Lampiran 7.



LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELASDISUSUN OLEHNAMA:NIP:LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELASDISUSUN OLEHNAMA:NIP:KOP SEKOLAHPENGESAHANYang bertanda tangan di bawah ini Kepala TK/SD ............ menerangkan bahwa:Nama:.......................................NIP:........................................Jabatan:........................................Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian dengan judul: ..............................................................................................................................Mengetahui......................, ......................Kepala Dinas Pendidikan Kab. ..........Kepala TK/SD.............. ............................................................................................ NIP.NIP.KOP SEKOLAHPERNYATAANYang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan TK/SD ............ menyatakan bahwa:Nama:................................NIP:................................Jabatan:................................. Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1 (satu) buah karyanya di perpustakaan TK/SD ..........................Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya.Mengetahui......................, ......................Kepala TK/SD ..........Pengelola Perpustakaan TK/SD.................. ............................................................................................ NIP.NIP.PERNYATAAN KEASLIAN TULISANSaya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi material-material yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain.Penulis......................................KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat sehingga karya tulis yang berjudul “.......................................................................”, dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan.Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal 12 poin.Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada:Bapak Kepala Sekolah TK/SD ................................Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di TK/SD ................................................., ......................PenulisDAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDULiPENGESAHAN KEPALA SEKOLAHiiPERNYATAAN PERPUSTAKAANiiiPERNYATAAN KEASLIAN TULISANivKATA PENGANTARvDAFTAR ISIviDAFTAR TABELviiiDAFTAR GAMBARixDAFTAR LAMPIRANxiABSTRAKxiiBAB IPENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah4C.Tujuan Penelitian5D.Manfaat Penelitian5DAFTAR TABELHalamanTabel 1.Nama-nama Siswa Kelas 12Tabel 2.Kisi-kisi Instrumen WawancaraTabel 3.Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses PembelajaranTabel 4.Instrumen WawancaraTabel 5.Instrumen Observasi Proses PembelajaranDAFTAR GAMBARHalamanGambar 1.Rancangan Penelitian5Gambar 2.DAFTAR LAMPIRANHalamanLampiran 1.Tes Prestasi Belajar ............... (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian) Lampiran 2.Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Tematik sebagai Upaya Validasi DataLampiran 3.RPP Siklus I Lampiran 4.Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus ILampiran 5.Nilai/Prestasi Belajar Siklus I Lampiran 6.Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Tematik Siklus I oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas ini sebagai Upaya Validasi Data Lampiran 7.Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya Validasi Data Siklus I Lampiran 8.Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesuesuaian/ Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Tematik Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan Penelitian Lampiran 9.RPP Siklus II Lampiran 10.Penilaian Kesesuaian Belajar Tematik Siklus II oleh Salah Seorang Siswa Pandai di Kelas iniLampiran 11.Hasil-hasil Ulangan Siswa pada Siklus IILampiran 12.Prestasi Belajar Siswa Siklus II Lampiran 13.Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Tematik Siklus IIABSTRAKBPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology, Result/Hasil, Conslusion/Simpulan.Penelitian ini dilaksanakan di TK/SD ......................... di Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Tematik dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar.Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas ...... TK/SD.......... BAB IPENDAHULUANLatar BelakangPengajaran di TK dan SK Kelas I, II dan III bertumpu pada pemberian rangsangan-rangsangan untuk dapat membantu mereka lebih siap dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai hal ini maka pembelajaran yang disiapkan adalah pembelajaran dengan menggabungkan beberapa bidang studi yang diajarkan melalui tema-tema tertentu yang bisa merancang tingkat kemampuan, keterampilan siswa yang lebih tinggi.Pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan dari masing-masing mata pelajaran yang diajarnya. Di samping pemahaman akan hal-hal tersebut keefektipan itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran menjadi model pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.Beberapa mata pelajaran perlu digabung untuk pengembangan intelektual, sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan para siswa. Fungsi beberapa mata pelajaran perlu untuk dipahami oleh pendidik pada usia siswa yang masih muda untuk mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaan beberapa mata pelajaran yang digabung adalah untuk membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan analitik dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Di samping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan beberapa mata pelajaran yang digabung sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru).Kelemahan-kelemahan yang sering terjadi di lapangan selama proses pembelajaran yang dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-kelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, kemauan menyiapkan media-media pembelajaran yang menarik, kemauan guru itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di bangku kuliah serta teori-teori yang telah berkembang begitu pesat yang mesti dipahami guru-guru. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30).Model-model pembelajaran juga merupakan hal yang sangat penting dalam penerapannya di lapangan, seperti model pembelajaran Tematik yang dijadikan objek penelitian sebagai upaya untuk memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5). Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan model-model pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat “jika – maka”, dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5).Semua uraian di atas menunjukkan hal-hal yang perlu dalam upaya meningkatkan keseuaian pembelajaran Tematik yang akan dilakukan dalam menopang prestasi belajar siswa seperti penguasaan metode-metode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik pada beberapa mata pelajaran yang digabung tidak akan rendah. Namun kenyataannya prestasi belajar siswa kelas....................... di semester ........... tahun ajaran ................... baru mencapai nilai rata-rata......Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada beberapa mata pelajaran yang digabung sangat perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tematik. