk mempermudah proses penempatan) yang terdapat pada kuip

3. Tahan III (Proses Pendinginan)

Proses pengangkatan tersebut berfungsi agar ice scan terendam di dalam brine (air garam). Brine berfungsi untuk mempercepat proses pendinginan. Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam agar es balok yang dihasilkan nantinya benar-benar matang.

4. Tahap IV (Proses Perendaman)

Apabila es balok sedah terbentuk (membeku) proses selanjutnya adalah pengangkatan ice scan dari kuip untuk direndam di air normal pada bak penampungan. Hal ini bertujuan agar sisi es balok terluar mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice scan.

5. Tahap V (Proses Penyortiran)

Es balok yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk memperoleh es balok yang layak untuk dijual kekonsumen..

b. Hasil Produksi

Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri hanya menghasilkan satu jenis produk saja yaitu es balok atau lebih dikenal dengan es batu dan berat perbalok sebesar 25 kg. Pabrik es kasri ini dalam seharinya mampu memproduksi es balok sebanyak 22.000 kg atau 880 balok setiap hari. Angka ini berdasarkan kapasitas mesin dalam berproduksi. Tetapi pada akhir-akhir ini perusahaan mengalami kendala yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi mengalami kerusakan sehingga produksi tidak maksimal. Meskipun demikian perusahaan dalam memproduksi selalu berusaha menghasilkan produk yang terbaik dengan cara menghasilkan produk yang sempurna (matang) yaitu es balok tersebut berwarna putih bening atau tidak putih susu atau kekuning-kuningan.

Sedangkan es balok yang telah diproduksi selama lima tahun terakhir yaitu dimulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah:

Tabel 5

Hasil Produksi Es Balok

|Tahun |Produksi (Balok) |

|2001 |1.084.000 |

|2002 |952.765 |

|2003 |905.828 |

|2004 |858.325 |

|2005 |810.275 |

Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

7. Pemasaran

a. Daeran Pemasaran

Daerah pemasaran produk dari perusahaan ini seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan daerah Pandaan yang merupakan daerah industri yang sedang berkembang pesat, di mana diantaranya memerlukan es sebagai pengawet ikan agar agar tetap segar yang biasanya dikonsumsi oleh para nelayan dan untuk kebutuhan masyarakan di sekitar pabrik, yang biasanya dikonsumsi oleh para pemilik warung nasi dan es karena di sekitar pabrik es Kasri tersebut terdapat pabrik-pabrik sehingga banyak terdapat pula warung-warung nasi dan es. Namun dengan begitu tidak menutup kemungkinan bagi pabrik es Kasri untuk memasarkan produknya keluar dari daerah Pandaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya petner kerja yang telah dijalin oleh pabrik es Kasri tersebut. Daerah pemasaran perusahaan ini terbagi menjadi tiga daerah yaitu:

1) Daerah utara Pandaan, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Lamongan.

2) Daerah barat Pandaan, yaitu Krian, Mojosari, Mojokerto, Krembung dan Prambon.

3) Daerah timur Pandaan, yaitu Bangil, Porong, Probolinggo. Ngaling dan Pasuruan.

b. Pesaing

Persaingan antar perusahaan itu selalu terjadi di dalam dunia usaha. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memproduksi barang yang sama atau sejenis.

Pada kondisi tersebut, maka perusahaan ini mengambil beberapa kebijakan, yaitu:

1) Mempertahankan serta meningkatkan kualitas produk.

2) Menjaga proses produksi serta penyaluran es balok dalam tiap musim.

3) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen, yaitu pengiriman es balok tepat pada waktunya.

4) Bekerja sama dengan perusahaan sejenis dalam hal produksi dan pemasaran.

c. Harga dan Hasil Penjualan

Perusahaan ini dalam menentukan harga jual berdasarkan atas biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, di samping itu juga didasarkan atas harga dari pesaing agar pelanggan tidak beralaih pada perusahaan lainnya. Adapun harga jual dan volume penjualan selama lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Data Penjualan Es Balok

|Tahun |Penjualan per balok es |Harga per Balok es |Total Penjualan |

|2001 |1.011.124 |1250 |1.264.038.450 |

|2002 |949.047 |1600 |1.518.479.950 |

|2003 |892.913 |1850 |1.651.890.000 |

|2004 |755.462 |2400 |1.813.110.000 |

|2005 |748.132 |2800 |2.094.769 |

Sumber data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.

d. Saluran Distribusi

Distribusi adalah saluran dimana perusahaan menyalurkan hasil produksinya ke konsumen akhir. Adapun saluran distribusi yang ditetapkan oleh PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah:

1) PRODUSEN AGEN PENGECER KONSUMEN AKHIR

2) PRODUSEN AGEN KONSUMEN AKHIR

8. Informasi Keuangan

Data keuangan yang akan peneliti sajikan dari rahun 2001 sampai dengan tahun 2005 terdiri dari:

a. Harga Pokok Penjualan

b. Laporan Laba Rugi

c. Neraca

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Perusahaan PT. PancaEira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan merencakan mengganti mesin produksi lama dengan mesin baru. Adapun mesin produksi yang diganti adalah mesin pendingin es balok Penggantian tersebut diharapkan dapat menjamin kelancaran jalannya proses produksi di perusahaan. Mesin produksi yang baru ini mempunyai umur ekonomis selama 10 tahun dengan nilai sisa sebesar 50.000.000 dan mempunyai kapasitas produksi sebesar 35.000 kg per hari atau mampu menghasilkan 1.400 es balok untuk sekali produksi. Sedangkan mesin produksi yang lama hanya mempunyai kapasitas produksi sebesar 22.000 kg atau mampu menghasilkan 880 balok es untuk sekali produksi.

Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemecahan masalah perlu adanya suatu langkah-langkah pemecahan masalah yang sekaligus berfungsi sebagai alat analisis untuk menilai layak tidaknya penggantian mesin pendingin tersebut. Ditinjau dari kenaikan permintaan konsumen dan kurangnya produksi yang disebabkan oleh kerusakan mesin, maka peneliti menggunakan analisis aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan. Langkah-langkah untuk membuktikan pemecahan masalah tersebut adalah:

1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar dan pemasaran perlu dilakukan untuk mengetahui peluan pasar dari produk yang dihasilkan. Dilihat dari kedudukan pasar dan keadaan pesaing dalam dunia usaha, maka untuk menganalisis peluang pasar dianalisis melalui penjualan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel penjualan es balok diatas.

Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kedudukan produk dipasar sangat kuat, hal ini tercermin pada jumlah penjualan es balok yang selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut akan sulit dipertahankan atau ditingkatkan apabila tetap mempertahankan mesin lama yang sering mengalami kerusakan.

Peneliti dalam hal ini menganalisis peluang pasar, perlu mengkaji jumlah penjualan es balok dimasa yang akan datang. Peramalan yang akan digunakan adalah metode trend, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai prospek penjualan dari PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan dari data tabel penjualan diatas.

a. Metode Trend Linier

Tabel 7

Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Linier

(Dalam rupiah)

|Tahun |Penjualan |x |x2 |xYt |

|(n) |(Yt) | | | |

|2001 |1.264.038.450 |-2 |4 |- 2.528.076.900 |

|2002 |1.518.474.950 |-1 |1 |- 1.518.474.950 |

|2003 |1.651.890.000 |0 |0 |0 |

|2004 |1.813.110.000 |1 |1 |1.813.110.000 |

|2005 |2.094.769.000 |2 |4 |4.189.538.000 |

|n |8.342.282.400 |0 |10 |1.956.096.150 |

Sumber Data: Tabel 6 diolah

Persamaan garis lurus dalam metode trend linier yaitu Yt1 = a + bx, dimana nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

a = [pic] b = [pic]

a = [pic] b = [pic]

a = 1.668.456.480 b = 195.609.615

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es balok setiap tahun dengan memasukkan nilai a dan b ke dalam rumus Yt1 = a + bx. Disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun yag akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Yt1 = 1.668.456.480 + 195.609.615 (x).

