Latest Seminar Topics for Engineering CS|IT|ME|EE|EC|AE|CA



LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM STUDI AERONAUTIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. DIRGANTARA INDONESIA

S.U AIRCRAFT SERVICE (ACS)

BANDUNG

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Ketua Jurusan

Program Studi Aeronautika

STTKD Yogyakarta

Kol. (Purn) SUKIRMAN HD

Ketua STTKD Yogyakarta

Marsda TNI (Purn) UDIN KURNIADI, SE

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT. DIRGANTARA INDONESIA

S.U AIRCRAFT SERVICES (ACS)

BANDUNG

Disusun oleh :

1. BUDI HARTANTO 0501008

2. CARLIJAN 0501011

3. GUNAWAN 0501009

Bandung, April 2008

Telah disetujui dan disahkan oleh :

MGR. MANAJEMEN SDM & ADM - ACS

DEDDY D. HERMANA

NIK : 831649

ATASAN

PEMBIMBING I PEMBIMBING II PEMBIMBING

NAZZARUDIN HARYANTO AGUS RIYANTO

NIK : 850286 NIK : 069007 NIK : 820105

Mengetahui :

A.n KADIV. SUMBER DAYA MANUSIA

MANAGER PELATIHAN & PENGEMBANGAN SDM

IR. BAMBANG SUGIHARTONO

NIK : 851209

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yang bertempat di SU Air Craft Service yang merupakan bagian dari PT.DI (Dirgantara Indonesia) dengan waktu yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari – 25 April 2008. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan tugas yang harus ditempuh setiap mahasiswa untuk menyelesaikan program Studi Aeronautika Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta.

Sungguh banyak pengalaman yang berharga bagi penulis dengan mengikuti praktek kerja lapangan di SU.Air Craft Services PT.Dirgantara Indonesia. Dengan mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan tersebut maka penulis dapat mengetahui secara langsung pelaksanaan C-check pada pesawat,terutama tentang pelaksanaan C-check pada landing gear. Mulai dari komponen, fungsi,trouble shoting serta proses removal/installation. Penulis juga mengetahui tentang proses pelaksanaan C-check mulai dari persiapan,pelaksanaan sampai dilakukan inspeksi oleh Quality Assurance.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, pengetahuan dan sumber informasi bagi mahasiswa program studi Aeronautika ataupun khalayak umum. Penulis menyadari bahwa laporan ini kurang sempurna, maka saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menjadikan laporan ini lebih baik lagi.

Wassalamualikum Wr.Wb.

Bandung, April 2008

Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis sangat bersyukur atas terlaksananya kegiatan praktek kerja lapangan di S.U Air Craft Service (ACS) PT Dirgantara Indonesia. Semua itu tidak akan tercapai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, maka kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas segala limpahan nikmat serta karunia-Nya

2. Ayah dan Ibunda tercinta kami yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material

3. Bapak Agustiono dan Bapak Agus Riyanto selaku pembimbing kami

4. Karyawan aircraft services bagian landing gear : Pak Ali, Mas Nanang, Pak Darwin, Pak Yusuf, Pak Hatta, Pak Dede, dan Pak Pontus atas segala informasi dan bimbingannya

5. Bapak Ginanjar selaku bagian administrasi

6. Bapak Marsda TNI (purn) Udin Kurniadi, SE selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta

7. Bapak Kol (purn) Sukirman HD selaku ketua Program Studi Aeronautika Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta

8. Seluruh jajaran Direksi, Staff, dan karyawan S.U Aircraft Services

9. Teman-teman Aeronautika 2005

10. Teman-teman dari STTA, UNNUR, ATAS, dan TUTUKO atas bantuannya

11. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis.

Tiada kata yang dapat terucap dari penulis selain terima kasih yang tulus. Semoga Allah SWT dapat membalas semua jasa baik kepada semua pihak yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini.