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan.Rumusan Masalah dan Cara PemecahannyaRumusan MasalahMelihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut:Apakah model pembelajaran Tematik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas……. TK/SD………………..Cara Pemecahan MasalahModel pembelajaran Tematik merupakan salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa untuk lebih banyak mengamati objek atau materi pelajaran, berlatih sendiri, riang, gembira, menemukan sendiri hal-hal yang perlu mengatakan sendiri sesuatu yang ditemukan, baik menyangkut materi, meneliti, mengintrogasi, memeriksa materi, melihat sendiri keadaan lapangan, sehingga siswa-siswa akan dapat mengalami sendiri. Hal itu memerlukan persiapan pemikiran yang matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru semestinya memberikan kesempatan yang sebanyak-banyaknya bagi siswa untuk melakukannya, menyiapkan sebaik-baiknya apa yang akan ditampilkan dihadapan siswa-siswa. Model Pembelajaran Tematik ini mampu merangsang siswa untuk dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, menuntut persiapan yang sangat matang, menuntut kemampuan yang matang dalam kegiatan intelektual, menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar dapat memproduksi apa yang diharapkan, menuntut mereka lebih berpikir kritis. Contoh kemampuan berpikir kritis adalah, apabila siswa giat mengikuti pelajaran, akibatnya adalah mampu memecahkan masalah yang diharapkan. Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan kesempatan untuk menyiapkan materi lewat penemuannya sendiri, yang sudah pasti akan membuktikan tuntutan-tuntutan kemampuan yang tinggi baik dalam penampilan maupun keilmuan. Tanpa pengalaman yang cukup yang mencukupi tidak akan mungkin tampilannya akan memuaskan, dalam hal ini siswa diajak untuk menikmati pelajaran bersama-sama, mereka harus betul-betul mampu menyimpulkan, dan memberi makna terhadap apa yang dipelajari. Tuntunan langkah-langkah analisis, pikiran intelektual, pemahaman konsep, bakat akademik yang dilakukan dengan motivasi, interpretasi yang inovatif dipihak guru akan menentukan keberhasilan pelaksanaan model ini.Berdasar uraian singkat ini jelas bahwa model pembelajaran Tematik menuntut kemampuan siswa untuk giat mempelajari apa yang disampaikan guru, mampu menampilkan dirinya sebagai pemikir di depan siswa-siswa yang lain. Dipihak lain, untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan. Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-motivasi, interpretasi serta kemampuan belajar tanpa hafalan. Oleh karenanya langkah-langkah ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai cara pemecahan masalah yang sedang diteliti.Tujuan PenelitianBerdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah:Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Tematik dalam pembelajaran.Manfaat PenelitianSecara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah, khususnya TK/SD ........ dalam rangka meningkatkan prestasi belajar ................... Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala sekolah di sekolahnya masing-masing.BAB IIKAJIAN PUSTAKAModel Pembelajaran TematikSebelum sampai pada pengertian pembelajaran tematik, perlu dipahami terlebih dahulu dasar-dasar keperibadian anak didik yang akan diberikan pembelajaran dengan model tersebut. Salah satunya bahwa pengembangan potensi peserta didik sangat penting dalam upaya untuk dapat memajukan bangsa. Kemajuan bangsa Indonesia tentu banyak ditentukan oleh pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa. Pengembangan potensi peserta didik yang dimaksud tujuan agar kelak para siswa mampu menghadapi dan memecahkan problema-problema kehidupan yang dihadapinya. Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai pemenuhan hal-hal di atas tidaklah gampang karena hal tersebut mesti dimulai sejak anak-anak berusia dini baik pada saat mereka masih di Taman Kanak-Kanak maupun pada saat mereka belajar di Sekolah Dasar. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal (Depdiknas, 2006: 2). Anak-anak usia dini masih melihat sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik). Peserta didik yang berada pada Sekolah Dasar kelas satu, dua dan tiga berada pada rentangan usia dini (Depdiknas, 2006: 3).Aktivitas anak usia 2-10 tahun adalah:Anak belajar memerankan perasaan/nurani dalam pergaulan. Dimana perasaan/nurani merupakan pola tingkah laku yang kompleks yang tidak dipelajari melainkan diperoleh dari kelahiran dan dapat terlihat pada seseorang.Refleks-refleks dan aktivitas tubuh. Tujuan gerakan refleksionis adalah melindungi dari kemungkinan-kemungkinan menerima rangsangan baik dari luar maupun dari dalam yang menimbulkan kerugian, misal: batuk, tangan, bersin, kedipan mata, dll.Interaksi dan sosialisasi. Dimana pada masa ini anak mulai membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial, belajar bergaul khususnya bagi anak usia 6-10 tahun.Kebutuhan dan keinginan. Dimana pada masa ini anak mulai membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial, belajar bergaul khususnya bagi anak usia 6-10 tahun.Kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan anak pada usia seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Kebutuhan dan keinginan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan fisiologis-fisiologis (makanan, air dan oksigen) dan kebutuhan psikis. Kebutuhan psikis anak diantaranya adalah: kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, terlindung jauh dari perasaan takut, cemas.Kebutuhan akan kebebasan menyatakan diri.Kebutuhan mengadakan hubungan dengan sesama atau bersosialisasi.Kebutuhan akan rasa harga diri (Hawadi, 2001 dalam Trianto, 2010: 29).Dari karakter belajar anak usia dini yang disampaikan di atas, dapat dicatat beberapa hal seperti: anak-anak masih ingin memerankan perasaan/nurani dalam pergaulan, melakukan sesuatu dengan reflek kelompok-kelompok belajar, kebutuhan dan keinginan mereka sangat tinggi, masih keras keinginan mereka untuk menyatakan diri, senang berhubungan dan bersosialisasi dan rasa harga diri yang tinggi. Kecenderungan belajar anak usia dini adalah dari hal-hal yang konkrit yaitu yang dapat dilihat, dapat diraba, didengar, dibaui, diotak-atik dengan titik tekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar (Depdiknas, 2006: 3). Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa kecemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (H. Martinis Yamon dan Jamilah Sabri Sanan, 2010: 5-6). Selanjutkan dikatakan bahwa orang tua pada periode ini harus sering bicara dengan anak, menanyakan pendapat anak, menciptakan suasana yang berwarna-warni, mengarahkan dengan tidak langsung. Pada saat ini yang dia pelajari bukanlah mengikat tali dengan benar, tapi bahwa diri dihargai karena punya inisiatif untuk melakukan sesuatu yang baru, on her/his own.Untuk mengetahui perkembangan daya pikir siswa usia dini, berikut ditampilkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak dari Piaget.Tabel …..:Tahap-tahap Perkembangan Kognitif PiagetTahapanPerkiraan UsiaKemampuan-kemampuan UtamaSensori MotorikLahir – 2 tahunTerbentuknya konsep “kepermanenan objek” dan kemajuan gradual dari perilaku reflektif ke perilaku yang mengarah kepada tujuanPraoperasional2 – 7 tahunPerkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek dunia. Pemikiran masih egosentris dan sentrasiOperasi Konkrit7 – 11 tahunPerbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentralis tetapi desentralis, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisanOperasi Formal11 tahun – dewasaPemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan experimentasi sistematisDiadopsi dari Trianto (2010: 15)Dari beberapa pendapat di atas dapat dipetik hal-hal penting seperti: anak-anak pada usia dini masih senang bermain sehingga guru sudah sepantasnya mampu menyediakan suasana belajar yang berisi kesenangan dan kenyamanan sambil menyiapkan beberapa model permainan seperti media, strategi yang mendukung emosi mereka. Siswa pada usia dini mempunyai sifat kemandirian yang tinggi sehingga sering ngomong sendiri pada saat teman-temannya sedang ngomong, juga memiliki kebutuhan dan keinginan yang sangat tinggi. Dalam upaya ini guru sudah semestinya dapat mengerti bahwa siswa-siswa pada usia dini rasa ingin tahunya sangat tinggi dan rasa kemandirian yang tinggi sehingga pengajaran mesti dilakukan dengan menjalin kerjasama yang baik, memberi jawaban-jawaban yang memuaskan, pembelajaran yang bermakna serta kreatif meningkatkan kemandirian bagi siswanya. Pengembangan pembelajaran sudah sepertinya dilakukan agar menarik perhatian, mampu menjelaskan konsep yang benar, persiapan bahan/materi yang dapat merangsang emosi siswa, mampu memberi bimbingan dan penghargaan terhadap kemajuan siswa. Hunts, 1999 (dalam H. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, 2011: 37) menyatakan bahwa pembelajaran di kelas anak usia dini dapat dilakukan oleh guru dengan review yaitu langkah yang dilakukan guru dalam melihat dan mengukur kesiapan anak mempelajari materi pelajaran hari ini dengan melihat penguasaan materi sebelumnya yang sudah mereka pelajari sebagai dasar untuk memahami pelajaran tersebut. Guru bisa menyampaikan review selama lebih kurang limat menit. Tahap kedua adalah overview yaitu guru menyampaikan program pembelajaran yang akan dijelaskan hari ini dengan menyampaikan isi secara singkat dan guru mempersilahkan anak untuk menyampaikan usul, saran mereka dalam proses pembelajaran agar anak tidak merasa tertekan selama proses pembelajaran dan anak merasa dihargai sehingga anak merasa senang dengan proses pembelajaran yang dikembangkannya itu. Tahap yang ketiga adalah presentasi adalah tahap guru melakukan proses menceritakan, menunjukkan dan proses mengerjakan. Semakin bervariasi guru membelajarkan semakin anak menjadi senang, nyaman dalam belajar. Tahap keempat adalah exercise yaitu tahap dimana guru memberikan kesempatan pada anak untuk melatih apa yang telah mereka peroleh dari guru sesuai dengan pemahaman mereka selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada tahap kelima summary adalah tahap dimana guru meringkaskan dari hasil belajar. Hal ini paling sering dilupakan oleh guru karena kebanyakan guru lebih terfokus pada presentasi, sehingga tidak punya waktu untuk melakukan summary, padahal ini sangat bagus untuk memperkuat pemahaman yang telah diperoleh anak.Dengan memahami semua pengertian tentang anak usia dini dan kebutuhan-kebutuhan mereka, maka model yang perlu dirancang untuk mereka salah satunya adalah model pembelajaran Tematik mengingat model ini adalah model yang menggabungkan beberapa materi menjadi satu kesatuan ajar sesuai alur pikiran anak yang masih holistik. Depdiknas, 2006 (dalam Trianto, 2010: 78-79) tentang pembelajaran Tematik disampaikan bahwa pembelajaran Tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran-model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Penjelasan Trianto selanjutnya tentang hakekat model pembelajaran Tematik menyatakan bahwa pembelajaran Tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya, tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “air” dapat ditinjau dari mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, Bahasa, dan Seni. Pembelajaran Tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang Tematik adalah opitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia disekitar mereka.Menurut Prabowo, 2000 (dalam Trianto, 2010: 95) sintaks pembelajaran terpadu secara khusus dapat dibuat tersendiri berupa langkah-langkah baru dengan ada sedikit perbedaan yakni sebagai berikut: Pertama, tahap perencanaan. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan antara lain: 1) menentukan kompetensi dasar dan 2) menentukan indikator dan hasil belajar. Kedua, tahap pelaksanaan yang meliputi sub-tahap: I) Proses pembelajaran oleh guru. Adapun langkah yang ditempuh guru, antara lain: 1) menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa; 2) menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai oleh siswa; 3) menyampaikan keterampilan, proses yang akan dikembangkan; 4) menyampaikan alat dan bahan yang dibutuhkan dan 5) menyampaikan pertanyaan kunci. II) Tahap manajemen, yang meliputi langkah-langkah: 1) pengelolaan kelas, dimana kelas dibagi dalam beberapa kelompok; 2) kegiatan proses; 3) kegiatan pencatatan data; dan 4) diskusi. Ketiga, evaluasi yang meliputi: 1) Evaluasi proses. Adapun hal-hal yang menjadi perhatian dalam evaluasi proses terdiri dari: (a) ketepatan hasil pengamatan, (b) ketepatan penyusunan alat dan bahan dan (c) ketepatan menganalisa data. 2) Evaluasi hasil yaitu penguasaan konsep-konsep sesuai indikator yang telah ditetapkan. 3) Evaluasi psikomotorik, yaitu penguasaan penggunaan alat ukur. Sedangkan Hadisubroto, 2000 (dalam Trianto, 2010: 95) menyatakan bahwa dalam merancang pembelajaran terpadu sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan tujuan, (2) menentukan materi/media, (3) menyusun skenario KBM, (4) menentukan evaluasi. Prestasi Belajar Prestai belajar dimulai dengan pengertian tentang aktivitas, berlanjut dengan pengertian tentang belajar dan terakhir baru prestasi belajar.AktivitasKata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya ‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32). Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim Instruktur PKG, 1992: 2):1.Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran2.Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa3.Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok4.Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran5.Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi.Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari (Nana Sudjana, 2000: ):1.Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya2.Terlibat dalam pemecahan masalah3.Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya4.Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah5.Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru6.Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya7.Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis8.Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.BelajarBelajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/ memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun 2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap mengetahui sesuatu yang baru.Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan dan umpan balik (Sriyono, 1992: ). Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa siswa dengan siswa lain (Abdul, 2002 dalam ). Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya.Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan cara-cara tertentu seperti Tematik, simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun rohani yang dapat membangun interaksi positif bagi para siswa.Prestasi BelajarPrestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar.Djamarah (1994:23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2003: 54-70) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani. Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh factor ekstern yaitu metode mengajar guru.Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut.Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri.Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c) informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan murid.Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut situasi belajar.Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi, etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa.Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa), prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang menjadi titik perhatian peneliti di lapangan.Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar ................... digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran .................. pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah ini.Kerangka BerpikirModel pembelajaran Tematik memiliki langkah-langkah mengutamakan siswa dapat bermain, bersenang-senang, mengutamakan kebutuhan siswa, keinginan siswa, kerjasama, memberi jawaban yang memuaskan kepada siswa, menarik perhatian, mampu menjelaskan konsep-konsep penting, mampu merangsang emosi siswa, mampu memberi bimbingan dan penghargaan bagi siswa yang berhasil. Guru dalam hal ini mesti giat memotivasi siswa dan memfasilitasi siswa belajar dengan berbagai media pembelajaran. Model ini menuntut kegiatan intelektual yang tinggi, memproses apa yang mereka telah dapatkan dalam pikirannya untuk menjadi sesuatu yang bermakna. Mereka diupayakan untuk lebih produktif, mampu membuat analisa membiasakan mereka brpikir kritis, dapat mengingat lebih lama, materi yang telah mereka pelajari. Model ini juga bisa diupayakan untuk pengembangan kemampuan akademik, menghindarkan siswa belajar dengan hapalan, dapat memberikan tambahan kemampuan untuk dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi, serta menuntut latihan-latihan khusus untuk mempertinggi daya ingat dengan berlatih untuk dapat menemukan sendiri sesuatu yang penting dalam materi yang diberikan. Dengan cara kerja yang sedemikian rupa sudah dapat diyakini bahwa model pembelajaran Tematik dapat digunakan sebagai pemecah masalah penelitian. Hipotesis TindakanDengan semua paparan di atas, dapat disampaikan hipotesis atau dugaan sementara yang bunyinya:Langkah-langkah Model Pembelajaran Tematik dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas...... Semester....... Tahun Ajaran ............... pada SD...........................BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANRancangan PenelitianPenelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya, rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan. Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 67).Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan ngawur dalam pelaksanaannya.Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut.Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1)Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh Dave Ebbut.Gambar 1Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985)IDE AWALTemuan dan AnalisaRencana UmumLangkah Tind. 1Langkah Tind. 2Langkah Tind. 3ImplementasiLangkah Tindk. 1Minitor Implementasi dan EfeknyaPenjelasan kegagalan untuk implementasiRevisi rencana umumRencana diperbaikiLangkah Tind. 1Langkah Tind. 2Langkah Tind. 3Implementasi langkah berikutMonitor implementasi dan efekJelaskan setiap implementasi dan efekRevisi ide umumRencana diperbaikiLangkah Tind. 1Langkah Tind. 2Langkah Tind. 3Implementasi langkah berikutMonitor implementasi dan efekDAUR1DAUR2DAUR3Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2)Gambar 2Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)REFLECTTA PlanPlanPlanPlanREFLECTTA 12564387Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai berikut:Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama?Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas pertanyaan sendiri.Model No. 3 (Elliot) (Desain 3)Gambar 3Penelitian Tindakan Model Elliot (1991)Ide UmumReconnaissanceRencana Menyeluruh Memperbaiki/ MengubahTindakan 2 dstTindakan 1Tindakan 3 dstTindakan 2 dstatauMonitor dan reconnaissancePengintaian/ PeninjauanRencana Menyeluruh Rencana Menyeluruh atauatauAda hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkah-langkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot, dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian tindakan kelas.Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4)Gambar 4Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991)TINDAKAN DAUR ITindakan perlu perbaikanDAUR 2Penerapan Definisi masalahEvaluasi tindakan Need assessementImplementasi tindakanHipotesis ideDevelop action plan T 1Penerapan Redefine problemEvaluate action Need assessementImpl. Revise planNew hypothesisRevise action plan T 2dstDiadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54)Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti. Model No. 5 Gambar 5. Rancangan PenelitianPelaksanaanTindakan IPerencanaanTindakan IPermasalahanSiklus IPengamatan/ Pengumpulan Data IRefleksiIPermasalahan baru hasil refleksiPerencanaanTindakan IIPelaksanaanTindakan IISiklus IIPengamatan/ Pengumpulan Data IIRefleksiIIDilanjutkan ke siklus berikutnyaApabila permasalahan belum terselesaikanDiadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 67)Subjek dan Objek PenelitianSubjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah semua siswa kelas......... TK/SD .......................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 01.Nama-nama siswa Kelas ..... TK/SD ..........................NoNama Siswa1Abdurrahman2Saleh3456789101112131415161718192021222324252627282930Objek PenelitianYang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa kelas ....... TK/SD ......................... setelah diterapkan model Tematik dalam proses pembelajaran.Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan dari bulan .................... sampai bulan ...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 02.Jadwal PenelitianNoKegiatan1234123412341234123412341234Penyusunan proposal dan perencanaan tindakan IPelaksanaan tindakan IPengamatan/pengumpulan data IRefleksi IPerencanaan tindakan IIPelaksanaan tindakan IIPengamatan/ pengumpulan data IIRefleksi IIPenulisan laporan/ penjilidanMetode Pengumpulan DataUntuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes prestasi belajar.Metode Analisis DataMetode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbangan-pertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data, mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari kesimpulan hubungan antarkategori. Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik.Kisi-kisi dan Instrumen PenelitianSebelum sampai pada instrumen penelitian, yang mesti dibuat terlebih dahulu adalah kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi ini sangat penting dibuat untuk memberi arah terhadap hal-hal yang dipertanyakan dalam instrumen penelitian. Tujuan penyusunan kisi-kisi instrumen adalah merencanakan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi penyusunan tes, terlebih-lebih bagi penulis soal (Suryabrata, 2000: 60-61).1.a.Kisi-kisi Instrumen Prestasi BelajarTabel 2. Kisi-kisi Tes Prestasi BelajarNoStandar KompetensiKompetensi DasarMateriIndikatorBentuk Tesb.Kisi-kisi Instrumen Observasi BelajarTabel 3. Kisi-kisi Observasi Kegiatan Belajar TematikNoNama SiswaMenunjukkan Kemampuan AnalisisKritisKonsep DiriKecepatan MenanggapiPeneloran KesimpulanJumlahNilai2. Instrumen Penelitiana.Instrumen Penilaian Prestasi Belajar SiswaInstrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes adalah......., seperti terlihat di bawah ini.Tes Prestasi Belajar: .....................Hari/Tanggal:Petunjuk:Jawablah ................................b.Instrumen Observasi Belajar TematikInstrumen ini disajikan dalam upaya mendapat bandingan terhadap kebenaran data yang didapat. Instrumen