Tabel 8

Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Linier

(dalam rupiah)

|Tahun |A |bx |Yt1 |Yt – Yt1 |

|2001 |1.668.456.480 |195.609.615 (-2) |1.277.237.250 |-13.198.800 |

|2002 |1.668.456.480 |195.609.615 (-1) |1.472.846.865 |45.628.085 |

|2003 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 0 ) |1.668.456.480 |- 16.566.480 |

|2004 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 1 ) |1.846.066.095 |- 50.956.095 |

|2005 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 2 ) |2.059.675.710 |35.093.290 |

Sumber Data: Tabel 7 diolah

b. Metode Trend Kuadratik

Tabel 9

Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Kuadratik

(dalam rupiah)

|Tahun |Yt |x |x2 |x4 |xYt |x2Yt |

|2001 |1.264.038.450 |-2 |4 |16 |- 2.528.076.900 |5.056.153.800 |

|2002 |1.518.474.950 |-1 |1 |1 |- 1.518.474.950 |1.518.474.950 |

|2003 |1.651.890.000 |0 |0 |0 |0 |0 |

|2004 |1.813.110.000 |1 |1 |1 |1.813.110.000 |1.813.110.000 |

|2005 |2.094.769.000 |2 |4 |16 |4.189.538.000 |8.379.076.000 |

|n |8.342.282.400 |0 |10 |34 |1.956.096.150 |16.766.814.750 |

Sumber Data: Tabel 6 diolah

Persamaan garis lurus dalam metode trend kuadratik yaitu Yt1 = a + bx + cx2, dimana nilai a, b dan c dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

b = [pic]

= [pic] = 195.609.615

c = [pic]

= [pic]

= [pic]

= [pic] = 5.874.996,53.

a = [pic]

= [pic]

= [pic] = 1.656.706.486,94

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es balok tiap tahun dengan memasukkan nilai a, b dan c ke dalam rumus

Yt1 = a + bx + cx2 disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu:

Yt1 = 1.656.706.486,94 + 195.609.615 (x) + 5.874.996,53 (x)

Tabel 10

Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Kuadratik

(dalam rupiah)

|Tahun |a |Bx |cx2 |Yt1 |Yt – Yt1 |

|2001 |1.656.706.486,94 |195.609.615 (-2) |5.874.996,53 (4) |1.288.987.242 |- 24.948.792 |

|2002 |1.656.706.486,94 |195.609.615 (-1) |5.874.996,53 (1) |1.466.971.868 |51.503.082 |

|2003 |1.656.706.486,94 |195.609.615 ( 0 ) |5.874.996,53 (0) |1.656.706.486,94 |- 4.816.487,06 |

|2004 |1.656.706.486,94 |195.609.615 ( 1 ) |5.874.996,53 (1) |1.858.191.098 |45.081.098 |

|2005 |1.656.706.486,94 |195.609.615 ( 2 ) |5.874.996,53 (4) |2.071.425.702 |23.343.298 |

Sumber Data: Tabel 9 diolah

c. Metode Trend Simple Exponential

Tabel 11

Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Simple Exponential

(dalam rupiah)

|Tahun |Yt |x |x2 |Log Yt |x(Log Yt) |Log Yt1 |

|2001 |1.264.038.450 |-2 |4 |9,1018 |- 18,2036 |9,11302 |

|2002 |1.518.474.950 |-1 |1 |9,1814 |- 9,1814 |9,16458 |

|2003 |1.651.890.000 |0 |0 |9,2180 |0 |9,21614 |

|2004 |1.813.110.000 |1 |1 |9,2584 |9,2584 |9,2677 |

|2005 |2.094.769.000 |2 |4 |9,31211 |18,6422 |9,31926 |

|n |8.342.282.400 |0 |10 |46,0807 |0,5156 |- |

Sumber Data: Tabel 6 diolah

Persamaan garis lurus dalam metode trend simple exponential yaitu Log Yt1 = Log a + Log b (x), dimana nilai log a dan log b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Log a = [pic]

= [pic] = 9,21614

Log b = [pic]

= [pic] = 0,05156

Berdasarkan perhitungan diata, maka dapat dicari ramalan penjualan es balok setiap tahun dengan nilai loh a dan log b ke dalam rumus Log Ytt = Log a + Log b (x), disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Log Yt1 = 9,21614 + 0,05156 (x)

Tabel 12

Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Simple Exponential

(dalam rupiah)

|Tahun |Log a |Log b (x) |Log Yt1 = Yt1 |Yt – Yt1 |

|2001 |9,21614 |0,05156 (-2) |9,11302 = 1.297.239.010 |- 33.200.560 |

|2002 |9,21614 |0,05156 (-1 ) |9,16458 = 1.460.763.807 |57.711.143 |

|2003 |9,21614 |0,05156 ( 0 ) |9,21614 = 1.644.901.891 |6.988.109 |

|2004 |9,21614 |0,05156 ( 1 ) |9,2677 = 1.852.251.691 |- 39.141.691 |

|2005 |9,21614 |0,05156 ( 2 ) |9,31926 = 2.085.739.183 |9.029.817 |

Sumber Data : Tabel 11 diolah

Estimasi penjualan es balok dari masing-masing metode trend tersebut adalah:

Tabel 13

Hasil Estimasi dari ketiga Metode Trend Penjualan

(dalam rupiah)

|Tahun |Yt1 |Yt1 |Yt1 |

| |(Trend Linier) |(Trend Kuadratik) |(Trend Simple Exponential) |

|2001 |1.277.237.250 |1.288.987.242 |1.297.239.010 |

|2002 |1.472.846.865 |1.466.971.868 |1.460.763.807 |

|2003 |1.668.456.480 |1.656.706.486,94 |1.644.901.891 |

|2004 |1.846.066.095 |1.858.191.098 |1.852.251.691 |

|2005 |2.059.675.710 |2.071.425.702 |2.085.739.183 |

Sumber Data : Tabel 8, 10, 12.

Berdasarkan hasil perhitungan ketiga metode trend diatas, kemudian dicari metode trend yang paling cocok untuk memprediksi peramalan penjualan es balok dengan menggunakan analisis selisih kuadrat terkecil yaitu dengan formula sebagai berikut:

Tabel 14

Analisis Selisih Kuadrat Terkecil

|Tahun |Trend Linier |Trend Kuadratik |Trend Simple Exponential |

| |(Yt – Yt1)2 |(Yt – Yt1)2 |(Yt – Yt1)2 |

|2001 |1742.208.321.400.000 |622.442.222.300.000 |190.359.482.700.000 |

|2002 |2.081.922.141.000.000 |2.652.567.455.000.000 |82.868.062.860.000.000 |

|2003 |274.448.259.600.000 |23.198.547.600.000 |1.048.083.823.000.000.000 |

|2004 |1.596.523.618.000.000 |2.032.305.397.000.000 |472.010.560.100.000.000 |

|2005 |1.231.539.003.000.000 |544.909.561.500.000 |307.100.907.600.000.000 |

|[pic] |4.358.641.343.300.000 |6.108.912.321.000.000.000 |1.910.253.713.000.000.000 |

Sumber Data : Tabel 8, 10, 12 diolah

Hasil perhitungan analisis selisih kuadrat terkecil menunjukkan bahwa metode trend linier mempunyai nilai estimasi terendah yaitu sebesar Rp 1.498.627.662.000.000.000. Karena selisih yang terendah menunjukkan peramalan yang mendekati kebenaran, maka metode trend linier akan digunakan untuk meramalkan penjualan es balok.

Tabel 15

Estimasi Penjualan Es Balok

(dalam rupiah)

|Tahun |A |bx |Yt1 |

|2006 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 3 ) |2.255.285.325 |

|2007 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 4 ) |2.450.894.940 |

|2008 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 5 ) |2.646.504.555 |

|2009 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 6 ) |2.842.114.170 |

|2010 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 7 ) |3.037.723.785 |

|2011 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 8 ) |3.233.333.400 |

|2012 |1.668.456.480 |195.609.615 ( 9 ) |3.428.993.015 |

|2013 |1.668.456.480 |195.609.615 (10) |3.324.552.630 |

|2014 |1.668.456.480 |195.609.615 (11) |3.820.162.245 |

|1015 |1.668.456.480 |195.609.615 (12) |4.015.771.860 |

Sumber data : Tabel 7 diolah

Jadi, berdasarkan aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan.

d. Pengawasan Peramalan

Dalam pengawasan peramalan metode yang dipakai adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average absolute error), dengan rumus:

AAE = [pic]

= [pic] = 0

Jadi, berdasarkan pengawasan peramalan dengan metode kesalahan absolut rata-rata dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak ada kesalahan karena hasil dari AAE adalah nol (0).

2. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan cara menganalisis:

a. Sumber Dana Investasi dan Kebutuhan Investasi

Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam merealisasi rencana investasi penggantian aktiva mesin produksi membutuhkan dana sebesar Rp 1.200.000.000 dengan perincian sebagai berikut:

Mesin Pendingin = Rp 1.170.000.000

Biaya Pemasangan = Rp 30.000.000 +

Total Investasi = RP 1.200.000.000

Mesin pendingin tersebut mempunyai umur ekonomis selama 10 tahun, dengan nilai residu sebesar Rp 50.000.000 dan metode penyusutan yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus.

Depresiasi = [pic]

Depresiasi = [pic]

= Rp 115.000.000

Dana yang digunakan untuk membiayai investasi penggantian tersebut berasal dari modal sendiri dan hutang jangka panjang serta hasil penjualan mesin lama yang diperkirakan terjual sebesar Rp 85.000.000. Mesin tersebut dibeli pada tahun 1990 seharga Rp 350.000.000 dan mempunyai umur ekonomis 10 tahun dan nilai residu sebesar Rp 20.000.000, dengan perhitungan nilai residu sebagai berikut:

Tabel 16

Perhitungan Nilai Residu (Metode Garis Lurus)

|Tahun |Biaya Penyusutan |Akm. Penyusutan |Nilai Residu |

|0 | | |350.000.000 |

|1 |33.000.000 |33.000.000 |317.000.000 |

|2 |33.000.000 |66.000.000 |284.000.000 |

|3 |33.000.000 |99.000.000 |251.000.000 |

|4 |33.000.000 |132.000.000 |218.000.000 |

|5 |33.000.000 |165.000.000 |185.000.000 |

|6 |33.000.000 |198.000.000 |152.000.000 |

|7 |33.000.000 |231.000.000 |119.000.000 |

|8 |33.000.000 |264.000.000 |83.000.000 |

|9 |33.000.000 |297.000.000 |53.000.000 |

|10 |33.000.000 |330.000.000 |20.000.000 |

Sumber data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Perhitungan pajak penghasilan atas penjualan mesin lama adalah sebagai berikut:

Harga jual mesin lama = Rp 35.000.000

Harga beli mesin lama = Rp 350.000.000

Akm. Penyusutan = Rp 330.000.000 –

Nilai residu mesin lama = Rp 20.000.000 –

Keuntungan = Rp 15.000.000

Tarif pajak (10%) = Rp 1.500.000

Perincian sumber dana yang berasal dari penjualan mesin lama adalah sebagai berikut:

Pajak Penghasilan + Penjualan Mesin Lama

Rp 1.500.000 + Rp 35.000.000 = Rp 36.500.000

Adapun perhitungan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin produksi adalah sebagai berikut:

Harga beli mesin baru = Rp 1.170.000.000

Biaya pemasangan = Rp 30.000.000 +

Harga perolehan = Rp 1.200.000.000

Penjualan mesin lama = Rp 35.000.000

Pajak atas keuntungan-

Penjualan mesin lama = Rp 1.500.000 +

= Rp 36.500.000 –

Unitial investasi (Investasi Awal) = Rp 1.163.500.000

Jadi, besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin produksi sebesar Rp 1.163.500.000. Dana tersebut dibiayai dengan modal sendiri sebesar Rp 763.500.000, dan sisanya sebesar Rp 400.000.000 dibiayai dengan hutang jangka panjang dari Bank Central Asia (BCA) dengan tingkat bunga sebesar 17 % tiap tahun dari sisa hutang selama 5 tahun.

1) Bunga

Perusahaan PT. Panca Wira UsahaUnit Pabrik Es Kasri Pandaan dalam melaksanakan investasi penggantian mesin mendapat pinjaman dari BCA sebesar Rp 400.000.000 dengan bunga sebesar 17 % setiap tahunnya dari sisa hutang dalam jangka waktu 5 tahun. Berikut ini peneliti akan menyajikan tabel angsuran dan bunga yang harus dibayar oleh perusahaan setai tahunnya.

Tabel 17

Angsuran dan Bunga Yang Harus Dibayar Tiap Tahunnya

(dalam rupiah)

|Kewajiban Membayar |

|Tahun |Pinjaman |Angsuran |Bunga |Jumlah |

| |Pokok | |17 % pertahun | |

|2006 |400.000.000 |80.000.000 |68.000.000 |148.000.000 |

|2007 |320.000.000 |80.000.000 |54.400.000 |134.400.000 |

|2008 |240.000.000 |80.000.000 |40.800.000 |120.800.000 |

|2009 |160.000.000 |80.000.000 |27.200.000 |107.200.000 |

|2010 |80.000.000 |80.000.000 |13.600.000 |93.600.000 |

Sumber data: Data Primer diolah

Keterangan

a) Besarnya angsuran tiap tahun

[pic]

b) Besarnya bunga yang harus dibayar tiap tahun

1) 17 % x Rp 400.000.000 = Rp 68.000.000

2) 17 % x Rp 320.000.000 = Rp 54.400.000

3) 17 % x Rp 240.000.000 = Rp 40.800.000

4) 17 % x Rp 160.000.000 = Rp 27.200.000

5) 17 % x Rp 80.000.000 = Rp 13.600.000

2) Pajak

Pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan menurut Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 hal. 122, dengan tariff pajak sebagai berikut:

Tabel 18

Tarif Pajak Penghasilan

|No |Besarnya Penghasilan Kena Pajak |Tarif Pajak |

|1 |Rp 0 s/d Rp 50.000.000 |10 % |

|2 |Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000 |15 % |

|3 |Diatas Rp 100.000.000 |30 % |

Sumber data: UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000

Perhitungan pajak perseroan disajikan pada lampiran 7

b. Aliran Arus Kas

1) Aliran Arus Kas Masuk (Cash In Flow)

Aliran kas masuk meliputi semua pemasukan kas sebagai hasil investasi yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan akan membeli aktiva mesin produksi yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi yang sekaligus dapat meningkatkan pandapatan. Arus kas masuk terutama datang dari hasil penjualan produk, penjualan mesin lama dan pendapatan lain-lain.

2) Aliran Kas Arus Keluar (Cash Out Flow)

Aliran kas keluar meliputi semua pengeluaran yang berkaitan dengan pembelian aktiva mesin produksi. Arus kas keluar terdiri dari investasi proyek penggantian mesin, pembayaran angsuran, beban bunga dan pajak perseroan.

Sebagai dasar dalam menghitung estimasi laba rugi (tabel 19) dan arus kas (tabel 20) terlebih dahulu membuat estimasi penjualan es, pendapatan jasa angkut es, pendapatan lain-lain, hpp, biaya operasional (pemasaran).

Tabel 19

Estimasi Laba Rugi

2006 – 2015

PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Keterangan |

Sumber Data: data Primer diolah

c. Biaya Modal (Cost of Capital)

Perhitungan biaya modal dilakukan dengan cara menambahkan bunga standar Sertifikat Bank Indonesia (suku bunga SBI tanggal 16 Mei 2001) dengan premi resiko (besarnya premi resiko antara 5 % sampai dengan 7 %).