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan sebagai sarana pengembangan mahasiswa untuk menjadi manusia yang kritis, dan memiliki ilmu pengetahuan serta ketrampilan untuk menghadapi era globalisasi yang sarat akan persaingan. Sekaligus memiliki sikap dan kemampuan akademis yang akan mampu untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat melalui bangku perkuliahan kedalam kehidupan maupun dunia kerja. Tujuan umum pendidikan tinggi adalah membentuk sarjana yang mampu menghadapi kemajuan perkembangan zaman. Untuk itu seorang mahasiswa dituntut untuk mampu menyerap ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk menunjang pengabdiannya kelak dimasyarakat. Dengan menyerap ilmu pengetahuan, maka diharapkan seorang mahasiswa akan siap dalam menghadapi dunia kerja. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari kegiatan akademis maupun non akademis.

Oleh karena itu program praktek kerja lapangan sangat diperlukan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan . Dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan, maka diharapkan seorang mahasiswa akan mengetahui lingkungan dunia kerja dan akan lebih siap dalam menghadapi persaingan .

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai tolak ukur antara ilmu yang diperoleh mahasiswa dengan komunitas dan lingkungan kerja.

2. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan

Adapun tujuan dilaksanakannya praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama di bangku perkuliahan.

2. Untuk mengetahui dan memahami lingkungan kerja yang sesungguhnya.

3. Untuk meningkatkan kemampuan dan menambah pengalaman mahasiswa .

3. Batasan masalah

Agar pembahasan tidak mengalami penyimpangan dari maksud dan tujuan, maka penulis melakukan pembatasan masalah yang akan dibahas. Adapun pembatasan masalah dalam laporan ini hanya mengenai ulasan secara umum tentang komponen-komponen yang ada pada landing gear.

4. Metode penyusunan Laporan

1. Studi pustaka

Data yang diambil bersumber dari literatur seperti buku perpustakaan, Maintenance Manual Maintenance Planning Data dll.

2. Observasi

Data yang diambil berdasarkan pengamatan saat praktek di lapangan.

3. Wawancara

Data yang diambil berdasarkan wawancara dengan pihak yang bersangkutan seperti pembimbing lapangan, engineering, mekanik dll.

5. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dan komposisi bab yang terkandung dalam laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bab I. Pendahuluan

Pada bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, serta batasan masalah dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan.

2. Bab II. Profil P.T dirgantara Indonesia

Bab ini berisi tentang tinjauan umum dan profil dari P.T Dirgantara Indonesia yang menjelaskan tentang sejarah, visi dan misi struktur organisasi serta aktivitas bisnis dari perusahaan tersebut.

3. Bab III. Landasan Teori

Bab ini akan membahas deskripsi umum tentang Landing Gear, karakteristik Landing Gear, pengoperasian, fungsi dan komponen Landing Gear.

4. Bab IV. Main Gear Wheel and Tire Removal/Installation

Bab ini berisi tentang ulasan proses removal/installation pada main gear wheel and tire.

5. Bab V. Penutup

Pada bab terakhir berisi kesimpulan selama melaksanakan praktek kerja lapangan dan saran.

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. DIRGANTARA INDONESIA

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan, dan manufacturing pesawat terbang.

Diawali dengan membangun dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan yang berdiri pada tanggal 23 Agustus 1976 ini, memproduksi helicopter dan pesawat terbang NBO-105, Super puma NAS-212, dan 3 tahun kemudian mengintegrasikan teknologi, PT. Dirgantara Indonesia bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235.

Kemudian dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat industri kedirgantaraan dunia serta meningkatkan kemampuan sebagai industri pesawat terbang, kerja sama internasional ditandatangani, antara lain dengan Boeing Company, menghasilkan komponen pesawat Boeing, dengan Bell Helicopter Textron, memproduksi NBELL-412.

Selanjutnya, dengan penguasaan teknologi serta keahlian yang terus berkembang, PT. Dirgantara Indonesia merancang bangun N250, generasi pesawat penumpang subsonic dengan daya angkut 64-68 penumpang dengan fly by wire system. Prototype pertamanya telah berhasil diterbangkan untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Agustus 1995, dan telah menjalani sekitar 600 jam uji terbang. Kemudian diteruskan dengan mengembangkan N2130 pesawat jet transonic dengan inovasi baru, dalam tahap preliminary design. Namun, kedua program tersebut terhenti karena adanya kendala pendanaan.

