Www.jurnalkommas.com



JURNALSTRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADUPADA KEDAI KOPI COLD ‘N BREW(Studi Kasus Penerapan IMC dalam Meningkatkan Jumlah KonsumenKedai Kopi Cold ‘N Brew di Surakarta)center1333500 Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)Oleh:WandaningrumD0215102PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2020STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADUPADA KEDAI KOPI COLD ‘N BREW(Studi Kasus Penerapan IMC dalam Meningkatkan Jumlah KonsumenKedai Kopi Cold ‘N Brew di Surakarta)WandaningrumLikha Sari AnggreniProgram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret SurakartaAbstractIntegrated marketing communication (IMC) is a marketing communication planning concept that continues to develop in accordance with the conditions of the community. In this modern era, businesses need to choose the right marketing strategies so that their business remains attractive and gets more customers. This study aims to determine the integrated marketing communication strategy at a coffee shop that is well known in the city of Surakarta, Cold ‘N Brew.This study discusses Cold ‘N Brew’s strategy in increasing the number of consumers through five integrated marketing communication channels: advertising, sales promotion, public relations, personal sales, and direct marketing. This research uses descriptive qualitative method with purposive sampling technique, where the data were collected through in-depth interviews, observations, and literature studies. To analyze, researcher use interactive data analysis by Miles and Huberman with the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Meanwhile, to test the validity of the data, researcher used source triangulation.The conclusion of this research is that Cold ‘N Brew uses promotion to increase the number of consumers while introducing and strengthening their brand in the community. Promotional activities carried out by Cold ‘N Brew include five promotional mix namely advertising, sales promotion, public relations, personal selling, and direct marketing. In addition, this research found the fact that social media, especially Instagram, has an important role for a business, especially coffee shops, to developing themself in the globalization era. By utilizing Instagram, Cold ‘N Brew can save budget funds for promotional activities and easily upload content to attract potential customers.Keywords: Coffee Shop, Promotion, Integrated Marketing Communication (IMC), Increasing Number of Consumers.PendahuluanPerubahan yang signifikan telah dirasakan di Indonesia sebagai dampak perkembangan teknologi khususnya di bidang industri media. Misalnya saja transformasi media komunikasi yang kini terbagi menjadi dua yaitu media konvensional dan media baru (media online). Penggunaan media konvensional seperti surat kabar, televisi, dan radio, saling melengkapi dengan adanya media baru yaitu internet.Meskipun demikian, kemunculan internet sebagai media yang lebih canggih menjadi alternatif proses pertukaran informasi yang lebih cepat. Dilansir dari , survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2019 menembus angka 175 juta atau 65,3% dari total penduduk 268 juta. Hal ini menunjukkan bahwa internet memberikan peluang besar dalam penyebaran informasi ke berbagai wilayah dalam suatu negara, termasuk di Indonesia.Penyebaran informasi ini sangat dibutuhkan masyarakat dalam setiap aktivitas dan kegiatannya, termasuk dalam dunia usaha. Dalam menjalankan usahanya, para pelaku usaha harus memperhatikan bagaimana informasi mengenai produknya dapat disampaikan dengan baik kepada khalayak dan target pasarnya. Oleh karena itu, para pelaku usaha perlu memperhatikan kegiatan promosi yang dilakukannya agar menarik konsumennya. Menurut Alo Liliweri (2011:503), promosi adalah komunikasi yang dirancang untuk menangkap kepentingan umum untuk mendapatkan pengakuan, pengertian, dan dukungan bagi organisasi atau perusahaan dari suatu produk tertentu.Dewasa ini, persaingan di dunia