Biaya modal = suku bunga SBI + Premi Resiko

= 12,15 % + 7 %

= 19,15 %

Jadi, besarnya biaya modal adalah 19,15 %, bunga ini akan digunakan dalam perhitungan NPV.

d. Kriteria Penilaian Investasi

1) Metode Payback Period (PP)

Metode untuk menghitung periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas bersih (net cash flow). Peneliti menggunakan Payback Period yang arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas yang didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang investasi dengan rumus sebagai berikut:

Diskonto arus kas = [pic]

Tabel 21

Perhitungan Arus Kas yang Didiskontokan

(dalam rupiah)

|Tahun |Arus Kas |Diskonto 19,15 % |Arus Kas yang Didiskontokan |

| | |(1 + 0,1915)n |[pic] |

|2006 |844.106.994,5 |1,1915 |708.440.616,4 |

|2007 |1.193.040.622,9 |1,4197 |840.346.990,2 |

|2008 |1.331.964.270,8 |1,6915 |787.445.622,2 |

|2009 |1.470.907.917,5 |2,0155 |729.798.023,8 |

|2010 |1.610.141.564,6 |2,4014 |670.501.192,6 |

|2011 |1.918.775.205,6 |2,8613 |670.595.605,1 |

|2012 |1.958.223.858,2 |3,4092 |574.393.951,1 |

|2013 |2.087.602.503,8 |4,0621 |513.921.986,9 |

|2014 |2.217.016.152,8 |4,8400 |458.061.188,4 |

|2015 |2.346.426.298,6 |5,7669 |406.878.270,5 |

Sumber Data: Tabel 20 diolah

Arus kas keluar = Rp 1.163.500.000

Arus kas masuk tahap ke-1 = Rp (708.440.616,4) –

Investasi belum tertutup = Rp 455.059.383,6

PP = [pic]x 1 Tahun

= [pic]x 1 Tahun

= 0,545 Tahun

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima karena PP sebesar 2,08 tahun lebih kecil dari waktu pengembalian yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 > 10).

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat estimasi Earning After Tax (EAT).

Tabel 22

Estimasi Earning After Tax (EAT)

(dalam rupiah)

|Tahun |EAT |

|2006 |809.106.977,4 |

|2007 |1.158.040.622,9 |

|2008 |1.296.974.270,8 |

|2009 |1.435.907.917,1 |

|2010 |1.574.841.564,6 |

|2011 |1.713.775.211,6 |

|2012 |1.843.223.850,2 |

|2013 |1.969.602.503,6 |

|2014 |2.102.016.152,8 |

|2015 |2.231.426.298,6 |

|[pic] |13.903.489.115,6 |

Sumber data: Tabel 14 diolah

Rata-rata EAT = [pic]

= [pic] = 1.390.348.911,56

ARR = [pic]x 100 %

= 119,5 %

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian mesin produksi layak dilaksanakan karena ARR sebesar 119,5 %lebih besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 % (119,5 % > 19,15 %).

3) Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mencari selisih antara jumlah kas yang masuk ke dalam dana proyek dengan kas yang keluar dari dana proyek tiap tahunnya, dengan tingkat biaya modal (cost of capital) yang digunakan.

Tabel 23

Net Present Value (NPV)

(dalam rupiah)

|Tahun |Arus Kas Masuk |19,15 % |[pic] |

| |([pic]) |(1 + 0,1915)n | |

|2006 |844.106.994,5 |1,1915 |708.440.616,4 |

|2007 |1.193.040.622,9 |1,4197 |840.346.990,2 |

|2008 |1.331.964.270,8 |1,6915 |787.445.622,2 |

|2009 |1.470.907.917,5 |2,0155 |729.798.023,8 |

|2010 |1.610.141.564,6 |2,4014 |670.501.192,6 |

|2011 |1.918.775.205,6 |2,8613 |670.595.605,1 |

|2012 |1.958.223.858,2 |3,4092 |574.393.951,1 |

|2013 |2.087.602.503,8 |4,0621 |513.921.986,9 |

|2014 |2.217.016.152,8 |4,8400 |458.061.188,4 |

|2015 |2.346.426.298,6 |5,7669 |406.878.270,5 |

|[pic] |16.978.205.386,3 |29.6591 |6.360.383.447,2 |

Sumber data: Tabel 20 diolah

NPV = [pic]- I0

NPV = 6.360.383.447,2 - 1.163.500.000 = 5.196.883447,2

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima dan layak dilaksanakan karena nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih besar dari nol ( 0 ).

4) Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang bila digunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada keadaan ini NPV = 0.

Tabel 24

Internal Rate of Return (IRR)

(dalam rupiah)

|Tahun |Arus Kas Masuk |DF |PV dari |DF |PV dari |

| | |35 % |Arus Kas Masuk |36 % |Arus Kas Masuk |

|2006 |844.106.994,5 |0741 |625.482.282,9 |0,735 |620.418.641 |

|2007 |1.193.040.622,9 |0,549 |654.979.301,5 |0,541 |645.434.976,5 |

|2008 |1.331.964.270,8 |0,406 |971.309.992,1 |0,398 |530.121.779,5 |

|2009 |1.470.907.917,5 |0,301 |442.743.283 |0,292 |429.505.111,8 |

|2010 |1.610.141.564,6 |0,223 |359.061.568,8 |0,215 |346.180.436,3 |

|2011 |1.918.775.205,6 |0,165 |316.997.908,8 |0,158 |330.166.482,4 |

|2012 |1.958.223.858,2 |0,122 |238.903.310,7 |0,116 |227.153.967,5 |

|2013 |2.087.602.503,8 |0,091 |189.971.827,8 |0,085 |177.446.212,8 |

|2014 |2.217.016.152,8 |0,067 |148.540.082,2 |0,063 |139.672.017,6 |

|2015 |2.346.426.298,6 |0,050 |117.321.314,9 |0,046 |107.935.609,7 |

|Total 3.764.910.872,7 3.554.035.235,1 |

|Investasi 1.163.500.000 1.163.500.000 |

|NPV 2.601.410.872,7 2.390.535.235,1 |

Sumber Data:Tabel 20 diolah

IRR = i1 - [pic](i2 – i1)

IRR = 35 % - [pic](35% - 36%)

IRR = 35 % - [pic](1%)

IRR = 35 % - 12,37 %

IRR = 22,63 %

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga relevan (19,15%).

5) Metode Profitability Index (PI)

Metode ini menghitung nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.

PI = [pic]

PI = 5,47

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena PI sebesar 5,47 lebih besar dari 1 (5,47 >1).

6) Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

MIRR merupakan merupakan suatu tingkat diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari nilai terminal (terminal value) dengan investasi awalnya.

Tabel 25

Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

|Tahun |Arus Kas Masuk |(1 + k)n-t |[pic](1 + k)n-t |

| |[pic] |(1 + 0,1915)n-t | |

|2006 |844.106.994,5 |4,8400 |4.085.477.853,38 |

|2007 |1.193.040.622,9 |4,0621 |4.846.250.314,28 |

|2008 |1.331.964.270,8 |3,4092 |4.540.932.592,01 |

|2009 |1.470.907.917,5 |2,8613 |4.208.708.824,34 |

|2010 |1.610.141.564,6 |2,4014 |3.866.593.953,23 |

|2011 |1.918.775.205,6 |2,0155 |3.867.231.426,89 |

|2012 |1.958.223.858,2 |1,6915 |3.312.335.656,15 |

|2013 |2.087.602.503,8 |1,4197 |2.963.769.274,64 |

|2014 |2.217.016.152,8 |1,1915 |2.641.574.746,06 |

|2014 |2.346.426.298,6 |1,0000 |2.346.426.298,6 |

|[pic] |16.978.205.386,3 |24,8922 |36.679.360.943,58 |

Sumber Data: Tabel 20 diolah

[pic] = I0

[pic] = 1.163.500.000

(1 + MIRR)10 = [pic]

(1 + MIRR)10 = 31,525

10 log((1 + MIRR) = log 31,525

10 log (1 + MIRR) = 1,4987

Log (1 + MIRR) = [pic]

Log (1 + MIRR) = 0,04987

(1 + MIRR) = 1,4121

MIRR = 1,4121 – 1

MIRR = 0,4121 = 41,21 %

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar 41,21 % lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % > 19,15 %)

D. Pembahasan

Hasil dari analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan karena PP sebesar 2,08 tahun lebih kecil dari waktu pengembalian yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 >10).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Avarage Rate of Return (ARR), diketahui bahwa penggantian mesin produksi layak dilaksanakan karena ARR sebesar 119,5 %lebih besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 % (119,5 % > 19,15 %).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan layak dilaksanakan karena nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih besar dari nol ( 0 ).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga relevan (19,15 %).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Profitability Index (PI), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena PI sebesar 2,02 lebih besar dari 1 (5,47 > 1).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar 41,21 % lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % > 19,15 %).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdaasarkan hasil analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

2. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan metode Avarage Rate of Return (ARR), diketahui bahwa penggantian mesin produksi layak untuk dilaksanakan.

4. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan metode Net Present Value (NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan layak dilaksanakan.

5. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.

6. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan metode Profitability Index (PI), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.

7. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.

B. Saran

Setelah diuraikan dari beberapa kesimpulan diatas tersebut, maka perlu dikemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan investasi yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Mengingat analisis kelayakan investasi sangat penting terhadap keberhasilan suatu rencana investasi dan dapat berdampak terhadap aspek-aspek yang lain, maka perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi hendaknya investasi tersebut dianalisis dengan cermat.

b. Perusahaan dalam memperhitungkan biaya modal sebaiknya menggunakan suku bunga berdasarkan Sertifikat Bank Indonesia ditambah dengan premi resio karena perusahaan tersebut belum Go Public.

c. Perusahaan dalam memperhitungkan arus kas bersih sebaiknya menggunakan pendekatan arus kas karena pendekatan tersebut telah mengcover adanya angsuran kredit dan bunga pinjaman.

d. Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa investasi penggantian mesin pendingin mendatangkan keuntungan, dengan demikian usulan investasi penggantian tersebut dapat diterima dan layak untuk dilaksanakan guna kelancaran kegiatan operasional perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Kreditur

Sebaiknya investor dalam menginvestasikan dananya pada suatu proyek mempertimbangkan dengan cermat apakah proyek tersebut benar-benar layak atau tidak untuk dilaksanakan, karena dengan begitu resiko kerugian yang akan diderita oleh investor tersebut akan semakin kecil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kelayakan suatu proyek atau bisnis hendaknya memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek tersebut, sehingga hasil yang diperoleh nantinya benar-benar valid dan tidak menimbulkan dampak yang negatif terhadap perusahaan atau organisasi yang melakukan proyek tersebut, serta tidak menimbulkan dampak yang negatif pula terhadap faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Rindyah Hanafi. 2002. Pengantar Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Apandi, Nasehatun. 2000. Budget dan Control, Penerbit Grasindo, Anggota IKAPI, Jakarta.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Husnan, Suad dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jilid Lengkap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Millenium, Penerbit PT. Prehallindo, Jakarta.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan, Edisi Lima, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Retnaningtyas, Diah. 2000. Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang.

Riyanro, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sutojo, Sisiwanto. 2002. Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik dan Proses, Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Syarafuddin, Alwi. 2002. Alat-alat Analisis Dan Pembelanjaan, Edisi Keempat, Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta.

Undang-undang Perpajakan. 2000. Penerbit Citra Umbara, Bandung.

Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid I, Edisi Kedua, Penerbit UMM Press, Malang.

Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas. 2000. Manajemen Keuangan, Jilid I, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lampiran 1

Data Karyawan

2005

PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|No |Keterangan |Karyawan Tetap |Karyawan |Jumlah |

| | | |Harian | |

|1 |Kepala Unit |1 |- |1 |

|2 |Kepala Bag Administrasi |1 |- |1 |

|3 |Kepala Sub Bag. Umum dan Tata Usaha |1 |- |1 |

|4 |Pelaksana Urusan Ketatausahaan dan kasir |6 |- |6 |

|5 |Pelaksana Urusan Kendaraan |7 |- |7 |

|6 |Pelaksana Urusan Umum dan Keamanan |2 |- |2 |

|7 |Kepala Sub Bag. Gudang |1 |- |1 |

|8 |Kepala Sub Bag. Kesehatan |1 |- |1 |

|9 |Kepala Bag. Produksi dan Pemeliharaan |1 |- |1 |

|10 |Kepala Sub Bag, Produksi |1 |- |1 |

|11 |Pelaksana Produksi |20 |15 |35 |

|12 |Kepala Sub Bag. Pemeliharaan |1 |- |1 |

|13 |Pelaksana Urusan Pemeliharaan |4 |- |4 |

|14 |Kepala Bag. Pemasaran |1 |- |1 |

|15 |Pelaksana Pemasaran |4 |- |4 |

|16 |Pelaksana Urusan Pengiriman |7 |- |7 |

|17 |Pelaksana Urusan Penagihan |4 |- |4 |

| |Jumlah |63 Orang |15 Orang |78 Orang |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 2

Data Mesin Produksi

2005

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|No |Keterangan |Jumlah |

|1 |Turbin Air Merek Voith |2 |

|2 |Diesel, terdiri dari : | |

| |Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 6 V 17,5 / 22 B |2 |

| |Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 8 V 17,5 / 22 B |2 |

|3 |Bak Pendingin atau Kuip |4 |

|4 |Mesin Pendingin |4 |

|Jumlah |14 buah |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan

Data Mesin Produksi yang Rusak

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Jenis Mesin : Mesin Pendingin |

|Tahun Pembelian : 1990 |

|Harga Perolehan : Rp 350.000.000 |

|Kapasitas Produksi : 22.000 Kg atau 880 Balok Es untuk sekali produksi |

|Umur Ekonomis : 10 Tahun |

|Nilai Residu : Rp 20.000.000 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 3

Analisis Pendapatan Jasa Angkut Es

2001-2005

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |Yt |X |x2 |xYt |

|2001 |224.556.500 |-2 |4 |- 449.113.000 |

|2002 |497.162.300 |-1 |1 |- 797.162.300 |

|2003 |563.398.000 |0 |0 |0 |

|2004 |769.734.250 |1 |1 |769.734.250 |

|2005 |851.250.000 |2 |4 |1.702.500.000 |

|n |2.906.092.050 |0 |10 |1.225.958.950 |

Sumber data: Data Primer diolah

a = [pic] b = [pic]

= [pic] = [pic]

= 581.218.410 = 122.595.895

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 581.218.410 - 122.595.895 (x)

Estimasi Pendapatan Jasa Angkut Es

2006 - 2015

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |x |a |b (x) |Yt1 |

|2006 |3 |581.218.410 |122.595.895 ( 3 ) |649.006.095 |

|2007 |4 |581.218.410 |122.595.895 ( 4 ) |1.071.601.990 |

|2008 |5 |581.218.410 |122.595.895 ( 5 ) |1.194.197.885 |

|2009 |6 |581.218.410 |122.595.895 ( 6 ) |1.316.793.780 |

|2010 |7 |581.218.410 |122.595.895 ( 7 ) |1.439.389.675 |

|2011 |8 |581.218.410 |122.595.895 ( 8 ) |1.561.985.570 |

|2012 |9 |581.218.410 |122.595.895 ( 9 ) |1.684.581.465 |

|2013 |10 |581.218.410 |122.595.895 (10) |1.807.177.360 |

|2014 |11 |581.218.410 |122.595.895 (11) |1.929.773.255 |

|2015 |12 |581.218.410 |122.595.895 (12) |2.052.369.150 |

Lampiran 4

Analisis Pendapatan Lain-lain

2001-2005

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |Yt |X |x2 |xYt |

|2001 | 9.916.259 |- 2 |4 |- 19.832.518 |

|2002 |11.230.500 |- 1 |1 |- 11.230.500 |

|2003 |12.575.000 |0 |0 |0 |

|2004 |33.425.000 |1 |1 |33.425.000 |

|2005 |21.045.000 |2 |4 |42.090.000 |

|n |108.191.759 |0 |10 |44.451.982 |

Sumber data: Data Primer diolah

a = [pic] b = [pic]

= [pic] = [pic]

= 21.638.351,8 = 4.445.198,2

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 21.638.351,8 – 4.445.198,2 (x)