Pada tahun 1998, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun sebelumnya, industri ini mempersiapkan paradigma baru. Melalui paradigma ini, PT. Dirgantara Indonesia lebih berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi yang telah diserap selama tiga windu, sebagai ujung tombak dalam menghasilkan produk dan jasa.

2.2 Profil Perusahaan

PT. Dirgantara Indonesia terletak di Jalan Padjajaran No 154 Bandung dan merupakan perusahan satu-satunya di Indonesia yang menangani masalah pembuatan Pesawat terbang.

PT. Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahan kelas dunia dalam bidang industri dirgantara yang telah berhasil sebagai industri manufactur dan memiliki diversifikasi produknya, tidak hanya bidang Pesawat terbang tetapi juga dalam bidang lain, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, otomotif, maritime, militer, otomasi dan control, minyak dan gas, turbin industri teknologi simulasi, dan engineering services.

PT. Dirgantara Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak tahun 1997. Pendirian PT. Dirgantara Indonesia didasarkan pada PP. No. 12 tanggal 5 April 1976, dan mulai resmi berdiri sebagai perusahan pada tanggal 23 Agustus 1976.

Pada awal tahun 2004, program restrukturisasi perusahaan yang mencakup reorientasi bisnis dan penataan ulang SDM digulirkan, postur karyawan menyusut dari 9.670 menjadi sekitar 3.500 orang dan PT. Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnisnya dari 18 menjadi 5 satuan usaha, yang maliputi :

1. Aircraft

2. Aerostructure

3. Aircraft Services

4. Defence

5. Engineering Services

Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis yang adaptif dan efisien.

2.3 Visi dan Misi Perusahaan

2.3.1 Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara yang berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global, dengan mangandalkan keunggulan biaya.

2.3.2 Misi

1. Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil serta dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya.

2. Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam rekayasa, rancang bangun, manufactur, produksi dan pemeliharaan untuk kepentingan komersial dan militer, serta untuk aplikasi di luar industri dirgantara.

3. Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industri global yang mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengan industri dirgantara kelas dunia lainnya.

2.4 Satuan Usaha

2.4.1 Aircraft

Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer, dan misi khusus.

a. NC-212

Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang, dengan beragam versi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek, serta mampu beroperasi pada landasan rumput, tanah, dan lain-lain. (unpaved runway).

b. CN-235

Pesawat angkut komuter serbaguna dengan kapasitas 35-40 penumpang ini dapat digunakan dalam berbagai misi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek serta mampu beroperasi pada landasan rumput, tanah, es, dan lain-lain. (unpaved runway).

c. NBO-105

Helicopter multi guna ini mampu membawa 4 penumpang, sangat baik untuk berbagai macam misi, mempunyai kemampuan hovering dan maneuver dalam situasi penerbangan apapun.

d. Super Puma NAS-332

Helicopter modern ini mampu membawa 17 penumpang, dilengkapi dengan aplikasi multi misi yang aman dan nyaman.

e. NBELL-412

Helicopter yang mampu membawa 13 penumpang ini memiliki prioritas rancangan yang rendah resiko, keamanan tinggi, biaya perawatan dan biaya operasinal rendah.

2.4.2 Aerostructure

Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan tinggi dalam manufactur pesawat, dilengkapi dengan fasilitas manufactur dengan ketepatan tinggi (high precision), seperti : mesin-mesin canggih, bengkel sheet metal dan welding atau pengelasan, composite dan bonding center, jig dan tool shop, calibration, testing equipment, dan quality inspection (peralatan test dan uji kualitas) pemeliharaan, dlsb : bisnis satuan usaha aerostrutur meliputi :

1. Pembuatan komponen aerostructure (machined parts, subassembly, assembly)

2. Pengembangan rekayasa (engineering package) : pengembangan komponen aerostructure yang baru.

3. Perancangan dan pembuatan alat-alat (tooling design and manufacturing)

Memberikan program-program kontrak tambahan (subcontrack program) dan offset, untuk Boeing, Airbus Industries, Korean Airlines Aerospace Divition, Mitsubishi Heavy Industries, AC CTRM Malaysia.

