Library.binus.ac.id



BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2005: 5), pemasaran adalah mengelola hubungan dengan pelanggan yang menguntungkan. Tujuan dari marketing adalah untuk menarik pelanggan baru dengan memberikan nilai lebih dan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Berdasarkan pendapat Fuad M (2006: 119), pemasaran memiliki aspek yang berbeda bagi setiap individu. Itulah sebabnya pemasaran dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang dan kenyataan ataupun fenomena yang ada di masyarakat terutama yang berhubungan dengan perekonomian. Pemasaran berfungsi untuk menemukan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh manusia serta menjual barang dan jasa tersebut ke tempat konsumen berada pada waktu yang diinginkan, dengan harga yang terjangkau tetapi tetap menguntungkan bagi perusahaan yang memasarkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.

2.1.2 Konsep utama pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2005: 5-10) konsep utama pemasaran adalah sebagai berikut:

- kebutuhan(needs) adalah keadaan merasa kekurangan.

- keinginan(wants) merupakan bentuk dari yang manusia inginkan dapat berbentuk budaya dan kepribadian.

- Permintaan(demands) yaitu keinginan yang dibantu dengan kekuatan pembelian.

- Tawaran pemasaran(marketing offers) terdiri dari beberapa kombinasi produk, jasa, informasi, dan pengalaman yang diberikan untuk memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan.

- Nilai(value) adalah perbedaan antara nilai yang didapat dari pembeli untuk mempunyai barang dengan pengeluaran untuk membeli barang

- Kepuasan(satisfaction) yaitu bagaimana performa barang yang dibeli dapat memenuhi apa yang diharapkan pembeli.

- Pertukaran(exchanges) merupakan suatu aksi untuk mendapatkan barang yang diinginkan dari seseorang dengan cara memberikan sesuatu.

- Transaksi(transactions) merupakan nilai tukar antara 2 pihak.

- Hubungan(relationships) adalah memlihara hubungan dengan pelanggan dan mencari pelanggan baru.

- Pasar(markets) adalah sekumpulan dari pembeli yang berpotensi untuk membeli produk.

[pic]

Gambar 2.1 Core Marketing Concepts

(Sumber : Kotler dan Armstrong (2005: 5))

2.1.3 Marketing Mix

Menurut Chaffey (2009: 449) Marketing Mix adalah sekumpulan alat strategi pemasaran yang terkontrol yang ada di perusahaan untuk mendapatkan respon dari target pasar. Marketing Mix meliputi apa saja yang yang dapat di lakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan untuk produknya.

Sedangkan menurut Kartajaya (2006: 18) Marketing Mix merupakan taktik untuk mengintegrasikan tawaran, logistik dan komunikasi produk atau jasa. Hal ini penting karena Marketing Mix merupakan aspek yang paling terlihat (tangible) dari sebuah perusahaan dalam aktivitas pemasaran. Menurutnya, terdapat tiga jenis Marketing Mix:

• Destructive Marketing Mix yaitu Marketing Mix yang tidak mendukung strategi pemasaran lain dan cenderung merusaknya. Marketing Mix jenis ini selain tidak membangun value, juga tidak meningkatkan merk perusahaan sama sekali.

• Me Too Marketing Mix yaitu Marketing Mix yang cenderung meniru taktik yang sudah digunakan oleh pesaing.

• Creative Marketing Mix yakni Marketing Mix yang mendukung strategi pemasaran lainnya dan dapat menguatkan nilai perusahaan.

Tentu Marketing Mix yang ketigalah yang harus diterapkan, karena apabila Marketing Mix yang pertama atau kedua diterapkan, value yang ada pada produk menjadi tidak berkelanjutan.

Alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan atau disebut dengan 7P Marketing Mix. Lin (2011: 2) yang mengutip dari Booms and Bitner (1981) mendefinisikan 7P Marketing Mix sebagai berikut:

• Product: produk harus menyediakan nilai kepada pelanggan tetapi tidak

tidak harus berbentuk nyata. Pada dasarnya, hal ini berkaitan dengan memperkenalkan produk baru atau meningkatkan produk yang telah ada. Hal ini didukung oleh pendapat Yunarto (2006: 225) yang mengatakan bahwa produk adalah barang yang customer beli. Barang tersebut dapat merupakan barang tangible (memiiki wujud) maupun intangible (tidak berwujud) seperti jasa, asuransi, dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan produk adalah jenis produk, kualitas, desain, feature, merk, packaging, ukuran, jasa, garansi, aksesoris, dan lain-lain.

• Price: Harga harus kompetitif dan mendatangkan keuntungan. Strategi penetapan harga dapat terdiri dari diskon, penawaran, dan sejenisnya.

• Place: Tempat mengacu pada tempat di mana pelanggan dapat

membeli produk dan bagaimana produk menjangkau

tempat customer. Menurut Blythe (2009: 131), tempat adalah lokasi di mana pertukaran terjadi. Namun, tempat juga dapat berarti website.

• Promotion: Ini mencakup berbagai cara berkomunikasi kepada pelanggan tentang apa yang ditawarkan oleh perusahaan, tidak hanya berbicara tentang fitur-fiturnya, tetapi juga tentang manfaat menggunakan produk atau jasa tertentu. Ditambahkan oleh Blythe (2009: 131), promosi adalah kemasan komunikasi pemasaran yang digunakan untuk membuat penawaran supaya diketahui oleh customer yang berpotensi dan mempengaruhi mereka untuk menyelidiki lebih lanjut. Promosi memiliki empat elemen yaitu periklanan, public relation, promosi penjualan dan penjualan pribadi.

• People: mengacu kepada pelanggan, karyawan,

manajemen dan orang lain yang terlibat di dalamnya. Blythe (2009: 131) menambahkan, orang termasuk penting dalam keberhasilan pemasaran, khususnya dalam pelayanan. Contohnya ketika customer datang ke sebuah restauran, dia tidak hanya membeli makanan tetapi juga membeli keterampilan cheff dan perhatian dari pelayan.

• Place: aktivitas yang mengkomunikasikan ciri-ciri dari produk dan meyakinkan pelanggan untuk membeli.

• Process: Ini mengacu pada metode dan proses

penyediaan layanan dan karenanya penting untuk memiliki

pengetahuan menyeluruh tentang layanan apa yang dapat diberikan pada pelanggan. Sedangkan menurut Blythe (2009: 131) proses adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan penyampaian manfaat produk.

• Physical evidence : Ini mengacu pada pengalaman pelanggan dalam

menggunakan produk atau jasa. Pengalaman ini ditulis secara sukarela oleh seseorang di luar perusahaan. Menurut Blythe (2009: 131), bukti fisik adalah bukti bahwa layanan telah terjadi. Dalam kasus produk fisik, produk itu sendiri yang menjadi bukti fisik. Sedangkan untuk layanan jasa seperti asuransi, polis merupakan bukti fisiknya.

Menurut Chaffey (2009), elemen Marketing Mix adalah:

Tabel 2.1 7P Marketing Mix

(Sumber : Chaffey (2009: 449))

|Using the internet to vary the Marketing Mix |

|Product |Promotion |Price |Place |People |Process |Physical Evidence |

|Quality |Marketing |Positioning |Trade channels |Individuals on |Pelanggan focus |Sales/staff contact |

|Image |Communica-tion |List |Sales support |marketing activities |Business-led |experience of brand |

|Branding |Personal promotion |Discounts |Channel number |Individuals on |IT-supported |Product packaging |

|Feature |Sales promotion |Credit |Segmented channels |pelanggan contact |Design features |Online experience |