Estimasi Pendapatan Lain-lain

2006 - 2015

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |x |a |b (x) |Yt1 |

|2006 |3 |21.638.351,8 |4.445.198,2 ( 3 ) |34.973.946,4 |

|2007 |4 |21.638.351,8 |4.445.198,2 ( 4 ) |39.419.144,6 |

|2008 |5 |21.638.351,8 |4.445.198,2 ( 5 ) |43.864.342,8 |

|2009 |6 |21.638.351,8 |4.445.198,2 ( 6 ) |48.903.541 |

|2010 |7 |21.638.351,8 |4.445.198,2 ( 7 ) |52.754.739,2 |

|2011 |8 |21.638.351,8 |4.445.198,2 ( 8 ) |57.199.937,4 |

|2012 |9 |21.638.351,8 |4.445.198,26 ( 9 ) |61.645.135,6 |

|2013 |10 |21.638.351,8 |4.445.198,2 (10) |66.090.330,8 |

|2014 |11 |21.638.351,8 |4.445.198,2 (11) |70.535.532 |

|2015 |12 |21.638.351,8 |4.445.198,2 (12) |74.980.730,2 |

Sumber data: Data Primer diolah

Lampiran 5

Analisis Harga Pokok Penjualan (HPP)

2001-2005

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |Yt |X |x2 |xYt |

|2001 |689.554.055 |- 2 |4 |- 1.379.108.110 |

|2002 |775.906.284 |- 1 |1 |- 775.906.284 |

|2003 |797.802.213 |0 |0 |0 |

|2004 |955.976.698 |1 |1 |955.976.698 |

|2005 |970.963.160 |2 |4 |1.941.926.320 |

|n |4.190.204.410 |0 |10 | 762.888.624 |

Sumber data: Data Primer diolah

a = [pic] b = [pic]

= [pic] = [pic]

= 818.168.700 = 73.861.750,4

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 838.040.882 - 76.288.862,4 (x)

Estimasi Harga Pokok Penjualan (HPP)

2006 - 2015

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |x |a |b (x) |Yt1 |

|2006 |3 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 3 ) |1.066.907.469,2 |

|2007 |4 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 4 ) |1.143.196.331,6 |

|2008 |5 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 5 ) |1.219.485.194 |

|2009 |6 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 6 ) |1.295.774.056,4 |

|2010 |7 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 7 ) |1.372.062.918,8 |

|2011 |8 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 8 ) |1.448.351.781,2 |

|2012 |9 |838.040.882 |76.288.862,4 ( 9 ) |1.524.640.643,6 |

|2013 |10 |838.040.882 |76.288.862,4 (10) |1.600.929.506 |

|2014 |11 |838.040.882 |76.288.862,4 (11) |1.677.218.368,4 |

|2015 |12 |838.040.882 |76.288.862,4 (12) |1.753.507.230,8 |

Sumber data: Data Primer diolah

Lampiran 6

Analisis Biaya Operasional (Pemasaran)

2001-2005

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |Yt |X |x2 |xYt |

|2001 | 198.237.718 |- 2 |4 | - 396.475.436 |

|2002 |402.481.972 |- 1 |1 |- 402.481.972 |

|2003 |429.320.976 |0 |0 |0 |

|2004 |440.911.550 |1 |1 |440.911.550 |

|2005 |498.584.525 |2 |4 |997.169.050 |

|n |1.969.536.741 |0 |10 | 639.123.192 |

Sumber data: Data Primer diolah

a = [pic] b = [pic]

= [pic] = [pic]

= 393.907.348,2 = 63.912.319,2

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 393.907.348,2 - 63.912.319,2 (x)

Lampiran 6

Estimasi Biaya Operasional (Pemasaran)

2006 - 2015

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |x |a |B (x) |Yt1 |

|2006 |3 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 3 ) |585.644.305,8 |

|2007 |4 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 4 ) |649.556.625 |

|2008 |5 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 5 ) |713.468.944,2 |

|2009 |6 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 6 ) |777.381.263,4 |

|2010 |7 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 7 ) |841.293.582,6 |

|2011 |8 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 8 ) |905.205.901,8 |

|2012 |9 |393.907.348,2 |63.912.319,2 ( 9 ) |969.118.221 |

|2013 |10 |393.907.348,2 |63.912.319,2 (10) |1.033.030.540,02 |

|2014 |11 |393.907.348,2 |63.912.319,2 (11) |1.096.942.859,4 |

|2015 |12 |393.907.348,2 |63.912.319,2 (12) |1.160.855.179,6 |

Sumber data: Data Primer diolah

Lampiran 7

Perhitungan Pajak Perseroan

2006 – 2015

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

|Tahun |[pic]Rp 50jt |Diatas Rp 50 – Rp 100jt |Diatas Rp 10jt |Pajak Perseroan |

| |(10 %) |(15 %) |(30 %) | |

| | |( 2 ) | | |

| |( 1 ) | |( 3 ) |( 1 ) + ( 2 ) + ( 3 ) |

|2006 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 485.658.653,492 |158.197.569,492 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 145.697.569,048 | |

|2007 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 516.510.975,886 |167.453.292,766 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 154.953.292,766 | |

|2008 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 541.364.548,29 |174.909.364,487 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 162.409.364,487 | |

|2009 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 569.217.503,674 |183.265.251,102 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 170.765.251,102 | |

|2010 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 597.070.447 |191.621.134,1 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 179.121.134,1 | |

|2011 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 624.923.390,362 |199.977.017,109 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 187.477.017,109 | |

|2012 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 639.176.337,776 |204.252.301,333 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 191.752.301,333 | |

|2013 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 653.429.286,15 |208.528.785,845 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 196.028.785,845 | |

|2014 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 667.682.232,52 |212.804.669,854 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 200.304.669,854 | |

|2015 |10 % x Rp 50 jt = Rp |15 % x Rp 50 jt |30 % x Rp 681.935.179,9 |217.080.553,97 |

| |5.000.000 |= Rp 7.500.000 |= Rp 204.580.553,97 | |

Lampiran 8

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Harga Pokok Penjualan

2001 – 2005

(dalam rupiah)

|Keterangan |Tahun |Tahun |Tahun |Tahun |Tahun |

| |2001 |2002 |2003 |2004 |2005 |

|Bahan Baku Langsung | | | | | |

|Persediaan Awal Bahan Baku |3.256.250 |79.869.700 |95.435.650 |100.125.625 |102.550.350 |

|Pembalian Bahan Baku |261.802.336 |215.089.225 |200.000.000 |189.600.000 |170.860.500 |

|Biaya Angkut |4.261.700 |760.000 |5.135.000 |4.436.000 |3.980.000 |

|Jumlah Pembelian Bersih |266.046.036 |219.849.225 |205.135.250 |194.036.000 |174.840.500 |

|Jml Bhn Baku Yg Tersedia utk Digunakan |269.320.286 |299.718.925 |300.570.900 |294.161.625 |277.390.850 |

|Persediaan Akhir Bahan Baku |79.869.700 |95.435.650 |100.125.625 |102.550.350 |108.462.040 |

|Jumlah Biaya Pemakaian Bahan Baku (1) |89.450.586 |204.283.275 |200.445.275 |191.611.275 |168.748.810 |

| | | | | | |

|Tenaga Kerja Langsung (2) |195.838.800 |142.857.284 |235.842.343 |264.789.371 |276.825.000 |

|Biaya Overhead Pabrik | | | | | |

|Tenaga Kerja Tak Langsung |180.209.719 |191.359.200 |196.639.665 |244.785.690 |250.060.500 |

|Listrik, Air dan telepon |99.897.750 |102.452.500 |108.728.000 |110.578.250 |117.112.500 |

|Pajak Bumi dan Bangunan |11.586.123 |12.728.750 |13.539.376 |15.117.162 |17.260.500 |

|Biaya Pemeliharaan Bangunan |4.442.400 |5.248.350 |7.322.350 |10.578.250 |13.975.250 |

|Biaya Pemeliharaan Mesin dan Peralatan |80.526.927 |87.486.925 |93.524.700 |95.498.100 |98.525.000 |

|Depresiasi Bangunan |10.000.000 |10.000.000 |10.000.000 |10.000.000 |10.000.000 |

|Depresiasi Mesin dan Peralatan |20.000.000 |20.000.000 |20.000.000 |20.000.000 |20.000.000 |

|Jumlah Overhead Pabrik (3) |406.662.919 |429.365.725 |449.754.095 |506.147.752 |526.935.750 |

| | | | | | |

|Harga Pokok Produksi (1) + (2) + (3) |691.952.305 |776.506.284 |886.041.713 |962.548.398 |972.509.560 |

|Persediaan Awal Barang Jadi |5.926.750 |8.325.000 |8.925.000 |97.164.500 |103.739.200 |

|Persediaan Barang Siap Dijual |697.879.055 |784.831.284 |894.966.713 |1.059.712.098 |1.076.248.760 |

|Persediaan Akhir Barang Jadi |8.325.000 |8.925.000 |97.164.500 |103.739.200 |105.285.600 |

|Harga Pokok Penjualan |689.554.055 |775.906.284 |797.802.213 |955.976.698 |970.963.160 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 9