2.4.3 Aircraft Services

Dengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun, Unit Usaha Aircraft Services menyediakan servis pemeliharaan pesawat dan jenis helicopter berbagai jenis, yang meliputi : penyediaan suku cadang, pembaharuan dan modifikasi, struktur pesawat, pembaharuan interior, maintenance dan overhaul. Mulai tahun 2004 Aircraft Service maintenance Boeing 737-200 dan Series, dan mendapatkan AMO dari DSKU.

2.4.4 Engineering Services

Dilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi tinggi, serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standar internasional, Satuan Usaha Engineering Services siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering.

2.4.5 Defence

Bisnis utama Satuan Usaha Defence, terdiri dari : produk-produk militer, perawatan, perbaikan, pengujian, dan kalibrasi baik secara mekanik maupun secara elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat perang, produksi berbagai sistem, antara lain : FFAR 2,75” rocket, SUT Torpedo, dan lain-lain.

2.5 Kerjasama Internasional

Berikut merupakan kerja sama yang telah dilakukan oleh PT. Diragantara Indonesia sejak pertama berdiri sampai sekarang, antara lain :

1. IPTN-CASA (Spanyol) : NC-212 (Lisensi), CN-235 (kerja

sama design dan teknologi).

2. IPTN-BELL TEXTRON : Helicopter N-Bell-412 (Lisensi)

3. IPTN-DASA (Jerman) : Helicopter NBO-105 (Lisensi)

4. IPTN-BOEING (AS) : Qualified Boeing Bidder dan Sub

kontrak komponen

5. IPTN-FIAS (Prancis) : Fasilitas diklat

6. IPTN-General Dynamic (AS) : Komponen F-16.

7. IPTN-BAE (Inggris) : Komponen repair

8. IPTN-AEG Talen Funken : SUT (surface under water target)

(Jerman) Torpedo

9. IPTN-General Electric (AS) : UMC, Overhaul Engine CT-7.

10. IPTN-GARRET (AS) : Perawatan Engine TPE-331

11. IPTN-Turbomeca (Prancis) : Perawatan Engine Turbomeca

Makila

12. IPTN-ALLISON (AS) : Perawatan Engine A-250 dan

GMA-21000.

13. IPTN-Roll Royce : Perawatan Engine DART

14. IPTN-Ly Cuming (AS) : Perawatan Engine LTS-101

15. IPTN-Partt and Whitney : Perawatan dan pembuatan Part

Engine PT-6

16. IPTN-Messier Bugati : Perawatan Landing Gear CN-250

17. IPTN-Hoghes Coorporation : General Satelit Palapa-C

18. IPTN-FOKKER BV : Komponen F-100 dan F-70 (MOU)

19. IPTN- Luca Aerospace : Rancangan dan pembuatan system

20. IPTN- Lockheed (AS) : Komponen Airbus (MOU)

21. IPTN-Hamilton Standart (AS) : Kerjasama dalam bidang

aeronautika

22. IPTN-AIRBUS Industries : Join Venture dalam bidang

perangkat lunak computer

23. IPTN-NDO ( Jepang )-NSI : Fly by wire system N-250

24. IPTN-Liebre Aeroteehniek : N-250

25. IPTN-Dowty Aerospace : Engine test bench H werkw

GMBH

26. IPTN-Henschel Flugjeyg : Engine test bench H werkw

GMBH

2.6 Struktur Organisasi S.U Aircraft Services

| | |

|I |Smooth Contour |

|II |High Pressure |

|III |Low Pressure |

|IV |Extra Low Pressure |

|V |Not Applicable |

|VI |Low Profile |

|VII |Extra High Pressure, Low Speed |

| |Extra High Pressure, High speed |

|VIII |Extra High Pressure, Low Profile, Low Speed |

| |Extra High Pressure, Low Profile, High Speed |

Tabel 2.1 Klasifikasi Performance Tire

Tire yang diklasifikasikan dengan tipe I,II,IV,VI sudah tidak digunakan karena tire tipe-tipe ini tidak bias digunakan untuk desain baru. Tire yang diklasifikasikan dengan tipe III,VII,VIII diproduksi dibawah peraturan FAR 37,167 dan disetujui dibawah technical standard order (TSO) nomor C 62 b. Tire tersebut harus demarking secara permanen, seperti ditunjukan pada gambar 2.23 pada gambar ditunjukan negara pembuatan pada tire (Made in USA), ukuran ban (34x9,25-16) ply rating (18 ply rating 33 skid 210 mph), serial number, qualification test speed dan kedalaman skid pada saat test speed lebih dari 160 mph (257,6 km/h) dan kata ‘reinforced’ serta applicable TSO number.