|Variants |PR |Payment method | |Recruitment |Research and | |

|Mix |Branding |Free of value-added| |Culture/ima-ge |development | |

|Support |Direct marketing |elements | |Training and skills | | |

|Pelanggan Service | | | |Remunerati-on | | |

|Use occasion | | | | | | |

|Availabilty | | | | | | |

|Warranties | | | | | | |

Dari 7P, banyak perusahaan yang hanya menggunakan 4P utama yaitu Product, Price, Place, dan Promotion sebagai strategi promosi perusahaan. Sedangkan 3P lainnya digunakan sebagai tambahan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan. Menurut Ma’ruf (2008), cara pandang terhadap konsumen yang berubah menyebabkan istilah-istilahpun berubah. Istilah 4P adalah istilah klasik yang muncul puluhan tahun lalu dan sampai sekarang masih sering dikutip karena mudah dan masih tetap relevan. Sekitar tahun 1990, telah muncul istilah, yaitu 4C. Jika 4P dilihat dari kacamata produsen, maka 4C berangkat dari pengamatan atas konsumen. Bauran pemasaran 4C akan dijelaskan dengan tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Bauran Pemasaran dari sudut pandang perusahaan dan konsumen

Sumber : Ma’ruf (2008: 36))

|Bauran Pemasaran |

|Sudut pandang produsen (4P) |Sudut pandang pasar (4C) |

|Produk (Product) |Jalan keluar masalah konsumen |

| |(Costumer solution) |

|Harga (Price) |Biaya kepada pelanggan |

| |(Cost to customer) |

|Tempat (Place) |Menyenangkan, nyaman untuk memperoleh produk |

| |(Convenience) |

|Promosi (Promotion) |Komunikasi dari perusahaan kepada pelanggannya |

| |(Communication) |

• Produk. Bagi produsen, produk adalah suatu tawaran pasar. Akan tetapi dari sudut pandang konsumen, produk adalah jalan keluar masalah konsumen berupa perasaan kekurangan terhadap sesuatu.

• Harga. Bagi produsen harga adalah nilai produk yang akan menjadi penerimaan kalau produk terjual. Tetapi bagi konsumen, harga adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk.

• Tempat. Bagi produsen, konsep tempat adalah bagaimana mendekatkan produk kepada konsumen agar tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat. Sedangkan bagi konsumen, tempat adalah kenyamanan atau kemudahan untuk memperoleh produk.

• Promosi. Bagi produsen, promosi adalah kegiatan untuk menginformasikan produk, membujuk konsumen untuk membeli, serta mengingatkan konsumen agar tidak melupakan produk. Sementara bagi konsumen, promosi adalah komunikasi antara produsen dan konsumen

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Internet Marketing

Menurut Chaffey et al (2000: 6) Internet marketing atau pemasaran berbasis internet dapat didefinisikan sebagai penggunaan internet dan teknologi yang berkaitan untuk meraih tujuan pemasaran dan untuk mendukung konsep pemsaran modern.

Pengertian tersebut diperkuat oleh pendapat Shera (2010: 1), yang mengatakan internet marketing adalah kegiatan yang dilakukan melalui media internet dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Zaki dan SmitDev Community (2008: 2) menambahkan, internet marketing adalah sesuatu yang luar biasa karena internet memungkinkan proses marketing lebih efektif, responnya lebih cepat, namun dengan biaya yang lebih murah.

Internet marketing menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan marketing konvensional baik ditinjau adri efektifitaas maupun efisiensi. Berikut ini merupakan beberapa keuntungannya:

a. Skala yang luas. Ukuran untuk mengukur jangkauan internet marketing tidak hanya berupa skala kecamatan, kota, provinsi bahkan negara. Jangkauan internet marketing adalah global.

b. Banyaknya informasi yang dapat disampaikan melalui internet. Apabila melakukan iklan melalui koran atau televisi, perusahaan akan dibatasi dengan ukuran koran dan lama waktu sehingga jumlah informasi yang dapat disampaikan sangat terbatas. Iklan dapat disampaikan secara leluasa.

c. Karena informasi yang disampaikan lebih banyak, maka konsumen dapat memperoleh gambaran yang lebih baik tentang perusahaan ataupun produk.

d. Lebih hemat biaya. Dengan menggunakan internet marketing, perusahaan dapat mengurangi biaya untuk menyewa tenaga pemasaran (salesman). Dibandingkan dengan iklan di koran, radio atau televisi, periklanan menggunakan internet lebih murah biayanya.