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Laporan Laba Rugi

2001 – 2005

|Keterangan |Tahun |Tahun |Tahun |Tahun |Tahun |

| |2001 |2002 |2003 |2004 |2005 |

|Penjualan Es |1.264.038.450 |1.518.474.950 |1.651.890.000 |1.813.110.000 |2.094.769.000 |

|Pendapatan Jasa Angkut Es |224.556.500 |497.162.300 |563.389.000 |769.734.250 |851.250.000 |

|Total Penjualan |1.488.594.950 |2.015.637.250 |2.215.279.000 |2.582.844.250 |2.946.019.000 |

|Harga Pokok Penjualan |(689.554.055) |(775.906.284) |(797.802.213) |(955.976.698) |(970.963.160) |

|Laba Kotor |799.040.895 |1.239.730.966 |1.417.476.787 |1.626.867.552 |1.975.055.840 |

|Biaya Oprasional (Pemasaran): | | | | | |

|a. Biaya Penjualan | | | | | |

|Biaya Personil |83.940.143 |267.049.893 |281.679.651 |289.362.350 |342.875.000 |

|Biaya Promosi (Iklan) |900.000 |1.025.000 |11.200.000 |11.932.000 |12.594.000 |

|By. Penjualan Dlm Negeri |27.691.095 |32.250.360 |27.691.095 |28.005.000 |28.910.750 |

|Depresiasi Kendaraan Angkut |5.000.000 |5.000.000 |5.000.000 |5.000.000 |5.000.000 |

|b. Biaya Administrasi dan Umum | | | | | |

|Pajak Kendaraan |14.678.300 |16.176.600 |17.385.000 |17.967.500 |18.734.200 |

|Alat Tulis |1.924.250 |2.100.600 |2.796.000 |3.042.000 |3.764.550 |

|Komisi (discount) |555.000 |625.000 |2.540.000 |2.980.000 |3.465.000 |

|By. Pemeliharaan Kndraan |52.569.780 |62.250.144 |65.740.060 |66.330.500 |66.525.300 |

|By. Perjalanan Setempat |7.810.200 |9.224.300 |9.300.000 |9.875.000 |9.968.000 |

|By. Perjalanan Dinas |246.450 |2.500.000 |2.675.000 |2.768.000 |2.946.600 |

|By. Umum dan Lain-lain |2.922.500 |4.280.075 |3.314.170 |3.649.000 |3.798.125 |

|Jml. By. Operasional (Pemasaran) |(198.237.718) |(402.481.972) |(429.320.976) |(440.911.550) |(498.584.525) |

|Laba Operasional |600.803.177 |837.248.994 |988.155.811 |1.185.956.002 |1.476.471.315 |

|Pendapatan Lain-lain |9.916.259 |11.230.500 |12.975.000 |33.425.000 |21.045.000 |

|Laba Sebelum Pajak (EBT) |610.719.436 |848.479.494 |1.001.130.811 |1.219.381.002 |1.497.516.315 |

|Pajak |(165.715.830,8) |(237.043.848,2) |(282.839.243,3) |(348.314.300,6) |(431.754.894,5) |

|Laba Setelah Pajak (EAT) |445.003.605,2 |611.435.645,8 |718.291.567,7 |871.006.701,4 |1.065.761.420,5 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Neraca

Per 31 Desember 2001

|Keterangan |Jumlah |

|A. AKTIVA LANCAR | |

|Kas |30.525.000 |

|Bank Central Asia (BCA) |21.975.250 |

|Deposit BCA |60.500.000 |

|Bank Rakyat Indonesia(BRI) |123.645.235 |

|Piutang Dagang (Piutang Usaha) |163.349.500 |

|Persediaan Bahan Baku |79.869.700 |

|Pembayaran Uang Muka |5.997.000 |

|Rekening Koran |369.150.000 |

|Jumlah Aktiva Lancar |855.011.685 |

| | |

|B. AKTIVA TETAP | |

|Tanah |195.324.000 |

|Bangunan |127.624.574 |

|Akumulasi Depresiasi Bangunan |10.000.000 |

|Mesin dan Peralatan |573.440.235 |

|Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan |20.000.000 |

|Kendaraan |165.775.275 |

|Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor |5.000.000 |

|Inventaris Kantor |15.439.450 |

|Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor |1.000.000 |

|Piutang Usaha Jangka Panjang |61.837.500 |

|Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar |5.300.000 |

|Jumlah Aktiva Tetap |1.108.741.034 |

|Jumlah Aktiva |1.963.752.719 |

|C. PASSIVA LANCAR | |

|Hutang dagang |29.820.000 |

|Hutang Pajak |76.273.600 |

|Hutang Gaji yang Belum Dibayar |62.757.763,8 |

|Hutang Lain-lain |300.000.000 |

|Listrik, Air dan Telepon |99.897.750 |

|Jumlah Passiva Lancar |568.749.112,2 |

| | |

|D. PASSIVA TETAP | |

|Hutang Jangka Panjang |500.000.000 |

|Jumlah Passiva Tetap |500.000.000 |

| | |

|E. MODAL | |

|Modal Dasar |450.000.000 |

|Laba Tahun Berjalan |445.003.605,2 |

|Jumlah Modal |895.003.605,2 |

|Jumlah Passiva |1.963.752.719 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Neraca

Per 31 Desember 2002

|Keterangan |Jumlah |

|A. AKTIVA LANCAR | |

|Kas |23.200.000 |

|Bank Central Asia (BCA) |17.570.000 |

|Deposit BCA |56.650.000 |

|Bank Rakyat Indonesia(BRI) |113.125.275 |

|Piutang Dagang (Piutang Usaha) |154.890.000 |

|Persediaan Bahan Baku |95.435.650 |

|Pembayaran Uang Muka |4.150.000 |

|Rekening Koran |350.426.800 |

|Jumlah Aktiva Lancar |818.447.725 |

|B. AKTIVA TETAP | |

|Tanah |185.324.000 |

|Bangunan |117.624.574 |

|Akumulasi Depresiasi Bangunan |20.000.000 |

|Mesin dan Peralatan |553.440.235 |

|Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan |40.000.000 |

|Kendaraan |160.775.275 |

|Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor |10.000.000 |

|Inventaris Kantor |14.439.450 |

|Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor |2.000.000 |

|Piutang Usaha Jangka Panjang |53.532.000 |

|Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar |6.350.000 |

|Jumlah Aktiva Tetap |1.019.485.534 |

|Jumlah Aktiva |1.837.933.259 |

|C. PASSIVA LANCAR | |

|Hutang dagang |33.740.000 |

|Hutang Pajak |80.165.000 |

|Hutang Gaji yang Belum Dibayar |60.050.143,2 |

|Hutang Lain-lain |200.000.000 |

|Listrik, Air dan Telepon |102.542.500 |

|Jumlah Passiva Lancar |276.497.613,2 |

| | |

|D. PASSIVA TETAP | |

|Hutang Jangka Panjang |300.000.000 |

|Jumlah Passiva Tetap |300.000.000 |

|E. MODAL | |

|Modal Dasar |450.000.000 |

|Laba Tahun Berjalan |611.435.645,8 |

|Jumlah Modal |1.061.435.645,8 |

|Jumlah Passiva |1.837.933.259 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Neraca

