Yuanitalevany.files.wordpress.com



Controllership

Yuanita Levany, SE., Ak.

Pengertian Controller

Controllership merupakan ilmu yang mempelajari apa, siapa dan bagaimana seorang Controller menjalankan fungsi perencanaan, pengendalian, pelaporan, akuntansi dan tanggung jawab utama lainnya. Hal yang penting untuk pemenuhan fungsi Controller secara wajar ialah adanya suatu sikap pemikiran yang memberi semangat dan menghidupkan data finansial dengan menerapkan terhadap kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.

Istilah “Controller” berasal dari bahasa perancis yaitu “Comptroller”, “Compte” yang berarti “Account” atau rekening. Peranan Controller dalam suatu perusahaan selalu meningkat dari waktu ke waktu selaras dengan perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Pada masa lalu, pekerjaan Controller sangat sederhana yaitu menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas neraca dan laporan rugi-laba. Saat sekarang, tugas Controller meliputi banyak fungsi penting lainnya.

Controller adalah manajer yang bertugas atau “in charge” pada Departemen Akuntansi. Mereka adalah anggota staf tim manajemen puncak yang aktif berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Controller sekaligus juga sebagai manajer lini pada departemennya. Meskipun Controller tidak melakukan pengendalian dalam ukuran wewenang lini, tetapi sebagai manajer informasi mereka mempunyai posisi yang penting dalam melaksanakan pengendalian dengan cara-cara yang sangat khusus yaitu melalui pelaporan dan penafsiran data yang diperlukan untuk proses perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan.

Adapun pengertian Controller menurut R. A. Supriyono dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen, adalah:

“Controller adalah orang yang bertanggung-jawab untuk mendesain dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen”.

(2000;206)

Sedangkan pengertian Sistem pengendalian manajemen itu sendiri menurut R. A. Supriyono dalam bukunya Sistem Pengendalian Manajemen, adalah:

“Suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi anggotanya agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sistem pengendalian manajemen terdiri atas struktur dan proses”.

(2000;11)

Adapun Pengertian Controller menurut Willson dan Campbell dalam buku Controllership Tugas Akuntan Manajemen yang telah dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjendera adalah:

“The term ‘controller’ is more descriptive of the expanded responsibilities of function. Controller is the title used to signify the position of the chief accounting officer responsibilities of financial statistics and control”..

(1997, 11)

Dari beberapa definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Controller mengawasi dan menyelenggarakan catatan akuntansi dan statistik, ia juga diharuskan untuk melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan akuntansinya serta berusaha memberikan informasi yang dapat membantu manajer operasional dalam mencapai tujuan manajemennya dan mendukung tercapainya tujuan perusahaan secara keceluruhan serta bertanggung jawab untuk mendesain dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen.

Pengertian Controller terus berkembang sejalan dengan fungsinya yang semakin luas. Pada berbagai perusahaan, jabatan Controller diberikan dengan fungsi yang bervariasi menurut perusahaan tersebut. Namun semua definisi untuk jabatan Controller menunjukan bahwa Controller merupakan top manajemen dalam bidang akuntansi dan keuangan. Dia juga bertanggung jawab dalam mengawasi metode perencanaan dan pengendalian yang digunakan dalam perusahaan, serta pengembangan sistem tersebut. Berbagai sebutan untuk jabatan Controller menurut Willson dan Campbell dalam buku Controllership Tugas Akuntan Manajemen yang telah dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjendera adalah:

“Banyak sebutan dipergunakan untuk jabatan kepala akuntansi; akan tetapi, sebutan yang paling umum dan representatif ialah Controller. Tugas-tugas Controller kadang-kadang dipikul oleh seorang kepala akuntansi, manajer kantor, Controller, bendaharawan, asisten bendaharawan, atau sekretaris. Akan tetapi, dengan semakin bertambahnya tekanan pada pengendalian akuntansi (accounting control), dan dengan adanya kebutuhan pimpinan akan tambahan informasi untuk tujuan statistik dan pengambilan keputusan keuangan, maka istilah “Controllership” telah memperoleh pengakuan yang selayaknya.”

(1997;11)

Dari uraian di atas tampak bahwa tugas Controller meliputi juga perencanaan, pelaporan, serta pengendalian berbagai kegiatan perusahaan. Meskipun diberi sebutan Controller, Kepala Bagian Akuntansi tidak melakukan pengendalian secara langsung di dalam perusahaan karena fungsi ini tetap dipikul oleh para pimpinan yang bertanggungjawab atas operasi yang dipimpinnya. Dimana pengendalian yang dilakukan Controller berupa penyajian laporan, analisis, rekomendasi dan nasihat kepada mereka dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain dapat diartikan bahwa Controller adalah pejabat yang menyediakan alat bantu bagi para pimpinan perusahan untuk mengendalikan perusahaan, dalam hal ini adalah pengendalian penjualan.

Tugas dan Tanggung Jawab Controller

Dalam lingkungan operasi perusahaan yang luas dan selalu mengalami perubahan, Controller dapat memberikan informasi dan mengarahkan pimpinan dalam mengambil keputusan. Sekarang ini, Controller tidak hanya membatasi peranannya dalam fungsi pencatatan, tetapi harus mampu membuat laporan, menganalisis dan menginterpretasikan, laporan yang diberikannya serta memberikan saran-saran dan informasi lainnya kepada pimpinan perusahaan dalam membuat keputusan. Oleh karena itu, Controller harus memahami ide pimpinan dan menterjemahkan dalam data. Controller juga harus berorientasi pada pandangan manajemen yang mengarah pada operasi-operasi perusahaan yang paling menguntungkan.

Menurut Willson dan Campbell dalam buku Controllership Tugas Akuntan Manajemen yang telah dialihbahasakan oleh Tjintjin F Tjendera, tugas dari Controller yang terpenting adalah sebagai berikut:

1. Controller terutama merupakan seorang eksekutif staf, yang fungsi utamanya adalah mengembangkan suatu organisasi dan sistem perkiraan, kebijaksanaan, catatan dan prosedur yang akan menyediakan data yang dapat dianalisa dan diinterpretasikan oleh para pimpinan fungsional lain dalam pengambilan keputusan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan.