Namun demikian, internet marketing juga memiliki batasan, yaitu:

a. Faktor privasi

Beberapa perusahaan yang menerapkan e-commerce kadang membagi-bagikan informasi yang seharusnya rahasia kepada perusahaan lain sehingga konsumen menjadi tidak nyaman.

b. Kekhawatiran faktor keamanan

Maraknya kejahatan internet membuat banyak orang khawatir untuk menggunakan layanan-layanan internet marketing.

2.2.2 E-Marketing

Menurut Strauss dan Frost (2012: 28) e-marketing adalah proses perencanaan dan pengeksekusi dari konsep, distribusi, promosi, penetapan harga, barang, dan jasa untuk membuat pertukaran yang dapat memuaskan pelanggan baik perorangan maupun kelompok.

Menurut Kotler dan Armstrong (2005: 74) e-marketing adalah sisi pemasaran dari e-commerce yang mencakup tentang upaya perusahaan dalam berkomunikasi, promosi, dan menjual barang dan jasa melalui internet.

2.2.3 E-Marketing Segments

Menurut Strauss dan Frost (2012: 199) e-marketing segments dapat dibagi menjadi :

• Geographic Segments, walaupun lokasi geografis dari komputer di cyberspace tidak penting bagi pengguna internet, itu sangan penting bagi perusahaan yang menggunakan internet. Alasannya karena banyak perusahaan yang menargetkan kota, wilayah, atau negara yang spesifik dengan produk yang ditawarkan.

• Demographic Segments, pada awal internet penggunanya adalah remaja, mahasiswa, dan orang yang menyadari pemasukan yang tinggi.

• Psychographic Segments, mencakup kepribadian, nilai-nilai, gaya hidup, aktivitas, opini, dan minat. Kepribadian dibedakan menjadi self oriented dan other oriented, nilai-nilai dibedakan menjadi kepercayaan agama masing-masing, gaya hidup dan aktivitas dikelompokan menjadi perilaku yang tidak berkaitan dengan produk seperti olahraga, opini dan minat sikap dan kepercayaan yang mereka punya.

• Behavior Segments, ada 2 jenis dari behaviour segement : mencari keuntungan dan kegunaan produk. Pemasar sering menggunakan benefit segmentation untuk membuat kelompok pelanggan berdasarkan keuntungan yang mereka inginkan dari produk. Kegunaan produk adalah dapat digunakan dalam banyak cara.

• Benefit Segements, jika pemasar dapat membuat segment berdasarkan dari keuntungan yang dicari oleh pelanggan maka mereka dapat membuat produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

• Usage Segments, dapat dikelompokan sesuai dengan bagaimana mereka menggunakan medium (Home and Work; ISP; Wireless; Timeonline)

2.2.4 E-Marketing Challenges and Opportunities

Menurut Strauss dan Frost (2012: 12) e-marketing challenge and opportunities :

1. Markets, dibagi menjadi 5: business to customer (B2C), Business to government (B2G), business to business (B2B), consumer to consumer (C2C), government to customer (G2C).

2. Business, perusahaan menghadapi kompetisi dengan adanya globalisasi yang disebabkan oleh internet, berikut beberapa challenge and opportunities: bagaimana perusahaan dapat melayani pelanggan baik offline maupun online, bagaimana perusahaan menghadapi banyaknya data, adanya kesempatan dari produk baru dan cara menambah pemasukan dengan adanya digital economy.

3. Technology, banyak perusahaan telah memotong pengeluaran dengan mengurangi karyawan dan penggunaan kertas dengan proses dan pembayaran secara elektronik

4. E-Marketing Delivers, bagaimana perusahaan dapat memenuhi konsep pemasaran saat pelanggan memiliki kontrol penuh, perusahaan harus mengetahui apa yang penting bagi pelanggan dan menyampaikannya lebih baik dari pada kompetitor.