Per 31 Desember 2003

|Keterangan |Jumlah |

|A. AKTIVA LANCAR | |

|Kas |18.125.700 |

|Bank Central Asia (BCA) |15.375.100 |

|Deposit BCA |53.350.000 |

|Bank Rakyat Indonesia(BRI) |110.768.450 |

|Piutang Dagang (Piutang Usaha) |148.749.500 |

|Persediaan Bahan Baku |100.125.625 |

|Pembayaran Uang Muka |5.845.000 |

|Rekening Koran |337.430.000 |

|Jumlah Aktiva Lancar |789.769.375 |

|B. AKTIVA TETAP | |

|Tanah |175.324.000 |

|Bangunan |107.624.574 |

|Akumulasi Depresiasi Bangunan |30.000.000 |

|Mesin dan Peralatan |533.440.235 |

|Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan |60.000.000 |

|Kendaraan |155.775.275 |

|Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor |15.000.000 |

|Inventaris Kantor |13.439.450 |

|Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor |3.000.000 |

|Piutang Usaha Jangka Panjang |51.875.400 |

|Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar |9.275.000 |

|Jumlah Aktiva Tetap |938.753.934 |

|Jumlah Aktiva |1.728.523.309 |

|C. PASSIVA LANCAR | |

|Hutang dagang |35.876.000 |

|Hutang Pajak |82.500.000 |

|Hutang Gaji yang Belum Dibayar |83.127.413,3 |

|Hutang Lain-lain |200.000.000 |

|Listrik, Air dan Telepon |108.728.000 |

|Jumlah Passiva Lancar |510.231.741,3 |

| | |

|D. PASSIVA TETAP | |

|Hutang Jangka Panjang |50.000.000 |

|Jumlah Passiva Tetap |50.000.000 |

| | |

|D. MODAL | |

|Modal Dasar |450.000.000 |

|Laba Tahun Berjalan |718.291.567,7 |

|Jumlah Modal |1.168.291.567,7 |

|Jumlah Passiva |1.728.523.309 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Neraca

Per 31 Desember 2004

|Keterangan |Jumlah |

|A. AKTIVA LANCAR | |

|Kas |20.975.250 |

|Bank Central Asia (BCA) |14.895.259 |

|Deposit BCA |49.100.000 |

|Bank Rakyat Indonesia(BRI) |108.023.750 |

|Piutang Dagang (Piutang Usaha) |150.825.000 |

|Persediaan Bahan Baku |102.550.350 |

|Pembayaran Uang Muka |7.025.000 |

|Rekening Koran |305.363.000 |

|Jumlah Aktiva Lancar |758.757.609 |

| | |

|B. AKTIVA TETAP | |

|Tanah |165.324.000 |

|Bangunan |97.624.574 |

|Akumulasi Depresiasi Bangunan |40.000.000 |

|Mesin dan Peralatan |513.440.235 |

|Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan |80.000.000 |

|Kendaraan |158.775.275 |

|Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor |20.000.000 |

|Inventaris Kantor |12.439.450 |

|Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor |4.000.000 |

|Piutang Usaha Jangka Panjang |750.000 |

|Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar |9.000.000 |

|Jumlah Aktiva Tetap |658.353.534 |

|Jumlah Aktiva |1.609.111.143 |

|C. PASSIVA LANCAR | |

|Hutang dagang |46.643.250 |

|Hutang Pajak |67.725.000 |

|Hutang Gaji yang Belum Dibayar |4..157.911,6 |

|Listrik, Air dan Telepon |110.578.250 |

|Jumlah Passiva Lancar |267.804.411,6 |

| | |

|D. MODAL | |

|Modal Dasar |450.000.000 |

|Laba Tahun Berjalan |871.006.701,4 |

|Jumlah Modal |1.321.006.701,4 |

|Jumlah Passiva |1.609.111.143 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA

Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Neraca

Per 31 Desember 2005

|Keterangan |Jumlah |

|A. AKTIVA LANCAR | |

|Kas |21.337.074 |

|Bank Central Asia (BCA) |16.526.047 |

|Deposit BCA |50.750.000 |

|Bank Rakyat Indonesia(BRI) |111.259.658 |

|Piutang Dagang (Piutang Usaha) |153.111.040 |

|Persediaan Bahan Baku |108.462.040 |

|Pembayaran Uang Muka |8.324.806 |

|Rekening Koran |327.046.344 |

|Jumlah Aktiva Lancar |796.817.009 |

| | |

|B. AKTIVA TETAP | |

|Tanah |155.324.000 |

|Bangunan |87.024.574 |

|Akumulasi Depresiasi Bangunan |50.000.000 |

|Mesin dan Peralatan |493.440.235 |

|Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan |100.000.000 |

|Kendaraan |145.775.275 |

|Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor |25.000.000 |

|Inventaris Kantor |11.439.450 |

|Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor |5.000.000 |

|Piutang Usaha Jangka Panjang |41.640.080 |

|Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar |8.481.000 |

|Jumlah Aktiva Tetap |763.124.614 |

|Jumlah Aktiva |1.559.941.623 |

|C C. PASSIVA LANCAR | |

|Hutang dagang |32.504.556,5 |

|Hutang Pajak |96.864.350 |

|Hutang Gaji yang Belum Dibayar |49.250.000 |

|Listrik, Air dan Telepon |117.112.500 |

|Jumlah Passiva Lancar |295.731.406,5 |

| | |

|D. MODAL | |

|Modal Dasar |450.000.000 |

|Laba Tahun Berjalan |1.065.761.420,5 |

|Jumlah Modal |1.293.460.217,5 |

|Jumlah Passiva |1.559.941.623 |

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

[pic]

|SUKU BUNGA BANK INDONESIA |

| |

|  |

| |

|SUKU BUNGA SBI |

| |

|  |

| |

|[pic] Grafik Timeseries |

| |

|Jangka Waktu |

|Suku Bunga |

| |

|3 Bulan |

|12.15 % |

| |

| |

| |

|Dikeluarkan Tanggal : 5/17/2006 |

| |

|Jangka Waktu |

|Suku Bunga |

| |

|1 Bulan |

|12.50 % |

| |

| |

| |

|Dikeluarkan Tanggal : 5/10/2006 |

| |

|Data Sebelumnya |

| |

| |

| |

|Dari        [pic][pic][pic] |

|Sampai  [pic][pic][pic] |

|Jangka  [pic][pic] |

| |

| |

| |

| |

|Tingkat rata-rata tertimbang SBI tersebut tidak merupakan arah kebijakan BI, tetapi hanya mencerminkan keseimbangan proses |

|penawaran dan permintaan pasar. Sejak penerapan ITF pada Juli 2005, arah kebijakan BI ditetapkan melalui besarnya BI rate |

|yang saat ini besarnya 12,15%. |

| |

| |

| |

|[pic] |

| |

| |

| |

| |

|[pic] |

|[pic] |[pic] |  |Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10110 Indonesia |

| | | |Telp : (62-21) 381-7187 Fax : (62-21) 350-1867 |

| | | |© 2004 Hak Cipta Bank Indonesia |

| | | |Links | Syarat & Kondisi| Kontak BI | Peta Situs |

-----------------------

Layak atau tidak

Aspek Keuangan

Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi Kelayakan Proyek

1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV. Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang digunakan, diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.

2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.

Kepala Unit

Kabag

Produksi dan Pemeliharaan

Kabag

Pemasaran

Kabag

Administrasi

Kasub

Bag Produksi

Kasub

Bag Pemeiharaan

Pelaksana Urusan

Pemasaran

Kasub

Bag Kesehatan

Kasub

Bag Gudang

Kasub Bag

Umun & Tata Usaha

Ka. Urusan

Produksi

Pelaksana Urusan

Pemeliharaan

Pelaksana Urusan

Tata Usaha (Kasir)

Pelaksana Urusan

Pengiriman

Pelaksana Urusan

Kendaraan

Pelaksana Urusan

Penagihan

Pelaksana Urusan

Umun & Keamanan

Kabag

Pemasaran

Pelaksana Urusan

Pemasaran

Pelaksana Urusan

Pengiriman

Pelaksana Urusan

Penagihan

Produk (es balok)

Proses perendaman es balok di air normal untuk pelepasan dari ice scan

Es membeku

Ya / Tidak

Proses pengangkatan ice scan ke dalam kuip

Pengisian air pada ice scan

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download