Nurhasana Karunia | Assalamualaikum Warrohmatullahi ...



KNOWLEDGE MANAJEMEN

MATA KULIAH : MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

Disusun Oleh

Indah Murtini (1215110571)

Nurhasana Karunia (1215110578)

Reza Andani (1215110548)

KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan izin-Nya kami diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Manajemen Sistem Informasi yang berjudul “Knowledge Management”.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman, terutama kepada dosen mata kuliah Manajemen Sistem Informasi Bu Retno Widyaningrum, M.Kom, yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam mengerjakan tugas ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya. Namun demikian, kami sangat menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima setiap kritik dan saran dari pembaca dengan tangan terbuka.

Terima kasih.

Jakarta, 26 September 2013

Penyusun,

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan 3

A. Latar Belakang 3

B. Tujuan Penulisan 3

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Knowledge Management 6

B. Unsur-Unsur Knowledge Management 9

C. Bentuk-Bentuk pengetahuan 10

D. Cara mengubah Tacit menjadi explicit 13

E. Hubungan Knowledge Manajemen dengan Sistem Informasi 15

F. Fungsi dan Manfaat Knowledge Management 16

Bab III Penutup

Kesimpulan 19

Daftar Pustaka 20

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Teknologi dan pengetahuan sudah tak dapat lagi dipisahkan, kedua hal itu sangat penting dan melekat pada kehidupan kita saat ini. Tinggal bagaimana kita menguasai dan mengatasi banyaknya informasi dan pengetauan tersebut sebagai bahan untuk kita berfikir maju kedepan. Masyarakat terdapat banyak perkumpulan sosial yang didalamnya ada pengetauan-pengetahuan yang slalu diperoleh setiap saat, dan membutuhkan informasi sebagai respon dari kinerja masyarakat itu sendiri. Untuk mengelola pengetahuan-pengetahuan dan informasi-informasi tersebut dibutuhkannya suatu manajemen pengetahuan agar pengetahuan dan informasi yang diterima masyarakat terarah kepada tujuan dari perkumpulan sosial tersebut.

Manajemen merupakan suatu cara untuk merencanakan, mengumpulkan dan mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya untuk suatu tujuan. Sedangkan pengetahuan adalah data dan informasi yang digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi dari sumber yang kompeten. Sumber pengetahuan bisa berupa banyak bentuk, contoh, koran, majalah, email, e-artikel, mailing list, e-book, kartu nama, iklan, dan manusia.

Untuk mengetahui banyak pengetahuan dan informasi tentang Knowledge Management, akan dibahas pada makalah ini, dari pengertian, unsur-unsur, bentuk-bentuk dan fungsi serta manfaatnya.

B.     Tujuan Penulisan

Selain untuk memenuhi Tugas Manajemen Sistem Informasi pada semester 099, penulisan ini juga bertujuan untuk :

1. Menjelaskan pengertian Knowledge Management

2. Menyebutkan unsur-unsur Knowledge Management

3. Menjelaskan bentuk-bentuk pengetahuan

4. Menjelaskan cara mengubah Tacit menjadi explicit

5. Menjelaskan perbedaan dan hubungan knowledge manajemen dengan sistem informasi

6. Menyebutkan fungsi dan manfaat Knowledge Management

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Knowledge Management

Pemahaman konsep pengetahuan dan informasi menimbulkan berbagai penafsiran berbeda-beda. Para ahli dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi adalah pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk yang dapat dipahami; atau data yang telah diproses atau ditata untuk menyajikan fakta yang mengandung arti. Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan.

Pengertian Knowledge Management menurut para ahli antara lain:

• Menurut Bassi, Knowledge Management is the process of creating, capturing and using knowledge to enhance organizational performance.

• Menurut Blake, Knowledge Management is the process of capturing a company’s collective expertise wherever it resides- in databases, on papers, or in people’s head- and distributing it to wherever it can help produce the biggest payoffs.

• Menurut Koina dalam Siregar (2005) Knowledge Management adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian, pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu organisasi .

• Sedangkan Laudon (2002) Knowledge Management berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut . Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan yang bertujuan untuk menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan.

• Menurut Kim yang dikutip Siregar (2005) bahwa pengetahuan adakalanya dikategorikan sebagai terstruktur, tidak terstruktur, eksplisit atau implicit . Jika pengetahuan diorganisasikan dan mudah didiseminasikan disebut pengetahuan terstruktur . Pengetahuan yang tidak terstruktur dan dipahami, tetapi tidak dengan jelas dinyatakan adalah pengetahuan implicit . Pengetahuan implisit juga disebut tacit (dipahami tanpa dikatakan), yaitu keahlian dan pengalaman pekerja yang belum didokumentasikan secara formal Untuk mengkonversi pengetahuan implisit ke dalam pengetahuan eksplisit, pengetahuan tersebut harus diekstraksi dan diformat .