ini sangat berguna untuk mencek apakah kenaikan prestasi belajar itu disebabkan oleh pengaruh model pembelajaran Tematik. Variabel ini termasuk variabel penyela (intervening variable) yang kemungkinan berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas (model Tematik) dengan variabel terikat (prestasi belajar).Sebagai upaya Trianggulasi data, penulis mengupayakan model format yang lain yang dipakai mengamati siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran.Tabel 4. Instrumen Observasi Kesesuaian Belajar TematikKeterangan Penilaian:Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran TematikTidak sesuai dengan pembelajaran TematikSesuai dengan pembelajaran TematikSangat sesuai dengan pembelajaran TematikNoNama SiswaSiswa Menunjukkan Kemampuan AnalisisSiswa KritisSiswa Menunjukkan Konsep DiriSiswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang BermaknaSiswa Cepat Menanggapi TuntutanSiswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulanSkor 1-4Jumlah Skor123456789101112131415161718192021222324252627282930Indikator Keberhasilan PenelitianDalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu pada prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai rata-rata 6,5 dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 8,5.BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil PenelitianHasil penelitian yang diperoleh secara rinci penulis paparkan berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK/SD .......................... Sebelum pemaparan hasil-hasil penelitian ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Dari cuplikan di atas jelaslah apa yang harus dipaparkan dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa yang telah dicapai, sampai pada refleksi. Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan pada bagian perencanaan, apa yang dilakukan pada pelaksanaan, apa yang dilakukan pada pengamatan dan apa yang dilakukan pada refleksi. Rencana Tindakan IHasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi:Menyusun rencana tindakan selanjutnya lengkap dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan metode Tematik sepeti terlihat pada lampiran 3. Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang persiapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Tematik.Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal, sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan.... Meminta teman-teman guru dan kepala sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan pembelajaran Tematik yang sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas dalam mengamati kekurangan yang ada.Menyusun format pengecekan yang berhubungan dengan pembelajaran Tematik.Teman guru yang diminta mengamati pembelajaran diupayakan pembekalan tentang model pembelajaran ini dengan:Teman yang sebagai supervisor diupayakan diberitahu model pembelajaran Tematik dan kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk kepentingan bersama yaitu memperbaiki pembelajaran.Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan.Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab dan mau menilai kebenaran yang ada.Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan guru dalam pembelajaran, tapi untuk meningkatkan kemampuan siswa menguasai ilmu.Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik.Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar.Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa, menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik.Merancang skenario pembelajaran.Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan tingkat perkembangan siswa, diupayakan variasi dalam penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 dan menyesuaikan dengan model pembelajaran Tematik.Pelaksanaan Tindakan IPengelolaan KelasMengelola kelas dengan persiapan yang matang, mengajar materi dengan benar sesuai model pembelajaran Tematik yang berpenekanan pada model permainan, gembira, mengutamakan apa yang menjadi kebutuhan para siswa, lebih menumbuhkan kemampuan siswa agar kreatif, mengupayakan jawaban yang memuaskan para siswa tidak ke kanan dan ke kiri, pembelajaran diupayakan agar menarik perhatian siswa, mampu menjelaskan konsep-konsep penting, mampu merangsang emosi siswa, selalu mengupayakan penghargaan bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik.Alat PenilaianPembahasan dan jenis penilaian, terlampir di RPP berikut format penilaian. PenampilanPenampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan penggunaan metode Tematik, peneliti mengupayakan strategi agar mudah mengamati siswa yang sedang belajar. Setelah pembelajaran selesai dilakukan, dilanjutkan dengan mengadakan pertemuan dengan guru yang mengawasi proses pembelajaran untuk mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan.Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa:Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti baru pertamakali mencoba metode ini.Siswa-siswa sudah terlihat lebih aktif menerima pelajaran dan memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Tematik.Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali dan bersedia mengamati kembali proses pembelajaran pada kesempatan di siklus II.Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas akan membantu meningkatkan kemampuan siswa, tetapi menurut pemikiran pengamat, cara yang dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan sekaligus akan dapat mendorong kreativitas dan prestasi belajar. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan sebagai berikut:Perlu pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar yang lebih baik.Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar, dapat dipaparkan sebagai berikut:1) Peneliti perlu menyediakan alat bantu/media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa. 2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan papan tulis, kebersihan seragam siswa, dalam hal lain yang berguna untuk menumbuhkan motivasi belajar dan disiplin siswa.3) Peneliti belum begitu baik dalam mengelola waktu. Memulai pelajaran tidak tepat waktu akibat hal-hal tertentu.Observasi/PengamatanPengamatan yang dilakukan sangat bervariasi. Penulis menggunakan guru teman sejawat untuk ikut masuk kelas mengamati kebenaran pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model Tematik. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan guru akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran Tematik mengingat semua kelemahan peneliti akan teramati dengan baik. Apabila peulis hubungkan dengan yang disebut variabel penyela atau variabel intervening dimana ada hal-hal tertentu yang bisa mempengaruhi hubungan antara variabel bebas yaitu model pembelajaran Tematik dengan variabel terikat yaitu pretasi belajar. Hal tertentu yang dibicarakan adalah kebenaran pelaksanaan model pembelajaran Tematik. Apabila pelaksanaannya tidak benar sudah tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar.Pengamatan oleh teman sejawat seperti yang dipaparkan di atas sangat perlu dilakukan demi keberhasilan peningkatan mutu dan kebenaran pembelajaran model Tematik. Hal tersebut penulis lakukan demi adanya upaya inovasi agar tulisan ilmiah ini lebih berdaya guna dan berhasil guna.Selain pengmatan yang dilakukan oleh teman sejawat, upaya lain yang penulis lakukan adalah meminta kepada sekolah untuk ikut mengamati proses pembelajaran. Baik guru yang mengamati, maupun kepala sekolah yang disuruh mengamati sudah diberi penjelasan tentang kebenaran pelaksanaan pembelajaran Tematik yang menuntut kreativitas; kemampuan analisis, kemampuan