2. Meskipun tanggungjawab untuk mengarahkan operasi dilimpahkan pada para pimpinan fungsional yang lain, tetapi Controller harus sanggup memahami dan menjalin hubungan dan masalah-masalah mereka, agar dia efektif dan dapat membantu untuk memecahkan masalahnya.

3. Agar dapat berguna, fakta-fakta, informasi dan data harus dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mudah dimengerti oleh mereka yang membutuhkannya.

4. Controller harus memiliki kesanggupan untuk menerjemahkan fakta dan statistik ke dalam bentuk trends (arah) dan hubungan-hubungannya. Dalam lingkungan perusahaan masa dating, adalah merupakan hal yang sangat perlu agar trends dan hubungan-hubungannya dapat dilihat sedini mungkin dan dipertimbangkan tindakan yang akan diambil.

5. Controller harus cermat dalam temuan (findings) dan pelaporannya; akan tetapi, dia juga harus memiliki kesanggupan untuk melihat ke depan dan sanggup memberi penilaian terhadap masa yang akan datang.

6. Pada umumnya perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengisolasi masalah pokoknya; akan tetapi, perusahaan yang sukses selalu mengambil tindakan positif tepat pada waktunya. Oleh karena itu, Controller harus dapat mengembangkan dan menyediakan informasi secepatnya.

7. Controller harus mengadakan tindak lanjut (follow up) terhadap penelitian dan interpretasinya. Para pimpinan biasanya sibuk dan cenderung menangguhkan hal-hal yang tidak memerlukan perhatian segera.

8. Controller harus dapat diandalkan oleh para pimpinan dengan menyediakan informasi yang cermat dan segera, disertai suatu sikap ingin membantu. Jika dia bersikap diktator atau tercela, maka dia segera kehilangan nilainya dalam proses pengambilan keputusan.

9. Controller harus jujur dan tidak memihak. Dia perlu melaporkan semua fakta yang relevan. Fungsi Controllership mempunyai tugas mengukur pelaksanaan dari semua satuan perusahaan dan harus melaporkan dengan cermat.

10. Controller harus sanggup memasarkan atau menjual ide kemampuan analitis dan fungsi totalnya. Oleh karena itu, adalah penting bahwa semua output disediakan dalam suatu bentuk yang dapat dipergunakan dengan mudah.

11. Meskipun menyadari penuh dari tugasnya, Controller harus juga menyadari keterbatasannya. Informasi statistik, yang telah dikumpul, dianalisa, dan diinterpretasikan dengan bagaimanapun cermatnya, bukan merupakan suatu pengganti bagi kemampuan pimpinan.

Adapun tanggungjawab Controller menurut R.A Supriyono dalam buku Sistem Pengendalian Manajemen adalah sebagai berikut:

1. Mendesain, mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian dan sistem informasi dalam organisasi.

2. Menyusun laporan keuangan untuk para pemakai eksternal (pemegang saham atau pemilik, kreditor, pajak dan lain sebagainya).

3. Menyusun dan menganalisis laporan-laporan kinerja manajer unit-unit organisasi dan kinerja organisasi sebagai suatu entitas ekonomi dan membantu para manajer dengan cara:

a. Menginterpretasikan laporan-laporan tersebut.

b. Menganalisis usulan-usulan program dan anggaran.

c. Mengkonsolidasikan rencana-rencana berbagai bagian organisasi.

4. Mengembangkan auditing internal dan prosedur pengendalian akuntansi untuk:

a. Menjamin validitas informasi.

b. Mengamankan aktiva organisasi.

c. Melaksanakan audit operasional.

d. Menjamin dipatuinya kebijakan manajemen.

5. Mengisi formulir-formulir (laporan-laporan) perpajakan dan mengurus semua kewajiban pajak dan restitusi pajak perusahaan.

6. Mendesain, mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian manajemen internal untuk perencanaan dan pengendalian.

7. sebagai staf manajemen puncak, Controller memberikan nasihat kepada manajer mengenai implikasi-implikasi keuangan atas keputusan-keputusan yang dipertimbangkan.

8. Mengembangkan sumber daya manusia dalam departemen akuntansi dan berpartisipasi dalam pendidikan dan pelatihan manajemen yang berhubungan dengan tanggungjawab dan fungsi Controller.

Untuk melaksanakan tanggungjawab diatas maka Controller memiliki beberapa fungsi utama yang harus dilakukan agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

PRINSIP-PRINSIP CONTROLLERSHIP BERLAKU TERHADAP SEMUA JENIS PERUSAHAAN

Salah satu rintangan terhadap perkembangan fungsi controllership adalah perasaan pada sebagian pimpinan, bahwa perusahaannya berbeda dan tidak memerlukan metode pengendalian yang modern. Pada dasarnya masalah-masalah manajemen tidak jauh berbeda di antara berbagai jenis industri dan perusahaan. Kekhususan dalam operasi-operasi kecil atau mendetail dari berbagai jenis perusahaan terhadap pembatasan ekonomis dan politis yang mengelilingi mereka. Perusahaan listrik, telepon, dan air (public utility), perusahaan asuransi, perantara, hotel, perusahaan rekreasi, institusi keuangan, dan toko serba ada menunjukkan contoh-contoh dari kekhusuan dalam organisasi dan prosedur, tetapi dapat ditegaskan kembali bahwa masalah pokoknya adalah serupa. Controller yang memahami secara seksama masalah pokok dari pengendalian akuntansi (accounting control), dapat dengan mudah menerapkannya pada industri dan perusahaannya sendiri.

Fungsi Controller

Dikarenakan banyaknya variasi yang muncul pada berbagai perusahaan, fungsi Controller juga mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan posisinya sebagai anggota tim manajemen puncak, Controller mempunyai kebebasan untuk memilih teknik dan rincian kegiatannya, mengawasi pekerjaan pihak lain, secara langsung menyusun studi dan laporan-laporan khusus, dan memberikan saran-saran pada manajemen puncak dalam masalah-masalah dan situasi-situasi khusus.