usaha semakin ketat. Berbagai aspek dalam kehidupan dapat menjadi target peluang usaha yang meyakinkan, sebagai contoh di bidang pendidikan, teknologi, pariwisata, mode, dan kuliner. Tidak hanya pengusaha saja yang dapat berkecimpung di dunia usaha, tetapi juga semua kalangan masyarakat seperti pekerja kantor, pelajar, sampai ibu rumah tangga. Tidak ada syarat tertentu untuk menjadi pengusaha, oleh karena itu siapa saja dapat berkecimpung di dunia usaha.Selain itu, apabila suatu usaha telah berkembang dan memiliki banyak karyawan, maka si pemilik cukup melakukan pemantauan tanpa harus berada di lokasi usahanya. Pemilik usaha juga bebas membuka atau menutup usahanya kapanpun tanpa harus mengikuti aturan tertentu. Dengan demikian, menjadi seorang pengusaha dapat menjadi pilihan tepat bagi beberapa kalangan karena sifatnya yang fleksibel dan musiman, tetapi tetap menghasilkan untung yang menjanjikan. Alasan inilah yang membuat dunia usaha banyak dilirik untuk menjadi sumber penghasilan utama maupun sampingan.Kemajuan teknologi serta tingkat persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat menjadi salah satu faktor pendorong berkembangnya kajian mengenai komunikasi pemasaran. Kemajuan teknologi memungkinkan produsen barang dan jasa untuk mengatur dan menyesuaikan berbagai macam produk yang dihasilkannya. Komunikasi yang berlangsung antara suatu pelaku usaha dengan pelanggan merupakan bagian dari kegiatan promosi yang telah direncanakan sebelumnya.Dalam mencapai tujuannya, pelaku usaha menggunakan instrumen dasar yang disebut dengan promotional mix atau bauran promosi. Menurut Tjiptono (2015:399), instrumen dasar yang digunakan dalam bauran promosi mencakup lima elemen yaitu: iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), humas (public relations), penjualan langsung (personal selling), dan pemasaran lansung (direct marketing). Kelima elemen tersebut dipandang sebagai instrumen komunikasi yang sering digunakan dalam komunikasi pemasaran terpadu atau IMC (Integrated Marketing Communication).Menurut American Association of Advertising Agencies dalam Sulaksana (2007:30), IMC memberikan nilai tambah terhadap suatu perencanaan yang mendalam dengan cara melakukan evaluasi terhadap peran strategis dari berbagai macam ilmu komunikasi dan mengkombinasikannya untuk menghasilkan keakuratan, konsistensi, dan efek komunikasi secara maksimal melalui integrasi dari pesan-pesan yang terpisah. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan analisis IMC pada salah satu usaha yang berkembang cukup pesat di Kota Surakarta yaitu kedai kopi Cold ‘N Brew.Di Indonesia, kopi memiliki penggemar di beberapa daerah termasuk di Kota Surakarta. Fenomena ini disebabkan karena bagi masyarakat Indonesia kopi adalah konsumsi harian dan merupakan bagian makanan dan minuman sehari-hari. Terlebih lagi, Indonesia merupakan salah satu penghasil biji kopi terbaik di dunia dan produknya telah dikenal masyarakat global seperti kopi Flores, Medan, Jawa, Ternate, dan Sulawesi (Kompas Media Cyber dalam Herlyana, 2012: 190).Cold ‘N Brew merupakan salah satu kedai kopi di Surakarta dengan tema semi coworking space yang saat ini tengah digemari dan bahkan menjadi sebuah lifestyle bagi kaum muda-mudi dan sebagian masyarakat. Dalam mesin pencarian Google, Cold ‘N Brew menjadi kedai kopi dengan rating tertinggi di Surakarta dengan 962 ulasan. Didirikan pada tahun 2016, Cold ‘N Brew kini telah memiliki lebih dari 3000 member aktif baik dari dalam kota maupun luar kota.Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan penelitian ini adalah “Bagaimana strategi komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication) kedai kopi Cold ‘N Brew di Surakarta dalam meningkatkan jumlah konsumen?”Tinjauan TeoriKomunikasi PemasaranKomunikasi pemasaran terdiri atas dua kajian pokok yaitu komunikasi dan pemasaran. Menurut Hovland I. Carl dalam Effendy (2009:10) komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Pendapat dan sikap ini diberikan oleh penerima pesan sebagai tujuan utama proses komunikasi. Pemasaran menurut Gamble, J., et. al dalam Tjiptono (2015:11) adalah pelaksanaan aktivitas bisnis yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen dalam rangka memuaskan konsumen sebaik mungkin dan mewujudkan tujuan perusahaan.Komunikasi pemasaran berarti komunikasi yang dilakukan antara produsen, perantara, pemasaran, dan konsumen, dimana kegiatan tersebut membantu konsumen mengambil keputusan di bidang pemasaran dengan menyadarkan semua pihak untuk berpikir, berbuat, dan bersikap lebih baik (Sudaryono, 2016: 179). Susilowati et. al (2012:98) mengemukakan bahwa komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran, dimana perusahaan berusaha untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan dengan berbagai atributnya, menginformasikan keunggulan produk, menciptakan citra, sikap positif dan keinginian membeli sebuah produk.Komunikasi Pemasaran TerpaduKomukasi pemasaran terpadu atau dikenal dengan istilah Integrated Marketing Communication (IMC) merupakan salah satu pendekatan terhadap komunikasi pemasaran yang terus berkembang seiring dengan kemajuan jaman. Estaswara (2008:41) menjelaskan bahwa kata “integrated” yang melekat pada frasa “marketing communication” merujuk pada fakta adanya perkembangan teknologi informasi yang pesat, perubahan lingkungan bisnis dan kompetisi, serta realitas konsumen dan pola perilakunya, sehingga pemahaman mengenai IMC tidak terbatas pada konteks komunikasi pemasaran secara teknis saja.American Association of Advertising Agencies (4As) mendefinisikan IMC sebagai: “suatu konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari satu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—misalnya, iklan umum, respons langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat—dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan, konsistensi, serta dampak komunikasi yang maksimal.” (Morissan, 2014:8)Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran terpadu merujuk pada proses komunikasi yang terintegrasi, yang dilakukan seorang individu atau kelompok pemasar kepada khalayak/ target pasar untuk mencapai tujuan perusahaan. Schultz dalam Estaswara (2008:14) mengatakan bahwa digitalisasi, teknologi informasi, intellectual property, dan sistem komunikasi merupakan satu-kesatuan utama yang mendorong perubahan konsep komunikasi pemasaran menuju integrasi.Strategi Komunikasi Pemasaran TerpaduMenurut Nurhayani (2019:15) strategi adalah suatu rencana yang dijalankan perusahaan secara terstruktur agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi dalam komunikasi pemasaran terpadu meliputi pesoalan alokasi dana untuk keperluan promosi sebuah produk, bagaimana mendistribusikan produk melalui bauran promosi yang dipilih, dan lain-lain (Tjiptono, 2015: 397). Elliot dan Boshoff dalam Rismayanti (2016:256) mengatakan bahwa pelaksanaan terintegrasi mengacu pada konsistensi pesan perusahaan yang dikomunikasikan melalui berbagai saluran yang berbeda.Komunikasi pemasaran terpadu atau IMC (Integrated Marketing Cummunication) dalam industri bisnis kini telah berkembang meliputi sarana-sarana komunikasi yang juga biasa dikenal sebagai bauran komunikasi pemasaran terpadu. Menurut Tjiptono (2015:393), secara garis besar, bauran komunikasi pemasaran terpadu terdiri atas lima elemen yaitu periklanan, promosi penjualan, public relations, personal selling, dan direct marketing.Periklanan (Advertising)Periklanan adalah penyajian informasi nonpersonal mengenai produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu untuk memengaruhi afeksi dan kognisi konsumen dengan manajemen citra (image management), menciptakan dan memelihara citra serta makna dalam benak konsumen (Rangkuti, 2009:159).Media yang digunakan dalam mengiklankan suatu produk termasuk televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain. Tjiptono mengatakan bahwa memilih media yang tepat untuk iklan akan membuat pelanggan menjadi sadar/tahu, paham, dapat menentukan sikap, dan pada akhirnya membeli produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan (2015:402).Promosi Penjualan (Sales Promotion)Menurut Sulaksana, promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif, umumnya berjangka pendek, yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli konsumen atau pedagang (2003:109).Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek bagi pembeli yang dirancang untuk memperoleh respons spesifik dan segera. Terdapat tiga klasifikasi dari promosi penjualan menurut Tjiptono (2015:546), yaitu sebagai berikut:Promosi konsumen (consumer promotion) – meliputi kupon, produk sampel gratis, premium, hadiah, dan lain-lain.Promosi dagang (trade promotion) – meliputi diskon kas, barang merchandise, bantuan peralatan, speciality advertising, dan lain-lain.Promosi wiraniaga (salesforce promotion) – seperti kontes penjualan.Hubungan Masyarakat (Public Relations)Hubungan masyarakat adalah membangun hubungan baik dengan masyarakat perusahaan dengan memperoleh publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menghadapi rumor, cerita, serta kejadian yang kurang menyenangkan (Kotler & Armstrong, 2008:168). Beberapa bentuk program humas yang diimplementasikan ke dalam kegiatan promosi adalah sebagai berikut:Publications (Publikasi) – perusahaan dapat mengusahakan penerbitan-penerbitan tertentu untuk meningkatkan citra perusahaan.Event (Kegiatan) – kegiatan yang dirancang untuk secara tepat untuk mencapai tujuan public relations tertentu.News (Pemberitaan) – semua usaha yang dilakukan supaya aktivitas tertentu dari perusahaan menjadi bahan berita di media munity Involvement (Kepedulian pada Masyarakat) – perusahaan berusaha akrab dan ramah dengan masyarakat di sekitarnya.Identity Media (Penggunaan Media sebagai Identitas) – semua stationery atau peralatan yang dipakai, mulai dari kartu nama, kertas maupun amplop, yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan.Lobbying (Mempengaruhi) – kontak pribadi yang dilakukan secara informal untuk mencapai tujuan tertentu.Social Investment (Investasi Sosial) – perusahaan dapat merebut hati masyarakat yang ditujunya dengan melakukan partisipasi sosial seperti pembangunan jembatan, masjid, dan lain-lain (Warnadi dan Aris, 2019).Penjualan Personal (Personal Selling)Penjualan personal adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dengan tujuan melakukan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan (Kotler & Armstrong, 2008:182). Personal selling sangat efektif dalam tahap pembentukan preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli (Tjiptono, 2015:394). Menurut Lupiyoadi (2014:180) penjualan perseorangan atau personal selling memiliki peranan yang penting dalam pemasaran jasa karena hal-hal berikut:Interaksi personal antara penyedia jasa dan pelanggan sangat penting.Jasa tersebut disediakan oleh orang, bukan oleh mesin.Orang merupakan bagian dari produk jasa.Pemasaran Langsung (Direct Markering)Pemasaran langsung adalah sistem pemasaran interaktif yang memanfaatkan berbagai media komunikasi untuk meningkatkan respon langsung yang sifatnya spesifik dan terukur (Tjiptono, 2015:564). Melalui direct marketing, konsumen dapat menghemat waktu bahkan berbelanja secara diam-diam. Selain itu, bagi pihak perusahaan/ pemasar dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan memperoleh peluang baru yang menguntungkan (Sulaksana, 2003:150). Berikut tujuan-tujuan dari pemasaran langsung:Mendorong leads atau percobaan produk (product trial), dapat dicapai melalui beberapa saluran seperti direct mail, e-mail marketing, blog marketing, dan lain-lain.Meningkatkan kualitas relasi dengan pelanggan, dapat dicapai melalui cross selling program (program yang menarik pelanggan untuk memcoba produk-produk komplementer yang ditawarkan perusahaan) dan up-grading program (mengarahkan konsumen untuk ‘naik level’ dari produk yang kurang mahal ke yang lebih mahal).Mempertahankan pelanggan, dapat dicapai melalui program targeted discounts (menawarkan insentif kepada pelanggan saat ini untuk keperluan pembelian yang akan