menjawab pertanyaan; penekanan pada kegiatan intelektual; memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata; membiasakan siswa lebih produktif, analitis, kritis; penggunaan metode, teknik, dan strategi yang memungkinkan siswa mencari dan menemukan jawaban sendiri secara optimal. Selain itu, model ini menuntut kemampuan pemecahan masalah untuk peningkatan kepuasan intelektual, mempertajam proses ingatan untuk penguasan lebih lama, pembelajaran lebih terpusat pada siswa, pengembangan konsep diri dan bakat akademik, menghindarkan diri dari belajar dengan hafalan, menumbuhkan kemampuan mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Langkah-langkah pembelajarannya adalah: a) merumuskan pertanyaan untuk dapat melakukan proses yang baik, b) mencek apakah hasil pengamatan dapat membuat siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan, c) pengumpulan data/informasi, d) mengnalisis informasi, e) membuat simpulan-simpulan berdasar hasil analisis informasi. Dari semua pengertian di atas, penulis sudah menyiapkan instrumen untuk ketepatan pelaksanaan yang dibawa oleh guru.Refleksi Siklus ISebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80).Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I Sesuai data pada lampiran 4.Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah....................................Median (titik tengahnya) adalah ...............................................Modus (angka yang paling banyak/paling sering muncul) .........Standar deviasi dihitung dengan rumus:SD=(Xi-x)2N-1SD=…..(……..x…….)2N-1SD=..............NoNama SiswaNilai(X)(X-x)(X-x)2123456789101112131415161718192021222324252627282930 X X - x (X- x)2Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung terlebih dahulu.Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum Panjang kelas interval (i) = rK=……… Tabel data kelas intervalNoUrutIntervalNilaiTengahFrekuensiAbsolutFrekuensiRelatif123456Total...........Frekuensi Relatif = nilai F absolutjumlah nilai f absolut x 100Penyajian dalam bentuk grafik/histogramContoh Histrogram109876543210 4 5 6 7 8Grafik 01. .......................................................Untuk rekapitulasi hasil penelitian ini akan disampaikan sekaligus pada akhir analisis refleksi siklus II. Untuk hasil analisis pengamatan guru dan pengamatan siswa terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran Tematik dapat dilihat pada lampiran 6 dan lampiran 8. Untuk kedua hasil pengataman tersebut dapat disampaikan sebagai berikut: 1) pengamatan oleh guru berupa catatan kesalahan peneliti pada saat melaksanakan proses pembelajaran Tematik, hal ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, untuk hal ini lebih lengkapnya dapat dilihat pada pembahasan. 2) untuk pengamatan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ada pada lampiran 6, sudah terlihat banyaknya siswa yang benar melakukan sesuai harapan pembelajaran Tematik, sudah jelas menunjukkan keaktifan, keuletan, kreativitas, mencari hal-hal penting yang ditugaskan, menunjukkan kemampuan aktivitas, kritis, betul siswa yang giat belajar dan bukan guru yang giat mengajar, kemampuan menunjukkan konsep diri, kecepatan menanggapi tuntutan, kemampuan menelorkan kesimpulan-kesimpulan. Jumlah semua skor siswa adalah melakukan ….. dengan baik, ….. siswa melakukan ….., ….. siswa melakukan ….., siswa melakukan …., …. Siswa melakukan ….. seperti terlihat lebh lengkapnya pada lampiran 6. Dari hasil yang didapat, dapat diambil simpulan bahwa kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran Tematik belum menunjukkan keberhasilan pembelajaran yang diharapkan.2.Siklus IIPerencanaanMelihat semua hasil yang didapat pada siklus I, untuk perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus I merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus II ini.Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik yang mengikuti model Tematik serta membuat instrumen pengumpulan data yaitu tes prestasi belajar.Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama teman sejawat sebagai upaya inovasi. Untuk ini peneliti berkonsultasi dengan teman sejawat dan minta kesediaannya untuk ikut dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan teman sejawat adalah adanya kesiapan untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru yang akan mengobservasi diberitahu bahwa penulis sudah sempat berkonsultasi dengan kepala sekolah dan beliau akan ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas, ini juga penulis lakukan sebagai tambahan inovasi.Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan metode Tematik yang benar sesuai kebenaran teori yang disampaikan.Pelaksanaan TindakanPelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai berikut:a.Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan yang sudah dibuat, meminta guru dan keplaa sekolah untuk ikut mengamati pembelajaran, membagikan instrumen pengamatan. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih bersemangat untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius. Dengan kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang mesti dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan mereka yang lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen pengamatan observasi dan instrumen tes prestasi belajar. Setelah masuk kelas bersama guru yang akan mengamati proses pembelajaran, peneliti memulai aktivitas pembelajaran sambil mempersilahkan kepala sekolah dan guru yang mengamati duduk di bangku paling belakang yang sudah disediakan. Setelah pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari oleh pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Terlihat sepintas guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian terhadap kemampuan dan profesionalisme guru sedangkan di depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dan terakhir peneliti melaksanakan penutupan pembelajaran. Untuk pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lain-lain sudah bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan di lampiran 9. Observasi/PenilaianPenilaian terhadap kebenaran pelaksanaan pembelajaran Tematik didahului dengan menctat hal-hal penting seperti aktivitas belajar yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan-catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui bagian mana yang mesti diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi saran-saran serta penguatan-penguatan. Di samping itu adanya guru yang mengamati proses pembelajaran akan sangat membantu untuk mengetahui lebih jelas kesalahan-kesalahan yang dilakukan selama pross pembelajaran. Guru yang mengamati mencatat juga kreativitas siswa, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Semua ini sudah terlaksana dengan baik. Pelaksanaan tes prestasi belajar akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Hasil tes prestasi belajar siswa siklus II akan dibahas pada refleksi II. Refleksi Siklus IIAnalisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus IISesuai data pada lampiran 12.Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............Median (titik tengahnya) adalah ............................................Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah....... Standar deviasi (Xi-x)2N-1 = ............................Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES:K=1 + 3,3 x log N=.......................=.......................=.......................Rentangan dihitung dengan:r=skor maksimum – skor minimum=................ - ................=.............Panjang kelas interval dihitung dengan:i=rK=i=...................Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut:NoUrutIntervalNilaiTengahFrekuensiAbsolutFrekuensiRelatif123456Total...........100Penyajian dalam bentuk grafik/histogramContoh Histrogram1009080706050403020100100200300400500600700Grafik 02. .......................................................Tabel .......Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus IIVariabelAwalSiklus ISiklus IIPrestasi BelajarPerolehan Skor Rata-rataPerolehan Skor Rata-rataProsentase KenaikanPerolehan Skor Rata-rataProsentase KenaikanPembahasanPembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus IHal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan terhadap hasil pengamatan guru sejawat tentang pembelajaran Tematik adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahan-perubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbangan-pertimbangan, perbandingan-perbandingan, komentar-komentar, tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, summary, pendapat-pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi, standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu, alasan penggunaan langkah-langkah tertentu, penggolongan-penggolongan, penggabungan-penggabungan, tabulasi, pemakaian, kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar kategori.Dari hail pengamatan teman sejawat disampaikan bahwa ada kelebihan-kelebihan yang disampaikan oleh pengamat yaitu bahwa peneliti sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa dengan baik. Hal ini menimbulkan nterpretasi bahwa perjalanan penelitian sudah cukup baik. Kelemahan yang disampaikan perlu diberikan analisis yaitu penggunaan waktu yang belum efektif, konstruksi, kontribusi siswa belum maksimal, fakta ini akan dijadikan acuan kebenaran data, validasi, internal yang diambil dari informan di pertanggungjawabkan, validitas eksternal berupa acuan hukum digunakan teori-teori yang mendukung dan reliabilitas data penelitian ini dapat penulis yakini karena hal itu merupakan ketepatan peneliti memilih informan, yaitu teman sejawat. Faktor-faktor yang berpengaruh belum maksimalnya pembelajaran Tematik pada siklus I ini adalah karena peneliti baru satu kali mencoba model ini. Cara pemecahan masalahnya adalah penyiapan RPP yang lebih baik, lebih berkualitas. Hal-hal yang lain seperti komentar, tambahan pengalaman, gambaran-gambaran keberhasilan penelitian akan terlihat pada hasil siklus selanjutnya. Demiian sediit hasil kualitatif atau kualitas dari pembelajaran dengan model Tematik.Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus IHasil tes prestasi belajar yang merupakan tes ....................... membuat siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa menguasai pelajaran ..................... Apabila dibandingkan dengan nilai awal siswa sesuai data yang sudah disampaikan dalam analisis sebelumnya.Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah metode Tematik. Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (dalam Puger, 1989/1990) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.Seperti telah diketahui bersama bahwasannya pelajaran-pelajaran ....., ....., ....., ....., menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, .............., dan ....... sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan metode ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada bersama dengan anggota kelompok diskusinya. Hal inilah yang membuat siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi pelajaran ....., ....., ....., ....., ....., ......Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan KKM mata pelajaran............ di sekolah ini yaitu...... Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya.Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus IIHasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai.......... Hasil ini menunjukkan bahwa metode Tematik telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Tematik merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berargumentasi, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berargumentasi, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan intelektual siswa, mendorong siswa untuk mampu menemukan sendiri, menempatkan siswa pada posisi sentral dan mengupayakan agar siswa tidak belajar dengan menghafal.Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.Mata pelajaran ......, mata pelajaran ......, mata pelajaran ......, mata pelajaran ......, menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif, ............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan terhadap hal ini, metode Tematik menempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah siswa mendapat nilai ........, ........ siswa memperoleh nilai menengah dan ...... siswa memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode Tematik. Melihat perbandingan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II, terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah ..... naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik menjadi ....... Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan pendidikan khususnya di SMA................................BAB VPENUTUPSimpulanDengan mengetahui bahwa pemicu rendahnya prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti metode yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau penggantian metode konvensional menjadi metode-metode yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba model pembelajaran Tematik dalam upaya untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di sekolah.Berdasar pada rendahnya prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Tematik diupayakan untuk dapat menyelesaikan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis. Dari hasil penelitian yang disampaikan di Bab IV dan semua data yang telah disampaikan tersebut, tujuan penelitian yang disampaikan sudah dapat dicapai.Untuk menjawab tujuan penelitian yaitu pencapaian kenaikan prestai belajar siswa dapat dilihat bukti-bukti yang sudah disampaikan.a.Dari data awal ada ..... siswa mendapat nilai di bawah ........ pada siklus I menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ............ siswa mendapat nilai .............b.Dari rata-rata awal..... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi ..........c.Dari data awal siswa yang tuntas hanya ..... orang sedangkan pada siklus I menjadi lebih banyak yaitu ....... siswa dan pada siklus II menjadi cukup banyak yaitu ...... siswa.Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaranTematik dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal.SaranBerdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran..............................., dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:Apabila mau melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran..............., penggunaan model pembelajaran Tematik semestinya menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat metode ini telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya, berargumentasi dan lain-lain.Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model pembelajaran Tematik dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti.Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian ini.DAFTAR PUSTAKAAbdul. 2002. , Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2009. Tematik. Jakarta: Depdiknas.Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development.Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston.Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company.Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman.Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon.Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc.Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.Irianto, Agus. 1989. Bahan Ajaran Statistika Pendidikan (Buku Kedua). Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1984. Cooperation in the Classroom. Edina,Minnesota: A publication Interaction Book Company.Johnson, David W. and Roger T. Johnson. 1987. Learning Together and Alone: Cooperation, Competition, and Individualistic Learning. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall.Johnson, David W. and Roger T. Johnson.1984. Circles of Learning. Fairfax, Va.: Association for Supervision and Curriculum Development.Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.Maksum, Ahmad, 2006. Pengaruh Metode Pembelajaran Tematik terhadap Hasil Belajar Sejarah dan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI TK/SD 1 Sukamulia, Lombok Timur, NTB. Tesis. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Program Pascasarjana.Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc.Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc.Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia.Nana Sudjana. 2000. http//doc/9037208/Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta.Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press.Nurman, Muhammad, 2006. Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Tematik dan Expositori terhadap SIkap Politik Berdemokrasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran PPKn di SMA (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja, Program Pascasarjana.Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius.Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Eksperimen pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja.Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Belajar Kooperatif. Diktat Perkuliahan Mahasiswa Unipas.Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.Putrayasa, Ida Bagus. 2005. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Tematik dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Logikalitas. (Tesis). Singaraja. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT Grasindo.Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon.Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.Sriyono. 1992. , Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas. Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4.Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas.Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi.Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press.Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media.Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media.Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javonovich, Inc.Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press.Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris. Malang: Delta Citra Grafindo.Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.Yamin, H. Martinis dan Jamilah Sabri Sanan. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Jakarta.Lampiran 1.Tes Prestasi Belajar............ (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian)Lampiran 2.Lembar Observasi Penilaian Kesesuaian Belajar Tematik sebagai Upaya Validasi DataKeterangan Penilaian:Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran TematikTidak sesuai dengan pembelajaran TematikSesuai dengan pembelajaran TematikSangat sesuai dengan pembelajaran TematikNoNama SiswaSiswa Menunjukkan Kemampuan AnalisisSiswa KritisSiswa Menunjukkan Konsep DiriSiswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang BermaknaSiswa Cepat Menanggapi TuntutanSiswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulanSkor 1-4Jumlah Skor123456789101112131415161718192021222324252627282930Lampiran 3.RPP Siklus ILampiran 4.Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus INO SUBJEK PENELITIANPEROLEHAN NILAI123456789101112131415161718192021222324252627282930Lampiran 5.Nilai/Prestasi Belajar Siklus INO SUBJEK PENELITIANNILAI123456789101112131415161718192021222324252627282930Lampiran 6.Penilaian Kebenaran Siswa Melakukan Pembelajaran Tematik Siklus I oelh Kepala Sekolah sebagai Upaya Trianggulasi DataKeterangan Penilaian:Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran TematikTidak sesuai dengan pembelajaran TematikSesuai dengan pembelajaran TematikSangat sesuai dengan pembelajaran TematikNoJumlah Siswa yang Benar Melaksanakan Siswa Menunjukkan Kemampuan AnalisisSiswa KritisPembelajaran Betul Berpusat Pada Diri SiswaSiswa Menunjukkan Konsep DiriSiswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang BermaknaSiswa Cepat Menanggapi TuntutanSiswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulanLampiran 7. Bukti Pemanggilan Siswa yang Lemah sebagai Upaya InovasiNoNama SiswaHasil Panggilan, Diskusi, Tanya Jawab terhadap Siswa yang LemahTanda Tangan SiswaLampiran 8.Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Tematik Siklus I sebagai Upaya Trianggulasi terhadap Pelaksanaan PenelitianCatatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran Tematik Siklus I di Kelas........... TK/SD..............................Peneliti sudah berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa dengan baik.Pembelajaran belum maksimal karena baru dilakukan 1 kali.Siswa terlihat belum begitu aktif.Alat bantu belajar belum maksimal.Kebersihan papan tulis belum diperhatikan.Penekanan pada kegiatan intelektual siswa terlihat belum maksimal karena terlihat guru masih mendominasi waktu pembelajaranGuru sulit memunculkan siswa untuk produktif, kritis, analitis.Guru yang Mengamati( )NIP.Lampiran 9. RPP Siklus IILampiran 10.Penilaian Kesesuaian Pembelajaran Tematik Siklus II oleh Guru dan Kepala SekolahKeterangan Penilaian:Sangat tidak sesuai dengan pembelajaran TematikTidak sesuai dengan pembelajaran TematikSesuai dengan pembelajaran TematikSangat sesuai dengan pembelajaran TematikNoJumlah Siswa yang Benar Melaksanakan Siswa Menunjukkan Kemampuan AnalisisSiswa KritisPembelajaran Betul Berpusat Pada Diri SiswaSiswa Menunjukkan Konsep DiriSiswa Menunjukkan Kemampuan Lebih Memproses Sesuatu yang BermaknaSiswa Cepat Menanggapi TuntutanSiswa Mampu Menelorkan Kesimpulan-kesimpulanLampiran 11.Hasil-hasil Ulangan Siswa Siklus IILampiran 12.Prestasi Belajar Siswa Siklus IINO SUBJEK PENELITIANNILAI123456789101112131415161718192021222324252627282930Lampiran 13.Bukti Pengamatan Teman Sejawat terhadap Kesesuaian/Ketepatan Pelaksanan Proses Pembelajaran Tematik Siklus II Catatan-catatan masukan-masukan selama pelaksanaan proses pembelajaran Tematik Siklus II di Kelas........... TK/SD...............................Waktu pembelajaran sudah dilakukan sesuai harapan.Pembelajaran sudah dilakukan sesuai tuntutan pembelajaran Tematik yaitu: menempatkan siswa dalam posisi sentral, mengutamakan intelektual siswa salama pembelajaran, menyuruh siswa menemukan sesuai pembelajaran Tematik.Kreativitas siswa terlihat cukup baik, partisipasi siswa juga sudah baik, kontribusi diantara siswa cukup mengesankan.Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran hampir tidak terlihat lagi karena guru telah menyiapkan pembelajaran ini dengan baik dan sudah mendapat cukup pengalaman pada pelaksanaan siklus I.Kelemahan yang lain, dapat dilihat yaitu: waktu pemberian tes terpaksa tidak diberikan pada saat melaksanakan proses pembelajaran, namun akan dilaksanakan seminggu setelahnya.Guru yang Mengamati( )NIP. ................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download