Berikut ini adalah Fungsi-fungsi dasar “Controllership” menurut Willson dan Campbell dalam bukunya Controllership Tugas Akuntan Manajemen, adalah sebagai berikut:

“ 1. Fungsi Perencanaan

2. Fungsi Pengendalian

3. Fungsi Pelaporan

4. Fungsi Akuntansi

5. Tanggung Jawab Lainnya”.

(1997;12)

Fungsi-fungsi dasar tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut:

1. Fungsi perencanaan

Menetapkan dan memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, menganalisis, merevisi, (bila perlu), mengkomunikasikan kepada semua tingkat manajemen, serta menggunakan sistem-sistem dan prosedur yang cocok. Penetapan dan pemeliharaan suatu rencana operasi yang terintegrasi telah diuraikan sebagai fungsi-fungsi pokok dari Controller. Tujuan perusahaan adalah laba dan perencanaan diperlukan untuk mencapainya, oleh karena itu Controller berperan dalam perencanaan perusahaan. Controller harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa rencana didukung oleh semua jenjang manajemen. Dengan adanya pengakuan akan perlunya suatu recana dan keinginan berpartisipasi dari semua tingkatan manajemen maka Controller mempunyai tanggungjawab untuk memastikan bahwa bagian-bagian didalamnya adalah baik dan cocok satu sama lainnya. Apabila rencana telah disatukan Controller harus menguji atau menilai kewajarannya dan melaporkan kepada pimpinan tertinggi mengenai temuan-temuannya.

1. Fungsi pengendalian

Fungsi pengendalian manajemen adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan sehingga tujuan dan rencana perusahaan dapat dicapai. Controller Mengembangkan dan merevisi norma-norma (standar) yang memuaskan sebagai ukuran pelaksanaan dan menyediakan pedoman serta bantuan kepada para anggota manajemen yang lain dalam menjamin adanya penyesuaian hasil pelaksanaan sebenarnya terhadap norma atau standar. Hasil akhir dari fungsi pengendalian tidak hanya berupa suatu laporan atas prestasi kerja melainkan mencakup pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

a. Bantuan dalam menetapkan norma-norma untuk penendalian.

b. Evaluasi terhadap norma standar.

c. Pelaporan tentang prestasi kerja jangka pendek yang sesungguhnya.

d. Pengembangan trends.

e. Memastikan sistem dan prosedur menyediakan data yang berguna.

2. Fungsi pelaporan

Fungsi pelaporan berhubungan erat dengan fungsi perencanaan dan fungsi pengendalian Dalam fungsi pelaporan, Controller menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil-hasil keuangan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan, mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan satuan organisasinya, menyiapkan, dan menyampaikan berkas-berkas laporan ekstern yang diperluan untuk memenuhi permintaan instansi pemerintah, para pemegang saham, institusi keuangan, para pelanggan, dan masyarakat umum.

3. Fungsi akuntansi

Pencatatan transaksi-transaksi keuangan secara sistematis sering dipandang sebagai fungsi pokok dari Controller. Adapun pekerjaan Controller adalah Mendesain, menetapkan, dan memelihara sistem Akuntansi Keuangan dan biaya pada semua jenjang perusahaan, termasuk untuk perusahaan secara menyeluruh, per divisi, per pabrik, dan per satuan untuk dapat mencatat secara wajar semua transaksi, keuangan dalam pembukuan agar sesuai dengan prinsip-prinsip Akuntansi yang sehat disertai dengan pengendalian intern yang memadai.

4. Tanggung jawab lainnya

Mengelola dan mengawasi fungsi-fungsi, misalnya, fungsi perpajakan, termasuk saling berhadapan, dengan instansi pajak; memelihara hubungan yang sesuai, dengan auditor intern dan auditor ekstern; mengadakan dan menata program-program asuransi; mengembangkan program penyiapan catatan; membentuk program mengenai hubungan dengan para investor dan dengan masyarakat umum; serta mengarahkan fungsi-fungsi lain yang telah dilimpahkan.

STATUS ORGANISATORIS

Controller yang sangat cakap tidak akan mempunyai kesulitan untuk memelihara hubungan yang wajar dengan para pimpinan lain, dan sesungguhnya dia dapat menduduki suatu posisi yang nomor dua pentingnya setelah pimpinan tertinggi. Dewan komisaris dari FEI telah menerima kodifikasi sebagai berikut:

1) Controller harus merupakan seorang pimpinan eksekutif pada tingkat pengambilan kebijaksanaan yang bertanggungjawab langsung kepada pimpinan tertinggi dari perusahaan. Pengangkatan atau pemindahannya harus mendapat perssetujuan terlebih dahulu dari dewan komisaris.

2) Controller perlu diharuskan oleh dewan direksi untuk menyajikan secara langsung laporan periodic yang mencakup hasil-hasil operasi dan kondisi-kondisi keuangan dari perusahaan, bersama-sama dengan informasi lain yang mungkin diminta oleh dewan tersebut.

3) Controller sebaiknya menjadi seorang anggota dari dewan direksi dan dari semua kelompok pembuat kebijaksanaan tertinggi lainnya.

SUMBER KEWENANGAN CONTROLLER

Definisi yang jelas mengenai tugas, kewenangan dan tanggungjawab biasanya dipandang sebagai syarat mutlak bagi adanya pelaksanaan yang baik. Yang pasti pada perusahaan-perusahaan besar, dan mungkin juga pada perusahaan-perusahaan kecil, luasnya kewenangan dan tanggungjawab controller dapat ditetapkan menurut salah satu dari ketiga cara berikut; (1) sesuai dengan ketetntuan dalam anggaran rumah tangga, (2) menurut resolusi dari komisi eksekutif, atau (3) menurut perintah umum dari presiden direktur.