datang) dan frequency program (insentif yang disediakan untuk mempertahankan pelanggan agar kembali lagi, namun tanpa aktivitas yang berhubungan dengan kupon, misalnya melalui keanggotaan atau membership).Mengaktifkan kembali mantan pelanggan – program ini dirancang untuk merebut kembali pelanggan yang hilang karena sebab tertentu (Tjiptono, 2015:565).Metode PenelitianPenelitian ini membahas tentang strategi Cold ‘N Brew dalam meningkatkan jumlah konsumen melalui lima saluran komunikasi pemasaran terpadu yakni periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung. Pada penelitian ini, metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan analisis IMC.Data primer dalam penelitian diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung bersama supervisor, head bar, barista-barista senior, serta narasumber yang berhubungan dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu yang diterapkan oleh kedai kopi Cold ‘N Brew di Surakarta. Sedangkan data sekunder penelitian bersumber dari media sosial resmi Cold ‘N Brew, artikel-artikel, serta berita mengenai Cold ‘N Brew.Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data interaktif oleh Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan triangulasi sumber.Hasil dan PembahasanStrategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan kedai kopi Cold ‘N Brew mencakup lima elemen bauran komunikasi pemasaran terpadu yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), humas (public relations), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran lansung (direct marketing).Periklanan (Advertising)Cold ‘N Brew sangat jarang menggunakan media iklan sebagai saluran komunikasi pemasaran mereka. Hal ini dikarenakan televisi, radio, dan media iklan lainnya dirasa kurang efektif dalam mempromosikan kedai kopi tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Dendy, salah satu barista senior di Cold ‘N Brew.“Sebelum-sebelumnya kita pernah pakai media radio tapi ya itu karena kita harus open minded orang-orang sekarang kan jarang dengerin radio, lebih ke digital marketing. Impact nya lebih bagus buat branding kita.” (wawancara dengan Dendy, barista Cold ‘N Brew, 27 November 2019)Cold ‘N Brew hanya pernah menjadi bintang tamu di salah satu stasiun radio di Surakarta yaitu Sevent Fm, pada 11 Desember 2019 lalu. Radio Sevent merupakan stasiun radio milik Soloevent.id yang sudah cukup terkenal. Meskipun begitu, diakui oleh Sulis Ardiana supervisor Cold ‘N Brew, kegiatan periklanan melalui radio tersebut kurang efektif bagi tujuan promosi mereka.“Pas itu kita bayar seratus. Ngobrolnya sih cukup lama, tapi aku ngerasa kurang ada impact nya ke kita. Kenapa? Karena mostly orang kalau datang ke Cold ‘N Brew kita tanya dan jawabannya adalah karna liat konten ig kita, gapernah ada bilang abis denger dari radio gitu.” (wawancara dengan Ardi, supervisor Cold ‘N Brew, 2 Januari 2020)Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Vinaika dan Manik yang menemukan fakta bahwa penggunaan iklan komersial di televisi, surat kabar, maupun radio kini mengalami penurunan yang signifikan akibat munculnya media sosial (2017:12).Promosi Penjualan (Sales Promotion)Kegiatan promosi penjualan Cold ‘N Brew terdiri atas promo dine in, promo breakfast, dan promo online.Promo dine in – promo khusus makan di tempat yang dilaksanakan setiap bulannya di hari atau momen tertentu, seperti saat natal dan tahun baru. Potongan harga ini hanya berlaku bagi pengunjung kedai kopi dan tidak berlaku untuk pembelian takeaway atau dibawa pulang.Promo breakfast – sesuai namanya, promo ini berlaku pada waktu sarapan saja, yaitu sebelum pukul 12.00 WIB. Promo online – digunakan khusus pengguna aplikasi ojek online yaitu Grab dan Gojek yang diakses lewat smartphone konsumen.Humas (Public Relations)Kegiatan humas yang dilakukan Cold ‘N Brew mencakup kegiatan publikasi, event, dan identity media.Publikasi (Publications) – Cold ‘N Brew pernah dimuat di koran Solopos edisi Rabu, 3 Juli 2019 halaman 9 dalam rubrik #NGOPANGOPI. Artikel mengenai