3.9.3 Aircraft Tire Operation Characteristics

Beban yang berat pada kecepatan yang tinggi dapat menyebabkan kondisi operation tire pesawat dapat berbahaya, lihat pada gambar table (2.24) ada beberapa tipe dari tire dan batasan pengoperadiaan dari tire pesawat, pada gambar tabel menunjukan bahwa kecepatan dan beban pada pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan tire yang digunakan pada transportasi darat.

Beban yang berat dan kecepatan yang tinggi menyebabkan panas pada ban pesawat. Panas dibagian dalam sangat signifikan dikarenakan kecepatan mendarat, tekanan yang kurang dan jarak mendarat. Kecepatan yang tinngi pada waktu landing dan take off dapat mengurangi umur pada tire tersebut.

Ketika sebuah tire terjadi deflected (berat atau tekanan) kemampuan tarik plies bagian luar akan menjadi lebih tinggi dibandingkan pada plies bagian dalam tire. Kekurangan beban atau kelebihan beban daripada tire akan menaikan gaya geser dikarenakan pemisahan pada bagian atas tire dan pada sisi dinding bagian bawah dari tire tersebut.

2.9.4 Spot repairs (Perbaikan Sementara)

Spot repair bias menjaga dari kerusakan pada tread diantaranya memotong benjolan dimana pemotongan itu lebih dari 25% dari permukaan body plies tire dan tidak melebihi dari 2 inch panjang dari permukaannya.

Vulkanisir spot repair juga dibatasi dengan beberapa kali waktu penambalan. Treadnya tidak boleh melebihi dari tread rubber dan tidak menembus cord body.

Kecepatan rendah pada tire (dibawah 160 Mph) dengan kerusakan tread yang tidak melebihi dari 25% dari permukaan body memiliki panjang permukaan maksimum 2 inch, dengan lebar maksimum tidak melebihi 1 inch dapat divulkanisir. (Lihat gambar 2.25)

Kecepatan tinggi pada tire (diatas 160 Mph) dengan kerusakan tread tidak melebihi dari 40 % dari permukaan body plies memiliki panjang maksimum permukaan 1½ inch dengan lebar maksimum tidak melebihi ¼ inch dapat divulkanisir.

2.9.5. Tire Storage

Penyimpanan tire terpasang atau tidak terpasang harus disimpan diruangan yang gelap,dingin dan kering. Gunanya untuk melindungi tire dari cahaya terutama cahaya matahari. Cahaya ultraviolet akan membuat tube compounds menjadi rusak dikarenakan akan menyebabkan tire tersebut mengembang. Tire dapat dilindungi dari sinar matahari dengan cara mengecat jendela store room. Tire tidak boleh terkena oli, gress isolvent atau produk-produk yang mengandung minyak. Tire harus diletakan secara vertical pada pada rak sesuai dengan ukuran tire.

BAB V

MAIN GEAR AND TIRE MAINTENANCE

2. Tire Inspection

Tire harus diperiksa sebelum terbang. Untuk memeriksa kerusakan yang mungkin terjadi selama didarat atau setelah penerbangan sebelumnya. Tekanan dari tire harus diperiksa setiap hari, bila tekanan berkurang atau melebihi ukuran normal maka harus dilakukan pengecekan core valve dari kebocoran dengan menggunakan air sabun pada ujung valve untuk melihat adanya gelembung. Bila tidak ada gelembung berarti tutup tube tidak mengalami kebocoran.