Ketentuan- ketentuan dalam anggaran rumah tangga dapat berbeda-beda isinya yang menyangkut fungsi controllership. Akan tetapi, pada pokoknya kebanyakan menyatakan bahwa “controller dapat menjadi pejabat utama yang diserahi tugas menyelenggarakan catatan pembukuan perusahaan. “ selanjutnya sebagian besar ketentuan juga mencakup pernyataan bahwa “dia dapat memiliki wewenang dan tugas-tugas lain yang mungkin dilimpahkan padanya oleh dewan direksi, atau oleh komisi eksekutif, atau oleh presiden direktur.

Struktur Organisasi Controller

Struktur organisasi perusahaan harus memungkinkan adanya koordinasi usaha di antara semua satuan dan jenjang untuk mengambil tindakan yang dapat mencapai suatu tujuan umum. Setiap unit organisasi harus mengerti tanggungjawabnya, bagaimana masing-masing unit berhubungan dengan unit lainnya dan kewenangan apakah yang diberikan kepada masing-masing unit tersebut.

Controllership merupakan suatu fungsi pokok yang semakin dikenal dan harus diorganisasikan dengan tepat, agar pengendaian akuntansi dapat berfungsi dan data statistik dapat dipergunakan secara efektif tidak cukup hanya dengan prosedur-prosedur, metode-metode, dan catatan-catatan yang wajar tetapi tugas-tugas harus dilaksanakan atas suatu basis yang terkoordinasi dengan baik, dan hasilnya dikomunikasikan kepada mereka yang membutuhkannya.

Suatu organisasi yang efektif dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individu yang bekerja sama mengamil tindakan-tindakan yang dapat mencapai suatu tujuan umum.

MASALAH-MASALAH ORGANISASI YANG KHAS BAGI CONTROLLER

Sementara perusahaan tumbuh atau berekspansi dan lingkungan berubah, controller akan dihadapkan dengan masalah-masalah dan keputusan yang berhubungan dengan struktur organisasi, yaitu:

1) Struktur organisasi harus ditinjau secara berkesinambungan dengan mempertimbangkan teknologi yang berubah-ubah kebutuhan-kebutuhan baru, tanggungjawab yang berbeda dan keseluruhan yang lingkungan dalam mana perusahaan beroperasi.

2) Sentralisasi atau desentralisasi perusahaan dan masalah yang berhubungan dengan fungsi akuntansi yang dapat dilaksanakan secara lebih efektif pada kantor pusat, kantor divisi, pabrik atau kantor pabrik, kantor cabang, kantor penjualan, dan lain-lain.

3) Hubungan controller perusahaan dengan setiap controller divisi atau pabrik, apakah atas suatu hubungan garis langsung atau melalui kepala satuan operasi yang bersangkutan, atau atas suatu dasar ganda.

4) Evaluasi terhadap fungsi yang dilaksanakan pada kantor pusat, dan pada tingkat divisi atau pabrik dan pendelegasian kembali tanggungjawab apabila memang sesuai.

5) Pemisahan tugas-tugas secara tepat dalam departemen controller.

6) Evaluasi terhadap pendelegasian kewenangan dan tanggungjawab yang berhubungan.

STRUKTUR ORGANISASI YANG KHAS BAGI DEPARTEMEN CONTROLLER

Tidak ada suatu struktur organisasi yang dapat memenuhi semua kebutuhan, tidak satupun rencana paling ideal. Beberapa penggolongan menurut fungsi ternyata praktis dan dapat dikerjakan. Masalah pokoknya adalah memutuskan bagaimana fungsi-fungsi dapat digolongkan untuk memperoleh hasil yang paling efektif dalam lingkungan khusus. Beberapa komentar yang berhubungan dengan struktur yang sedemikian dapat ditunjukan sebagai berikut:

1) Kelompok akuntansi umum (general accounting) dan akuntansi biaya (cost accounting) terutama berhubungan dengan pencatatan transaksi-transaksi dan pelaporan hasil historis.

2) Fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian keuangan dipisahkan dari kegiatan pencatatan.

3) Dalam perusahaan yang lebih besar terdapat kebutuhan akan tenaga yang sanggup melakukan penelitian khusus yang berhubungan dengan masalah tertentu, mengatur kembali lokasi pabrik, menganbil keputusan-keputusan untuk membeli atau membuat sendiri, serta melakukan analisa ekonomi dan keuangan mengenai kemungkinan membeli/mengambil alih perusahaan lain.

4) Suatu departemen tersendiri harus dibentuk agar memiliki sumber-sumber yang cukup tersedia untuk merencanakan sistem akuntansi, mengembangkan prosedur pelaksanaan, dan berkoordinasi dengan para staf pusat computer (bagi sistem yang menggunakan computer).

5) Pada sebagian perusahaan, urusan pajak dan asuransi merupakan tanggungjawab controller.

6) Bergantung pada besarnya perusahaan, suatu departemen tersendiri dapat dibentuk untuk pemeriksaan intern (internal auditing) yang melapor controller.

7) Pada perusahaan-perusahaan yang berukuran kecil atau sedang, fungsi jenis-manajemen perkantoran, seperti komunikasi, jasa-jasa kantor,pegiriman per pos, pengarsipan jasa-jasa reproduksi berada di bawah controller.

ORGANISASI AKUNTANSI YANG DISENTRALISASIKAN VS DIDESENTRALISASIKAN

Desentralisasi yang dimasudkan di sini berhubungan dengan kecenderungan untuk mendelegasikan kewenangan yang semakin besar kepada para pejabat rendahan bidang yang terletak pada lokasi-lokasi yang jauh.Tentunya jelas bahwa sentralisasi dengan kecenderungan untuk memusatkan kewenangan pengendalian yang semakin besar pada pimpinan kantor pusat.Jelas sekali bahwa masalah ini tidak hanya batas organisasi akuntansi saja, tetapi meliputi seluruh perusahaan, yaitu yang menyangkut setiap fungsi pokok perusahaan.Terdapat kemungkinan yang tidak terbatas mengenai sentralisasi atau desentralisasi fungsi-fungsi akuntansi.Satu-satunya fungsi akuntansi yang dilaksanakan pada pabrik atau cabang adalah mengakumulasikan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pencatatan, seperti lembaran-lembaran produksi, bon permintaan, kartu-kartu jam kerja, dan mungkin juga faktur-faktur serta laporan-laporan penerimaan.