Cold ‘N Brew tersebut berjudul “Secangkir Kopi Hitam dari Balik Bar”, ditulis oleh jurnalis Solopos, Mahardini Nur Afifah. Dalam artikel tersebut, Mahardini membahas bagaimana produk espresso milik Cold ‘N Brew memiliki kualitas rasa yang baik. Agar menghasilkan konsistensi rasa, dilakukan servis berkala pada mesin espresso tersebut setiap tiga bulan, juga perawatan harian oleh barista terhadap bagian-bagian tertentu seperti group head, portafilter, drip tray, dan steam wand (Solopos, 2019:9).Live Acoustic – penampilan akustik diselenggarakan Cold ‘N Brew setiap hari Jumat dan Sabtu, pukul 19.00-21.00 WIB. Kedua hari ini dipilih karena biasanya pengunjung Cold ‘N Brew meningkat pada akhir pekan khususnya di malam hari. Pengisi live acoustic di Cold ‘N Brew berganti-ganti setiap minggunya, bergantung pada siapa yang menawarkan diri untuk tampil dan menerima kesepakatan fee yang diberikan.Latte Art Competition – merupakan kompetisi latte art, seni membuat buih latte di atas minuman kopi dengan teknik dan gambar tertentu sehingga menghasilkan sajian kopi yang lebih indah atau estetik. Event ini baru dilaksanakan satu kali oleh Cold N Brew yaitu pada 6 Januari 2020.Coffee Class – merupakan acara workshop atau pemaparan materi mengenai kopi yang bekerja sama dengan kedai kopi lain. Tujuan dari acara ini adalah sebagai edukasi bagi pecinta kopi maupun orang yang tidak mengerti kopi untuk lebih memahami bagaimana pemilihan kopi yang berkualitas baik hingga bagaimana olahan kopi yang memiliki kualitas tinggi. Event ini pernah dilaksanakan sekali oleh Cold ‘N Brew bekerja sama dengan Panna Coffee pada 24 Desember 2019.Logo kedai kopi Cold ‘N Brew berupa tulisan “COLD ‘N BREW” dengan huruf “N” yang diberi lingkaran, melambangkan cup atau cangkir yang identik dengan kopi. Apron barista yang dibuat berseragam, menunjukkan bahwa mereka bekerja di Cold ‘N Brew.Email – pelanggan dapat mengirimkan pesan, saran, dan kritik melalui email coldnbrew@Dress code/seragam seluruh staf berwarna hitam dengan logo Cold ‘N Brew.Penjualan Personal (Personal Selling)Personal selling Cold ‘N Brew merujuk pada penerapan budaya yang dijunjung oleh seluruh staf, di antaranya yaitu mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan. Sebelum melakukan transaksi, pengunjung ditawari apakah ingin mendaftar member atau tidak. Kelebihan dari menjadi member Cold ‘N Brew adalah pendaftarannya gratis dengan syarat yaitu melakukan transaksi terlebih dahulu.Keuntungan lain dari membership ini adalah dapat menyimpan saldo cashback sebanyak 10% dari total transaksi. Saldo yang disimpan setiap akun member dapat digunakan untuk transaksi kembali apabila jumlahnya sudah mencukupi. Sistem cashback membership ini tidak memerlukan kartu karena telah dicatat di dalam mesin kasir. Pengunjung yang telah menjadi member cukup menyebutkan username mereka kepada kasir.“Setiap transaksi 10.000 itu dapat cashback 10% jadi 1.000, itu bisa dikumpulin setiap kali transaksi dapat cashback, itu bisa diredeem untuk produk kita, gratis. Fungsinya ya buat costumer itu balik, buat lebih hemat juga.” (Wawancara dengan Dendy, barista Cold ‘N Brew, 27 November 2019)Pemasaran Langsung (Direct Marketing)Dalam melakukan pemasaran langsung, Cold ‘N Brew menggunakan jenis online marketing untuk menjangkau pasarnya. Media instagram merupakan salah satu jejaring sosial yang sedang menjamur di masyarakat, menjadi media online utama yang digunakan Cold ‘N Brew untuk promosi secara langsung kepada target marketnya. Dilansir dari , Indonesia merupakan negara ke-4 dengan pengguna instagram terbesar mengalahkan Rusia, Turki, Jepang dan Inggris.Hasil penelitian Romiwijaya dan Nahdiah (2019:294) mengemukakan bahwa instagram banyak digunakan orang dalam mencari informasi mengenai kedai-kedai kopi. Selain itu, Chang, et al (2018:9) mengemukakan hasil risetnya mengenai peluang dari ketertarikan pengikut akun instagram terhadap brand dan event tertentu yang dilaksanakan akun tersebut.Instagram dipilih sebagai media promosi utama Cold ‘N Brew