2.2.5 Lima Kekuatan Bersaing Porter

Menurut Turban et al (2001: 440) kompetisi adalah titik utama dalam melihat sukses atau gagalnya perusahaan. Salah satu kerangka kerja yang dikenal untuk menganalisa kekuatan bersaing adalah Porter Competitive Force Model. Model ini sudah digunakan untuk membuat strategi bagi perusahaan untuk meningkatkan kekuatan bersaing, lima kekuatan tersebut:

1. Ancaman dari perusahaan baru

2. Kekuatan menawar dari pemasok

3. Kekuatan menawar dari pelanggan atau pembeli

4. Ancama dari produk pengganti

5. Persaingan antara perusahaan yang sudah ada

[pic]

Gambar 2.2 Porter Model

(Sumber : Turban et al (2001: 440))

2.2.6 SOSTAC

Menurut Paul R. Smith(1999) dalam buku E-business and E-commerce Management: Strategy, Implementation, and practice oleh Chaffey (2009: 418), SOSTAC merupakan model kerangka perencanaan yang dapat dengan mudah diikuti, namun mampu untuk mengidentifikasi semua hal-hal utama yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. SOSTAC adalah kegiatan yang menggambarkan tahap perencanaan seperti yang digambarkan pada bagan berikut ini:

[pic]Gambar 2.3 Bagan SOSTAC

(Sumber : Chaffey (2009: 418))

1. Situation – Where are we now?

Tujuan dari analisis situasi adalah untuk memahami lingkungan saat ini dan masa depan di mana perusahaan beroperasi agar dapat menentukan tujuan strategis yang realistis mengingat apa yang terjadi di pasaran. Bagan diatas menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analsis situasi yang banyak mengacu pada lingkungan eksternal perusahaan.

Seluruh informasi yang telah didapat dirangkum kedalam tabel SWOT. Menurut Pearce dan Robinson (2000: 202) SWOT adalah singkatan dari kata Strength, Weakness dari perusahaan, dan linkungan yang mempengaruhi Opportunities dan Threats.

• Strengths adalah keunggulan bahan baku dibandingkan dengan kompetitor dan kebutuhan dari pasar.

• Weakness adalah keterbatasan perusahaan dalam hal 1 atau lebih bahan baku dibandingkan kompetitor yang dapat mempengaruhi performa perusahaan.

• Opportunities adalah situasi lingkungkan diperusahaan yang menguntungkan perusahaan dibandingkan kompetitor.

• Threats adalah situasi lingkungan diperusahaan yang tidak menguntungkan perusahaan dibandingkan kompetitor.

|The organization |Strengths – S |Weaknesses – W |

| |1 Existing brand |1 Brand perception |

| |2 Existing customer base |2 Intermediary use |

| |3 Existing distribution |3 Technology/skills (poor web experience)|

| | |4 Cross-channel support |

| | |5 Churn rate |

|Opportunities – O |SO strategies |WO strategies |

|1 Cross-selling |Leverage strengths to |Counter weaknesses through exploiting |

|2 New markets |maximize opportunities |opportunities_ build strengths for |

|3 New services |_ attacking strategy |attacking |

|4 Alliances/co-branding |Examples: |strategy |

| |1 Migrate customer to web strategy |Examples: |

| |2 Refine customer contact strategy |1 Counterrmediation strategy (create or |

| |across customer lifecycle or commitment|acquire) |

| |segmentation (e-mail, web) |2 Search marketing acquisition strategy |

| |3 Partnership strategy |3 Affiliate-based acquisition strategy |

| |(co-branding, linking) | |

| |4 Launch new web-based |4 Refine customer contact strategy |

| |products or value-adding |(e-mail, web) |

| |experiences, e.g. video | |

| |streaming | |

|Threats – T |ST Strategies |WT Strategies |

|1 customer choice |Leverage strengths to |Counter weaknesses and threats: build |

|(price) |minimize threats |strengths for defensive strategy |

|2 New entrants |_ defensive strategy |Examples: |

|3 New competitive |Examples: |1 Differential online pricing strategy |

|products |1 Introduce new Internetonly products |2 Acquire/create pure-play |

|4 Channel conflicts |2 Add value to web |company with lower cost-base |

|5 Social network |services – refine OVP |3 Customer engagement strategy to |

| |3 Partner with |increase conversion, average |

| |complementary brand |order value and lifetime value |

| |4 Create own social network/ |4 Online reputation management |

| |customer reviews |strategy/e-PR |

Tabel 2.3 Contoh analisis SWOT

(Sumber : Pearce dan Robinson (2000: 202))

2. Objectives – Where do we want to be?

Efektifitas rencana e-marketing didasarkan pada tujuan yang jelas karena ini akan menginformasikan strategi dan taktik serta membantu dalam mengkomunikasikan tujuan strategis untuk tenaga kerja dan investor.