Kualifikasi Controller

Sebagai seorang pimpinan eksekutif yang memegang peranan penting dalam perusahaan, maka Controller harus memenuhi kualifikasi tertentu agar dapat bekerja dengan efektif. Menurut pendapat Wilson dan Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjendera dalam buku Controllership Tugas Akuntan Manajemen, seorang Controller yang efektif harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :

“1. Dasar Teknis yang sangat baik dalam akuntansi dan akuntansi biaya, disertai suatu pengertian dan pengetahuan yang menyeluruh mengenai prinsip-prinsip akuntansi.

2. Pemahaman terhadap prinsip-prinsip perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian

3. Pemahaman umum mengenai jenis industri perusahaan dan pemahaman terhadap kekuatan sosial, ekonomi dan politik, yang terlibat.

4. Pemahaman yang mendalam mengenai perusahaan, termasuk teknologi, produk, kebijaksanaan, tujuan, sejarah, organisasi dan lingkungannya.

5. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan seluruh tingkat manajemen dan suatu pemahaman dasar terhadap masalah fungsional lainnya yang berhubungan dengan teknik, produksi, pembelian, dan pemasaran”.

6. Kemampuan untuk menyatakan ide dengan jelas, secara tertulis ataupun dalam penyajian yang informatif.

7. Kemampuan menggerakkan orang lain untuk mencapai tindakan dan hasil yang positif ”.

(1997;21)

Jadi selain diharapkan memiliki kemampuan teknis dalam bidang akuntansi, seorang Controller harus juga memiliki integritas dan kemampuan untuk berkomunikasi serta menyatakan ide dengan jelas agar fakta-fakta yang disajikannya dapat dimengerti dan berguna dalam pengambilan keputusan.

PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI

Sebagai pejabat utuma dibidang akuntansi, controller harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi. Akuntansi penting dalam melakukan dan mengomunikasikan kegiatan usaha dari setiap organisasi perusahaan. Agar bisa efektif, maka prinsip-prinsip akuntansi ini harus jelas dimengerti oleh semua orang yang berkepentingan. Setelah bertahun-tahun, evaluasi akuntansi telah mengakibatkan dapat diterimanya banyak prinsip dan praktek yang memberikan hasil-hasil yang dapat dinilai secara wajar oleh setiap kelompok orang-orang yang berkepentingan.

PRINSIP AKUNTANSI YANG LAZIM DITERIMA

Prinsip akuntansi yang lazim diterima (generally accepted accounting principles) telah berkambang sepanjang masa dengan kerjasama dengan para pengusaha, American Insticute of Certified Public Acoountan’s (AICPA), bursa saham, kantor-kantor akuntan public,SEC dan badan-badan pengtur lainnya, Financial Accounting Standards Board (FASB), dan berbagai perkembangan dan laporan lainnya. Prisip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang mendapat dukungan otoritatif yang kuat dianggap sebagai yang lazim diterima.

Lazim(Generally) menurut definisi berarti pada umumnya, umum, biasa, secara ekstensif atau luas, dan paling sering menunjukkan suatu praktek yang agk universal.sesuai dengan itu, maka suatu prinsip atau praktek akuntansi yang “lazim” diterima (“generally accepted), yaitu yang paling sering atau secara luas diikuti dianggap mempunyai kewenangan kuat yang mendukungnya.

Inventory of Generally accepted Accounting Principles For Business Enterprises, dalam Accounting Research Study No. 7 mengemukakan devinisi dari akuntansi (accounting) s ebagai berikut :

Akuntansi adalah kumpulan dari pengetahuan dan fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pencarian asal-mula, pembuktian keaslian, pencatatan,pengklasifikasian, pengolahan, pengikhtisaran,penganalisaan, penginterprestasian dan penyediaan informasi yang dapat diandalkan dan yang penting secara sistematis, atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat financial, yang diperlukan untuk pengelolaan (management) dan pengoprasian dari suatu kesatuan dan untuk membuat laporan-laporan yang harus disajikan dalam memenuhi tanggungjawab yang dipercayakan kepada kesatuan (entity) itu dan memenuhi tanggungjawab-tanggungjawab lainnya.

Suatu prinsip (principle) telah didevinisikan sebagai suatu kebenaran umum, suatu prilaku, suatu sumber utama untuk memulai sesuatu, suatu pedoman dalam me alternatif-alterntif yang akan mencapai kualitas yang diinginkan.

Kebijakan dan praktek-praktek akuntansi yang paling sering dipergunakan dan yang mendapat dukungan otoritatif yang kuat untuk mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi keungan guna pengelolaan dan pengoprasian perusahaan dianggap sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.

PENGEMBANGN PRINSIP AKUNTANSI

Pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima oleh merupakan suatu fungsi utama dari AICPA. Suatu komisi dari Insitute tersebut pada tahun 1952 telah merekomendasikan kepada New York Stock Exchange sekelompok prinsip yang terdiri dari 5 aturan pelaporan financial, ayng telah disetujui oleh New York Stock Exchange untuk diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa. Aturan-aturan itu secara singkat dinyatakan sebagai berikut :

Laba yang belum dilealisir (unrealized profit) tidak boleh dikredit pada keuntungan, apakah secara langsung atau tidak langsung, dengan cara membebankan terhadap laba-laba yang belum direalisir, hal-hal yang biasanya akan dibebankan terhadap perkiraan keuntungan. Laba dianggap direalisir pada saat telah dilakukan penjualan dalam keadaan usaha biasa.

Surplus modal (capital surplus), bagaimanapun terjadinya, tidak boleh dipergunakan untuk membebaskan perkiraan laba tahun sekarang atau yang akan datang dari beban yang seyogianya dibebankan terhadap pendapatan.