3. Jenis-jenis kerusakan tire pada pesawat Boeing 737-200

Sebelum pergantian wheel and tire harus diperhatikan dan diperiksa terlebih dahulu kondisi dari tire tersebut. Ada beberapa kerusakan dan limit yang menyebabkan tire tersebut harus diganti, yaitu:

1). Circumferential Cuts

Circumferential cuts apabila terdapat robek dengan panjang maksimum 2 inch, lebar ½ inch dan kedalaman maksimum 18 inch serta mencapai lapisan pada tread reinforcement dan carcass/belt plies. Apabila panjang maksimum 12 inch dan lebar ½ inch, akan tetapi kedalaman robek 1/8 inch tidak mencapai lapisan benang(tread reinforcement), lihat (Gambar 4.1)

2). Transverse Cuts

Trasverse Cuts apabila terjadi robek antar tread rib

3). Puncture

Puncture apabila terjadi lubang dengan diameter melebihi 3/8 inch atau lubang itu mencapai carcass plies.

4). Rib Undercuts

Rib Undercuts apabila terjadi retak melebar sampai lapisan dibawah tread rib.

5). Groove Cracks

Groove Cracks apabila terjadi lubang lagi pada groove sampai mencapai carcass plies.

6).Circumferential Side Wall Cracks

Circumferential Side Wall Cracks apabila terjadi retak secara circumferential pada dinding samping dari tire dengan jumlah banyak.

7). Radial Side Wall Cracks

Radial Side Wall Cracks terjadi retak secara radial pada dinding samping tire dengan jumlah banyak.

8). Ozone and Weather Crack

Ozone and Weather Crack retak yang disebabkan oleh cuaca atau umur dari tire tersebut secara menyeluruh.

9). Tread Flaking, Chiping, or Chuking

Tread Flaking, Chiping, or Chuking apabila terdapat lubang seperti terbelah atau sumping pada tread dari tire.

10). Open Tread Splice

Open Tread Splice terjadi robek yang menyambung antara tread ribs.

11). Peeled Rib

Peeled Rib apabila lapisan dari tire mengelupas.

12). Chevron Cuts

Chevron Cuts apabila terjadi sobekan-sobekan pada tire

13). Tread Flat Spot

Tread Flat Spot bagian tread dari tire mengalami flat spot ( gundul ).

14). Flat spot

Flat Spot apabila terjadi flat spot ( botak ) hingga menyentuh tread reinforcement dan merobek protector plies.

15). Ice Skid burn/Tread Rubbber Reversion

Ice skid burn/ Tread Rubber Reversion apabila terjadi ice burn yang merusak sampai tread reinforcement dan merobek protector plies

16). Side Wall Separation

Side wall Separation terjadi benjolan pada sisi samping tire.

17). Thread Separation

Thread Separation terjadi benjolan pada kulit luar dari tire.

18). Shoulder Wear Conditions

Shoulder Wear Conditions apabila pada shoulder menunjukkan fabric dan terdapat keretakan pada bawah groove serta tread suduh gundul.

4. Main Gear Wheel and Tires Removal/Installation

1). Survei lapangan dengan mengamati kondisi luar dari wheel and tire

- Ban sudah terlalu tipis

- Ban mengalami kerusakan

- Terdapat kerusakan pada komponen wheel

- Terdapat baut yang rusak pada wheel

Apabila salah satu dari kondisi diatas terjadi maka harus dilakukan penggantian pada komponen tersebut.

2). Penggantian wheel and tire dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut:

A. Persiapan untuk membuka (removal) :

a). Mengecek terpasangnya pengunci landing gear saat didarat (lock pin) dan mengganjal roda.

b).Mengaktifkan parking brake dengan menekan kedua pedal dan menarik parking brake lever kemudian meleppaskan pedal.

c). Memasang jack dan wheel assembly di dongkrak sehingga terangkat bebas dari tanah (ground).

d). Mengempeskan ban.

B. Proses untuk membuka (removal):

a). Memutar 8 cam-lock fasteners dan membuka hubcap fairing (hanya pada wheel bagian luar).

b). Membuka hubcap assembly dengan membuka kawat pengaman dan membuka bolts dan washer.

c). Membuka retainer ring dari axle nut.

d). Membuka washer dan outer wheel bearing.

e). Memasang axle thread protector pada ulir axle.

f). Menempatkan wheel change dolly, mengangkat roda dan membuka.

g). Memasang axle protector pada axle (Gambar 3.19).