Setelah perusahaan mengetahui posisi mereka secara tepat dalam marketplace, sekarang saat nya menentukan tujuan. Adanya penetepan tujuan dapat membantu mengarahkan perusahaan supaya tetap fokus hanya pada hal-hal yang ingin dicapai. Panduan SMART dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membuat tujuan yang spesifik. SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Actionable, Relevant, and Time-related.

• Specific: tujuan harus cukup rinci untuk mengukur masalah dan kesempatan

• Measurable: Dapatkah atribut kuantitatif dan kualitatif diterapkan untuk membuat sebuah metric.

• Actionable: Dapatkah informasi digunakan untuk meningkatkan kinerja

• Relevant: Dapatkah informasi diterapkan pada masalah tertentu yang dihadapi oleh manajer.

• Time-related: Apakah ukuran atau tujuan berhubungan dengan jangka waktu yang ditetapkan.

3. Strategy – How do we get there?

Menurut Chaffey (2008: 454) Unsur strategi dari perencanaan E-Marketing mendefinisikan bagaimana E-Marketing mencapai tujuan. Definisi strategi harus terintegrasi ke dalam proses perencanaan E-Marketing karena proses perencanaan E-Marketing merupakan proses berulang dari analisis situasi untuk pengaturan tujuan dalam mendefinisikan strategi.

Cara yang dapat digunakan untuk mengingat elemen kunci yang harus ada dalam strategi-khususnya dalam pembentukan strategi e-marketing yang efektif-adalah dengan berpedoman pada akronim berikut: STOP and SIT (Chaffey & Smith, 2008: 459).

Sebelum menentukan strategi E-Marketing seperti apa yang akan diterapkan untuk membantu dalam pencapaian tujuan perusahaan maka perlu diketahui terlebih dahulu unsur STOP seperti apa yang ingin dicapai perusahaan setelah diterapkannya E-Marketing dimana unsur tersebut adalah akronim dari segmentation, target marketing strategy, online value proposition (OVP), dan positioning ).

• Segmentation

identifikasi kelompok yang berbeda dalam target pasar dalam rangka mengembangkan penawaran yang berbeda untuk kelompok berbeda.

• Target Marketing Strategy

evaluasi dan pemilihan segmen yang sesuai dan pengembangan penawaran yang sesuai.

• OVP(Online Value Proposition)

Online value proposition itu sendiri bisa diartikan sebagai Pelanggan Value Proposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan melalui channel online (Chaffey, 2010: para. 1).

• Positioning

mempengaruhi persepsi pelanggan suatu produk dalam pasar.

4. Tactics – How exactly do we get there?

Taktik merupakan rumusan detail langkah atau tahap seperti apa yang akan dilakukan untuk pelaksanaan strategi. Pada intinya perbedaan strategi dengan taktik adalah: strategi merumuskan panduan umum yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan (Chaffey, Chadwick, Johnston, & Mayer,2008: 460). Taktik yang digunakan untuk melaksanakan strategi e-marketing adalah kerangka taktik RACE.

Kerangka RACE merupakan kerangka pembentukan taktik yang pertama kali diperkenalkan oleh Steve Jackson dalam bukunya Cult of Analytics. RACE terdiri atas empat langkah aktivitas marketing yang dirancang untuk membantu membentuk brands engagement (proses membentuk loyalitas pelanggan terhadap suatu brand). Berikut penjabaran dari rangkaian aktivitas marketing yang terdapat dalam kerangka RACE (Chaffey, 2010, What Is RACE? section, para. 1):

• Langkah 1 : Reach.

Maksud dari tahapan ini adalah membangun brand awareness atau memperkenalkan produk kepada pelanggan secara online maupun offline. Hal ini dapat dicapai melalui pengenalan produk lewat jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter.