Saldo laba yang ditahan (earned surplus) yang telah terbentuk dalam suatu anak perusahaan sebelum diperoleh oleh induk perusahaan, bukan merupakan suatu bagian dari saldo laba yang ditahan dalam laporan konsolidasi induk perusahaan.

Menyusul penerimaan dan persetujuan untuk memberlakukan aturan-aturan ini sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima. AICPA telah membentuk Committee on Accounting Procedur untuk merumuskan dan merekomandasikan praktek-praktek akuntansi.

Fungsi dari Committee on Accounting Procedure telah beralih kepada Accounting Principles Board (APB) pada bulan September 1959, Bord itu telah menyetujui resolusi berikut: “Accounting Principles Board dari American Insitute of Certified Public Accountans pada tanggal 1 September 1959 telah setuju memikul tanggungjawab dari komisi-komisi terdahulu tentang prosedur akuntansi dan terminology,”

Semasa berdirinya, Committee on Accounting Prosedure telah menerbitkan serangkaian accounting research bulletins, dan Committee On Terminilogy telah menerbitkan serangkaian accounting terminology bulletins. Dalam tahun 1953, 42 buah accounting research bulletins yang dahulu telah direvisi, disusun kembali, atau dicabut dan diterbitkan sebagai, Accounting Terminology Bulletin No. 1. Sejak tahun 1953, telah diterbitkan bulletin-bulletin lain. Accounting research bulletin terakhir adalah No, 42.

APB memiliki kewenangan yang sama, seperti komisi-komisi terdahulu, untuk meneliti dan merevisi setiap bulletin ini dan merencanakan pengambilan tindakan demikian dari waktu ke waktu.

Sambil menunggu tindakan revisi dan untuk mencegah adanya salah pegertian sementara mengenai status dari accounting research dan terminology bulletins APB mengeluarkan pemberitahuan umum bahwa bulletin-bulletin ini harus dianggap “tetap berlaku dengan tingkat kewenangan yang sama seperti sebelumnya.

Accounting Priciples Board melaksanakan penelitian secara ekstensif dengan menggunakan seorang staf tetap (full time) dan juga dengan bantuan dari profesi akuntansi sebagai suatu kesatuan.Pernyataan-pernyataan APB diterbitkan dalam bentuk APB Opinions dan APB Statement.

FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BOARD (FASB)

Pada tahun 1973 telah dibentuk Financial Accounting Standard Board (FASB) atas rekomendasi dari komisi Wheat. FASB sebagai perumus norma akuntansi keuangan merupaakan suatu badan yang tidak bertujuan mencari laba, yang terpisah dari badan-badan akuntansi yang telah ada, dan mempunyai sumber-sumber pembiyaan sendiri.

Finincial Accounting Foundation merupakan satuan pembuat kebijakan; FASB merupakan badan penetap norma; Finincial Accounting Standards Advisory Council bertindak sebagai suatu perantara FASB dan mereka yang dipengaruhi oleh norma-norma.

MENGUBAH PRINSIP DAN PRAKTEK AKUNTANSI

Akuntansi merupakan hal yang hakiki bagi pelaksanaan fungsi organisasi perusahaan secara efektif, dan prinsip-prinsip akuntansi harus berubah untuk memenuhi kebutuhan dinamis dari para pemakai, yaitu masyarakat pada umumnya. Menurut sejarahnya, para akuntan dan usahawan bersikap enggan untuk merubah norma-norma akuntansi. Penting sekali agar profesi akuntansi dan perusahaan menunjukkan ssikap yang positif terhadap penetapan norma dan tetap mempertahankan tanggungjawabnya dalam sector swasta. Hal ini memerlukan adanya penukaran pendapat dengan profesi akuntansi dan member rekomendasi-rekomendasi kepada FASB guna mengembangkan data yang tersedia untuk mengevaluasi perusahaan. Data harus disajikan secara wajar dan diterangkan dengan jelas serta dapat dikomunikasikan kepada para pemakai, baik swasta maupun pemerintah.

KERANGKA KONSEPSIONAL

Suatu masalah dasar dalam mengembankan prinsip-prinsip atau norma-norma akuntansi yang lazim diterima adalah kurangnya asas atau dasar atas mana dapat dibentuk segolongan norma-norma akuntansi yang dapat diterima.

PERNYATAAN MENGENAI KONSEP AKUNTANSI KEUANGAN

FSAB telah menerbitkan serangkaian pernyataan mengenai konsep akuntansi keuangan. Tujuannya adalah untuk menguraikan asas-asas yang menjadi dasar norma akuntansi dan pelaporan dan untuk menetapkan tujuan serta konsepsi yang akan digunakan FSAB dalam mengembangkan norma-norma. Pernyataan-pernyataan tersebut tidak menetapkan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim diterima.

ORGANISASI AKUNTANSI LAINNYA

Selain FSAB, terdapat kelompok akuntansi lainnya yang menetapkan norma-norma akuntansi: AICPA tetap terlibat melalui para anggotanya yang berpartisipasi di dalam proses pembuatan aturan. Para anggota AICPA memberikan makalah pendirian atas sebagian besar norma-norma yang diusulkan.

Cost Accounting Standard Board (CASB) telah dibentuk berdasarkan suatu undang-undang kongres pada tahun 1970 sebagai biro/ perwakilan daari kongres. Tujuannya adalah mencaipatakan norma-norma untuk penetapan biaya atau kontrak dengan departemen pertahanan.

SEC (Bapepam-nya Amerika) juga memiliki kekuasaan untuk memajukan norma-norma akuntansi. Ini terutama benar dalam hal menetapkan persyaratan-persyaratan pelaporan. Aturan-aturannya diterbitkan secar berkala dalam bentuk ASR.