C. Persiapan untuk memasang (installation):

a). Mengecek kondisi umum dari wheel and tire

b). Membuka axle protector dari axle

c). Mengecek kondisi axle

d).Melumasi inner dan outer bearing serta grease seal dengan grease aeroshell22

e). Lakukan pengecekan kelurusan posisi pada brake disk bila diperlukan.

D. Proses untuk memasang (installation):

a). Pastikan axle thread protector terpasang

b). Memasang inner bearing, grease seal, retaining ring di bagian dalam dari wheel

c). menempatkan wheel assembly pada dolly dan dorong keposisi brake and axle

d). Memasang outer wheel bearing

e). Pada beberapa pesawat memasang outer grease seal dan retairing clip

f). Membuka axle thread protector

g). Memasang washer

h). Merelease (melepaskan) parking brake

i). Melumasi thread and nut washer mating surfaces dengan grease dan memasang axle nut

j). Axle nut dikencangkan sambil memutar wheel sampai mencapai torsi 300 pound-feet

k). Nut dilonggarkan sampai torsi 0

l). Kencangkan lagi axle nut sampai 150 pound-feet sampai memutar wheel

m). Pastikan terlihat/lurus lubang lock bolt

n). Jika belum terlihat, putar dan sedikit lagi sampai terlihat lubang pertama

o). Memasang retainer ring pada axle nut

p). Memasang hubcap dengan menggunakan 3 set bolts dan washer, kencangkan bolts sampai 50-80 inch-pounds akan tetapi harus terlihat lubang pneumatic valve extion (pentil) pada hubcap untuk mengisi tekanan wheel sebelum memasang bolts

q). Memasang lockwire pada semua bolts

r). Meletakkan hubcap fairing panel pada hubcap dan putar 8 cam-lock fasteners ke lubang panel (khusus untuk wheel sebelum keluar)

s). Mengisi ban dengan dry nitrogen

t). Menurunkan jack dan melepaskannya

u). Membersihkan semua dari alat-alat dan sisa kain pembersih (majun)

v). Melakukan check terakhir untuk tekanan ban yang benar (Gambar 3.20)

Gambar Main Gear Wheel Removal/Instalation 1

BAB VI

Gambar Main Wheel Removal/Instalation 2

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Aircraft Service selama dua bulan tentunya sangat menambah pengalaman kerja dan pengetahuan yang bermanfaat bagi perkuliahan pada khususnya. Pengambilan topic mengenai bagian landing gear pada Boeing 737-200 telah disesuaikan antara materi yang harus di bahas dan waktu yang tersedia untuk mempelajarinya.

Disiplin kerja yang tinggi, kecermatan, ketelitian serta profesionalisme merupakan hal yang penting dalam proses pekerjaan yang penuh rasa tanggung jawab untuk mencapai hasil yang makasimal, berkualitas dan bermutu tinggi. Skil yang berpengalaman dan terlatih adalah hasil dari disiplin dan sikap profesionalisme dari seorsng mekanik perawatan pesawat udara.

Terpenuhinya fasilitas kerja sangat menunjang terhadap keberhasilan pencapaian tujuan kerja dan kelancaran, ketelitian serta keselamatan kerja. Pemenuhan registrasi, sertifikasi serta administrasi adalah hal penting lainya yang harus diperhatikan dalam pencapaian tujuan kerja.

Kerjasama atau team work merupakan hal yang tidak boleh hilang dari suatu proses perawatan pesawat udara, karena setiap individu memiliki keterbatasan. Keterbatasan dari tiap individu dapat di back up oleh individu lain yang memiliki kelebihan, sehingga proses pekerjaan akan terus berjalan.

Berdasarkan bahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat di ambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Landing gear adalah roda pendarat yang terdiri dari 2 main gear dan 1 nose gear yang berfungsi untuk mensupport pesawat saat landing maupun take off.

2. Udara di dalam tire berfungsi untuk menyerap getaran pada saat landing dan take off. Tire menahan berat daripada pesawat pada saat pesawat di darat, juga berfungsi pada saat pengereman dan pemberhentian air craft pada saat landing.

3. Kondisi dari tire sangat penting untuk diperhatikan pada saat pesawat akan landing dan take off.

4. Extention dan retraction yaitu suatu system untuk mengkondisikan landing gear up setelah take off dan down apabila landing.