• Langkah 2 : Act.

Act adalah taktik agar pelanggan mencari tahu lebih banyak tentang perusahaan atau produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembuatan navigasi website yang user friendly.

• Langkah 3 : Convert.

Conversion adalah taktik untuk menarik target pelanggan agar bersedia menjalin hubungan dengan pihak perusahaan, serta tertarik untuk mencoba menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan

• Langkah 4 : Engage.

Membangun hubungan dengan pelanggan melalui waktu untuk mencapai tujuan retensi. Pada tahap ini, hal yang perlu dilakukan adalah upaya menjaga hubungan dengan pelanggan secara lebih baik lagi agar dapat bertahan lama, contohnya dengan penambahan layanan pelanggan service, social media, testimonial dan sebagainya.

Gambar 2.4 Kerangka taktik RACE.

(Sumber : Chaffey,2010, The RACE Digital Marketing Improvement Framework)

5. Action – What is our plan?

Komponen tindakan rencana dari e-marketing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manager umtuk melaksanakan rencana tersebut.Chaffey (2008: 379)

Tahap yang digunakan dalam melaksanakan strategi e-Marketing yang digunakan di antaranya adalah Gantt Chart, dan membuat estimasi biaya.

• Ganttchart menurut Schwalbe(2004: 192) menyediakan suatu format standar untuk mengambarkan informasi mengenai jadwal proyek dengan menampilkan kegiatan proyek, jadwal mulai dan jadwal selesai dalam bentuk kalender. Ganttchart menunjukkan informasi dalam tugas proyek sebagai suatu serial batang (bars) sepanjang sekala waktu (timescale).

• Estimasi biaya dimana dalam hal ini akan dijelaskan tentang rincian estimasi biaya yang akan di gunakan untuk pembuatan dan pengembangan E-Marketing.

6. Control – did we get there?

Control dimana Unsur E–Marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan pandangan pelanggan dan pendapat dan teknik baru seperti analisis web memutuskan file log yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan tercapai. intranet dapat digunakan untuk berbagi informasi antara pemasar dan konsultan dalam sebuah organisasi. Chaffey (2008: 381).

Fungsi Control disini adalah untuk mengetahui apakah E-Marketing yang diterapkan sudah berjalan dengan baik atau belum. Untuk menjalankan fungsi Control dapat dilakukan melalui web analytics. Web analytics sangat penting untuk mengendalikan komunikasi digital. Web analytics membantu Anda memeriksa apakah tujuan tercapai dan harus digunakan untuk perbaikan yang berlanjut. Chaffey (2008: 605). Teknik yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan kontribusi dari e-marketing untuk bisnis termasuk meninjau traffic arahan, volume, clickstream, s data online, jangkauan survei, kepuasan pelanggan, rujukan dan penjualan. Chaffey (2008: 416).

2.2.7 Search Engine Optimization (SEO)

Search Engine Optimization ialah proses dimana mempengaruhi sebuah visibilitas sebuah website pada search engine. Dimana dalam mempengaruhi visibilitas ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, baik secara natural atau melakukannya dengan membayar pada google fasilitas ini dinamakan google adsense. Untuk menempuh cara yang natural user harus sedikit bermain analisa dengan google keyword tool. Setelah didapatkan kata yang tepat untuk meta tag, maka keyword yang dikiranya dapat mempengaruhi visibilitas tersebut dimasukkan kedalam meta description dan meta keyword.

Pengertian SEO adalah sebuah singkatan yang berasal dari bahasa inggris yang kepanjangannya adalah “Search Engine Optimization” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah “Optimasi Mesin Pencari”. Pengertian SEO adalah mengoptimalkan sebuah website dengan memanfaatkan mesin pencari dan mendapatkan peringkat yang tinggi di halaman pertama mesin pencari dengan menggunakan keyword tertentu agar dibanjiri pengunjung yang datang dari search engine USI FE Unair (2012: 1).

[pic]

Gambar 2.5 Contoh mengenai meta tag

(sumber: Search Engine Optimization Starter Guide-Google)

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download