PERANAN KOMPUTER DALAM ANALISIS USAHA DAN LINGKUNGAN BARU

Perusahaan selalu mengalami suatu perubahan, tetapi apa yang selama ini berjalan dengan mulus sekarang kelihatan menjadi perlombaan yang cepat. Tujuan dari bab ini adalah untuk menyadarkan pembaca mengenai kemungkinan penggunaan teknologi baru computer – apakah dalam perencanaan strategis yang lebih baik, atau dalam pengelolaan kas atau dalam keperluan apa saja – serta memberikan kepada pembaca suatu pengertian terhadap berbagai metodologi.

TINJAUAN MENYELURUH ATAS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

Dengan adanya kemajuan teknologis dan kemampuan computer untuk menangani banyak data dengan biaya yang relative kecil dibandingkan dengan penggunaan metode-metode tangan, maka mungkin dalam dasawarsa 1980-an akan dijumpai usaha-usaha yang lebih baik dalam mengkaitkan atau menghubungkan berbagai bidang pengelolaan suatu perusahaan.

PERANAN KOMPUTER

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi, apakah peranan controller dalam menyesuaikan sumber daya terhadap fungsi financial? Dalam banyak hal, tanggungjawab untuk pengelolaan data adalah terletak pada controller; akan tetapi, untuk tujuan diskusi disini kita pusatkan perhatian pada pengaplikasian computer terhadap masalah atau prosedur-prosedur keuangan, terlepas dari persoalan posisi organisasi dari kegiatan pengolahan data.

APLIKASI KOMPUTER

Setelah mengetahui gambaran umumnya, dapat timbul pertanyaan: “ Dalam pengaplikasian financial apakah computer (termasuk computer-komputer yang baru, yang kecil) dapat dipergunakan?” terdapat banyak pengaplikasian financial, sebagian dari padanya ditunjukan dalam daftar berikut:

Akuntansi

Buku besar

Buku-buku tambahan aktiva tetap

Distribusi upah dan gaji sera tenag kerja

Piutang

Hutang

Perhitungan biaya produk dan program-program

Pembayaran-pembayaran kas

Rekonsiliasi bank

Persediaan-persediaan

Ongkos-ongkos

Pajak-pajak

Formulir-formulir pajak yang diramalkan untuk menetapakan strategi pajak

Penyiapan formulir pemberitahuan pajak

Pajak-pajak yang ditangguhkan dan distribsinya

Perencanaan

Perencanaan strategis untuk kas, pendapatan dan kondisi keuangan yang diproyeksikan

Perencanaan taktis

Keputusan investasi modal – seleksi dari alternative-alternatif

Perencanaan tenaga kerja

Analisa peleburan/ perolehan perusahaan

Pengendalian

Anggaran atau rencan bisnis tahunan – perbandingan yang direncanakan terhadap yang benar-benar terjadi serta menganalisa varians

Realisasi anggaran per departemen yang terperinci

Pengelolaan Kas

Penjadwalan penggunaan jangka pendek dan ketersediaan kas

Pengembangan strategi surat-surat berharga jangka pendek

Rencana Pensiunan Pembayaaran Pensiun Pegawai

Penetapan hak-hak per individu

Penulisan cek

Investasi dan pelaksanaannya

Rancangan rencana pembayaran pendapatan yang dapat dibayangkan setelah pensiun dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Asuransi

Analisa terhadap alternative-alternatif asuransi

Analisa terhadap resiko

Pembayaran di muka dan penangguhan

Analisa terhadap tuntutan dan lain-lain

Pelaporan

Lapopran keuangan yang actual dan yang direncanakan

Rasio-rasio keuangan

Keuangan

Evaluasi terhadap alternative-alternatfif pembiayaan

Keputusan investasi

Lain-lain

Pemeriksaan intern rutin yang tertentu

Mencatat daftar-daftar persediaan dan retensi

BEBERAPA ALAT PENTING YANG BERGUNA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEUANGAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Ada tiga jenis pusat pertanggungjawaban ini. Pertama, pusat pertanggungjawaban dapat merupakan suatu “pusat biaya”, jika pengawas hanya diharuskan bertanggungjawab terhadap biaya belaka, yaitu terhadap ongkos-ongkos dari departemennya sendiri atau terhadap biaya bahan baku atau upah tenaglangsung yang terjadi. Kedua, pusat pertanggung jawaban dapat diperluas menjadi suatu “pusat laba”, jika pengawas diharuskan bertanggungjawab untuk mencapai suatu kontribusi laba yang ditetapkan. Dan yang terakhir, jika sseorang manajer diharuskan bertanggungjawab tidak hanya untuk laba tetapi juga terhadap investasi yang diperlukan untuk menghasilkan margin atau laba, maka pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan suatu “pusat Investasi”.

PERILAKU BIAYA

Yang agak mendasar bagi seluruh proses perencanaan dan pengendalian, atau kadang-kadang disebut “perencanaan laba”, atau juga manajemen menurut sasaran, adalah suatu pemahaman yang jelas mengenai bagaimanakah biaya-biaya, khususnya biaya overhead pabrikase, atau ongkos-ongkos lain akan berubah jika dihubungkan dengan volume usaha.

LAPORAN ATAS PENYIMPANGAN

Fungsi controllership dapat dikatakan efektif sejauh bila dapat mengidentifikasikan pelaksanaan operasi manajemen yang menyimpang dari suatu sasaran yang dapat diterima – apakah berupa rencana, atau norma, atau pelaksanaan di masa lalu. Dan ditinjau dari segi pengendalian akuntansi, munghkin tidak lagi yang sia-sia dari pada laporan yang memuat sangat banyak perincian dan oleh karena itu, sama sekali tidak akan dipergunakan.

PENILAIAN MENYELURUH TERHADAP PERUSAHAAN: BEBERAPA TOLAK UKUR ATAS PRESTASI MENYELURUH SUDUT PANDANG MANAJEMEN YANG LUAS

Jika controller berorientasi pada manajemen, jika memang dia harus melayani semua manajemen dengan sebaik-baiknya, maka jelas dia harus mempunyai suatu pandangan yang menyeluruh mengenai perusahaan. Dia harus mengenal kekuatan dan kelemahan perusahaan.