karena maraknya penggunaan media sosial ini oleh berbagai kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, baik remaja, orang dewasa, maupun keluarga. Hal ini sesuai dengan era globalisasi saat ini dimana kehidupan manusia tidak dapat lepas dari penggunaan gadget. Menurut riset oleh We Are Social and Hootsuite, pengguna media sosial mobile di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 130 juta atau 48% dari total penduduk.KesimpulanDari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilaksanakan kedai kopi Cold ‘N Brew dalam meningkatkan jumlah konsumen mencakup lima elemen bauran komunikasi pemasaran terpadu yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), humas (public relations), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran lansung (direct marketing).Penelitian ini menemukan fakta bahwa media sosial, khususnya instagram memiliki peran penting bagi suatu bidang usaha untuk terus berkembang di era globalisasi. Kegiatan promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), dan pemasaran langsung (direct marketing) memanfaatkan instagram sebagai media dalam mengenalkan produk, promo, event, dan hal-hal mengenai kedai kopi Cold ‘N Brew. Sedangkan periklanan tidak digunakan secara aktif untuk mempromosikan kedai kopi Cold ‘N Brew karena kurang efektifnya penggunaan media iklan seperti radio.Dengan memanfaatkan akun instagram @coldnbrew, mereka dapat menghemat anggaran dana untuk kegiatan promosi dan dengan mudah mengunggah konten-konten untuk menarik calon pelanggannya. Hal tersebut tentunya tetap didukung dengan kualitas pelayanan yang diterapkan pada kegiatan tatap muka para staf dengan pengunjung melalui personal selling.DAFTAR . (2019, 4 Januari). 2019, Pengguna Internet Tembus 175 Juta. Diakses pada Agustus 2019, dari telecommunication/2019-pengguna-internet-tembus-175-juta/184148/Chang, Q., Peng, Y., & Berger, P. D. (2018). The Impact of Social-Media Performance on Sales of Retail-Food Brands. International Journal of Research-Granthaalayah, 6(2), 1-12.Effendy, O. U. (2009). Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Estaswara, H. (2008). Think IMC!: Efektivitas Komunikasi untuk Meningkatkan Loyalitas Merek dan Laba Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Herlyana, E. (2012). Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Thaqiyyat, 13(1), 187-204.Kotler, P. , Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.Lupiyoadi, R. (2014). Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi (Edisi ke-3). Jakarta: Salemba Empat.Morissan, M. A. (2014). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.Nurhayani, Suryano, D. (2019). Strategi Pemasaran Kontemporer. Pasuruan: Qiara Media.Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Rismayanti, R. (2016). Integrated Marketing Communications (IMC) di PT Halo Rumah Bernyanyi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 13(2), 253-266.Romiwijaya, Nahdiah, S. (2019). Instagram Engagement Strategy in Improving Brand Loyalty (Case Study: Ombe Kofie). International Journal of Science & Technology Research, 8(7), 294-297.. (2019, 19 Juni). Pengguna Instagram dan Facebook Indonesia Terbesar ke-4 di Dunia. Diakses pada Agustus 2019, dari . (2016). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Andi.Sulaksana. (2013). Integrated Marketing Communications: Teks dan Kasus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Susilowati, C., Thoyib, A. (2012). Pengaruh Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Menggunakan Kartu Seluler Im3 Melalui Motivasi Konsumen Pada Pengguna IM3 di Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10(1). 97-106.Tjiptono, F. (2015). Strategi Pemasaran (Edisi ke-4). Yogyakarta: Andi.Vinaika, R., Manik, D. (2017). How Instagram is Changing the Way Marketing Work?. Intertaional Journal of Management & Business, 7(4), 12-16.Warnadi, Triyono, A. (2019). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Deepublish. ................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download