5. Main gear berfungsi untuk mendukung fuselage , pada nose gear terdapat nose wheel steering system yang berfungsi untuk control arah ketika pesawat taxi di darat.

2. Saran

Penulis berharap agar institusi pendidikan mampu mengorganisir program Praktek Kerja Lapangan bagi seluruh mahasiswa, baik waktu maupun tempatnya. Selain itu mampu berkoordinasi dengan pihak perusahaan dalam hal penyusunan kurikulum. Dengan demikian dapat terjalin link and match antar kedua belah pihak tersebut. Karena dengan praktek kerja lapangan inilah yang membuat mahasiswa dapat merasakan keadaan sebenarnya dalam dunia kerja.

Semoga pihak perusahaan sadar akan perlunya kegiatan Praktek Kerja Lapangan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan lebih memberikan kesempatan untuk berkembang terhadap generasi mendatang. Hal tersebut dimaksudkan member dampak saling menguntungkan diantara keduanya.

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Pengesahan P.T Dirgantara Indonesia ii

Lembar Pengesahan STTKD iii

Kata Pengantar iv

Ucapan Terima Kasih v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Pustaka viii

Lampiran ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 1

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Metode Penyusunan Laporan 2

1.5 Sistematika Penyusunan Laporan 2

BAB II. GAMBARAN UMUM P.T DIRGANTARA INDONESIA

2.1 Sejarah Perusahaan 4

2.2 Profil Perusahaan 5

2.3 Visi dan Misi Perusahaan 6

2.4 Satuan Usaha 6

2.5 Kerjasama Internasional 9

2.6 Struktur Organisasi Direktorat Aircraft Services 11

BAB III. MANAJEMEN DAN DUKUNGAN INSPEKSI C-5 CHECK

3.1 Manajemen Pemeliharaan 12

3.2 Alur Pemeliharaan Pesawat 14

3.3 Dukungan Pemeliharaan Pesawat Udara 15

BAB IV. LANDASAN TEORI

4.1 Pengertian Landing Gear System 19

4.2 Karakteristik Landing Gear 19

4.3 Pengoperasian Landing Gear 20

4.4 Fungsi dan Komponen Landing Gear 20

4.5 Karakteristik dan Fungsi Komponen

Extention dan Retraction 30

4.6 Brake System 37

4.7 Anti Skid System 38

4.8 Wheel 39

4.9 Tire 40

BAB V. MAIN GEAR AND TIRE MAINTENANCE

5.1 Tire Inspection 45

5.2 Jenis-jenis Kerusakan Tire

Pada Pesawat Boeing 737-200 45

5.3 Main Gear Wheel and Tire Removal/Installation 47

BAB VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan 54

6.2 Saran 55

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Main Gear Component Location

Gambar 4.2 Main Gear Shock Strut

Gambar 4.3 Side Strut

Gambar 4.4 Reaction Link

Gambar 4.5 Torsion Link

Gambar 4.6 Main Gear Door

Gambar 4.7 Nose Gear Component Location

Gambar 4.8 Drag Line

Gambar 4.9 Nose Gear Shock Strut

Gambar 4.10 Torsion Link

Gambar 4.11 Nose Gear Wheel Weel door

Gambar 4.12 Landing Gear Control Lever Assembly

Gambar 4.13 Main Gear Actuator Assembly

Gambar 4.14 Main Gear Modular Package

Gambar 4.15 Main Gear Lock Mechanism

Gambar 4.16 Nose Gear Actuator Assembly

Gambar 4.17 Nose Gear Lock Mechanism

Gambar 4.18 Brake System

Gambar 4.19 Anti Skid System

Gambar 4.20 Wheel

Gambar 5.1 Main Wheel Removal/Installation I

Gambar 5.2 Main Wheel Removal/Installation II

-----------------------

Finish

Distributed to Customer, Sales, QA

Recordered and Listed by PPC

Rectification

Collected by Leader

MDR Issuance

TC / MDR Signed by Customer and Approriate Function

Continue the Job

Recordered and Listed by PPC and Take Action with appropriate Function to look for Solution

Kinds of Trobles

Troble Identify

Read To Carefully

START

[pic]

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download