UNSUR-UNSUR PERUSAHAAN

Factor-faktor atau unsure-unsur berikut ini harus dievaluasi dalam proses analisa:

1. Berbagai tujuan dan kebijakan.

2. Organisasi.

3. Produk.

4. Pasar.

5. Program distribusi.

6. Rencana produksi.

7. Program penelitian dan pengembangan.

8. Struktur keuangan.

9. Sistem pengendalian.

TUJUAN DAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN

Dalam tinjauan terhadap perusahaannya, controller harus mengamabti bukan mengenai tujuan umum perusahaan, melainkan tujuan yang lebih spesifik dari perusahaannya dan kebijakan operasinya. Jelas sekali bahwa sebuah perusahaan harus mengetahui apa yang ingin dicapai.

ORGANISASI

Suatu organisasi dapat didefinisikan sebagai golongan individu-individu yang bekerja dibawah pimpinan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

PRODUK PERUSAHAAN

Pemeriksaan atau tinjauan manajemen dengan sangat logis dapat ddinilai dari lini produk. Karena sekalipun dengan kekuatan penjualan yang efektif, program advertensi yang dikembangkan dengan cukup, kelompok produk yang efisien, pabrik ayng diperlengkapi sebaik-baiknya, dan organisasi yang sangat baik, semua ini secara umum tidak akan dapat menghasilkan tingkat pendapatan yang memuaskan atas investasi, jika lini produk pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh pelanggan dengan kondisi-kondisi yang memungkinkan perusahaan mendapat bagian laba yang wajar.

PASAR

Informasi mengenai pasar dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu: (1) suatu penelaahan terhadap catatan-catatan intern perusahaan, dan (2) Analisa terhadap data dari sumber-sumber ekstern.

PROGRAM DISTRIBUSI

Pokok-pokok yang disarankan untuk dicakup dalam penelitian atau penelaahan sebagai berikut:

1. Seleksi dan latihan para penjual.

2. Seleksi saluran distribusi dan metode penjualan.

3. Penetapan quota penjualan.

4. Wilayah penjualan.

5. Perjalanan para penjual.

6. Advertensi dan bantuan promosi penjualan.

7. Kompensasi gaji para penjual.

8. Kebijaksanaan harga.

9. Kebijaksanaan-kebijaksanaan penjualan yang lain.

10. Biaya distribusi.

RENCANA PRODUKSI

Apabila karakteristik-karakteristik utama dari produk, pasarnya dan program untuk mencapai pasar tersebut telah diketahui, maka bidang selanjutnya yang logis dipelajari adalah rencana pengolahan produk.

PROGRAM RISET DAN PENGEMBANGAN

Makin banyak kehidupan dunia usaha bergantung pada suatu program yang memadai untuk mengembangkan dan memajukan produk-produk perusahaan. Meskipun perusahaan industry sering diberikan sebagai contoh utama, tetapi prinsip itu berlaku pula pada sebagian besar jenis usaha.

ORGANISASI DAN KEMAMPUAN FINANSIAL

Pengendalian keuangan atau akuntansi akan ditinjau pada bab-bab berikut. Pembahasan disini berhubungan dengan fase yang bukan menyangkut pengendalian. Singkatnya, kekuatan keuangan yang cukup harsu tersedia untuk melaksanakan program penjualan, produksi, riset.

SISTEM PENGENDALIAN

Factor yang penting untuk dipertimbangkan dalam suatu audit manajemen adalah sistem pengendalian. Pasal terdahulu menyangkut tinjauan mengenai fungsi khusus dari perusahaan – yaitu distribusi, pabrikase, riset, dan keuangan. Tetapi tidaklah cukup bahwa setiap kegiatan ini terlaksana secara baik dan terlaksana dengan sendirinya.

PERLUNYA BEBERAPA PENGUJIAN MENYELURUH

Beberapa ukuran yang umum dipergunakan akan ditijau di bawah ini dengan kami akan menunjukkan beberapa dari padanya yang lebih tepat dipergunakan dibandingakan dengan yang lain dalam manila kemajuan financial.

BEBERAPA TOLAK UKUR UMUM

Beberapa tolak ukur yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen dalam menilai pelaksanaannya, apakah secara tersendiri atau dalam hubungannya dengan para saingan, perusahaan lain, atau industry lain.

KETERBATASAN PENGUJIAN MENYELURUH

Walaupun berguna tetapi pedoman-pedoman statistic tidak merupakan ukuran terakhir mengenai kemampuan manjemen. Angka-angka saja tidak memberitahukan seluruh cerita, dan mereka yang menggunakannya harus sadar akan keterbatasannya.

PERSENTASE HASIL PENGEMBALIAN ATAS PENJUALAN BERSIH

Salah satu ukuran profitabilitas yang paling lazim dijumpai adalah hubngan antara penghasilan/ laba bersih terhadap penjualan laba bersih. Rasio ini, yang biasanya dinyatakan sebagai suatu prosentase, menunjukan berapakah bagian dari penjualan yang direalisir menjadi laba.

RASIO, TREND, DAN HUBUNGAN FINANSIAL SERTA OPERASI

PENGGUNAAN RASIO

Kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan jumlah-jumlah absolute ini telah menimbulkan keperluan untuk menggunakan rasio sebagai suatu alat yang lebih dapat dimengerti dalam mengukur trend dan hubngan-hubungan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa perbandingan-perbandingan atau hubngan setidak-tidaknya sama pentingnya dengan jumlah-jumlah absolute. Penggunaan rasio dapat membuat laporan keuangan lebih berarti bagi pimpinan.

PENGENDALIAN INTERN: SUATU TEKANAN BARU

Manajemen perusahaan telah lama memiliki kepentingan dalam memenuhi tujuan perusahaan dan ini mengandung pengertian telah menyetujia proses-proses yang akan ditempuh, termasuk proses pengendalian untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam suatu pengertian yang bahkan lebih langsung, para pejabat keuangan dan khususnya controller memiliki tanggungjawab utnuk menjamin implementasi dan beroperasinya pengendalian akuntansi yang efektif.

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download