• Davenport dan Prusak (1998) memberikan metode mengubah informasi menjadi pengetahuan melalui kegiatan yang dimulai dengan huruf C: comparation, consequences, connections dan conversation . (Pengertian pengetahuan menurut Davenport dan Prusak adalah 

“knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information, and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating new experiences and information. It originates and is applied in the minds of knowers. In organizations, it often becomes embedded not only in documents or repositories but also in organizational routines, processes, practices and norms). Davenport”

dan Prusak mengatakan bahwa pengetahuan adalah campuran fluida dibingkai pengalaman, nilai, informasi kontekstual, dan wawasan ahli yang memberikan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan pengalaman-pengalaman baru dan informasi. Itu berasal dan diterapkan dalam pikiran seseorang. Dalam organisasi, sering kali menjadi tertanam bukan hanya dalam dokumen atau repositori tetapi juga dalam organisasi rutinitas, proses, praktik dan norma-norma.

 

Pengertian knowledge management dari perspektif proses/teknologi :

• Knowledge management adalah sebuah konsep dimana informasi diubah menjadi pengetahuan dan tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan bagi orang yang membutuhkan .

• Knowledge Management System adalah penyimpanan virtual terhadap informasi relevan yang kritis untuk tugas-tugas harian pada organisasi .

• Knowledge Management adalah pendekatan sistematis untuk mengelola penggunaan informasi untuk meyediakan aliran pengetahuan yang memungkinkan pengambilan keputusan yang efisien dan efektif .

• Knowledge Management merupakan suatu paradigma pengelolaan informasi yang berasal dari pemikiran bahwa pengetahuan yang murni sebenarnya tertanam dalam benak dan pikiran setiap manusia. Maka dari itu perlu dibangun suatu mekanisme penyebaran informasi dan pengalaman dari sumber daya manuisa yang ada agar terjadi peningkatan pengetahuan dari masing-masing pelaku kegiatan di dalam suatu organisasi.

Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa knowledge management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan (transfer pengetahuan) untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi tersebut. Kegiatan ini terkait langsung dengan perpustakaan yang ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Sedangkan transfer pengetahuan sebagai salah satu aspek dari Knowledge Management dalam berbagai bentuk, telah sejak lama dilakukan oleh perpustakaan. Contohnya adalah melalui Knowledge Sharing dalam kerja, magang, pelatihan profesional, workshop dan lain-lain .

Makna dari Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management adalah untuk mewakili pendekatan terencana dan sistematis untuk menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien, efektif dan terarah.

Yang perlu diperhatikan dari pengertian knowledge management adalah bahwa knowledge management bukan tentang memanajemen atau mengorganisasi buku, jurnal, men-search internet untuk customer atau menyusun material untuk disirkulasikan . Tetapi hal ini adalah bagian dari prosesknowledge management. Kemudian inti dari knowledge management ada tiga, yaitu sumber daya manusia, teknologi, budaya pembelajaran/ berbagi pengetahuan .

B. Unsur-Unsur Knowledge Management

1. Informasi/Pengetahuan

Knowledge Management erat kaitannya dengan informasi, pada era global seperti sekarang ini setiap organisasi bisnis saling berlomba untuk mendapatkan informasi – informasi yang berkaitan dengan kondisi pasar, baik itu berupa peluang, tantangan maupun situasi dan kondisi yang dapat menghambat kinerja organisasi secara umum. Organisasi bisnis yang menerapkan konsep knowledge management selalu mengikuti perkembangan informasi pasar dalam hal ini adalah informasi – informasi mengenai kebutuhan konsumen. Kebutuhan konsumen dan pelanggan semakin dinamis dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan pendapatan konsumen. Tuntutan konsumen terhadap mutu suatu produk (barang dan jasa) dan pelayanan terhadap konsumen misalnya mendorong perusahaan untuk menelaah kembali proses produksi, distribusi, promosi, dan pelayanan serta bentuk (model) dan fasilitas pelayanan. Untuk itu perusahaan perlu memperoleh informasi tentang jenis teknologi produksi dan sistem pelayanan yang mutakhir. Apa saja teknologi yang layak ditinjau dari sisi teknis, finansial dan ekonomi. Disamping itu perusahaan pun membutuhkan peningkatan mutu sumber daya manusianya itu sendiri, agar teknologi tersebut dapat dikendalikan oleh individu yang ada dan bukan sebaliknya. Untuk itu pengetahuan tentang metode rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang vital.

2. Manusia

Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep knowledge management. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai knowledge management tidak lepas dari pengelolaan informasi – informasi yang aktual dan terpercaya kebenarannya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya Sumber Daya Manusia yang memiliki Pengetahuan (Knowledge), Gagasan (Idea), Keahlian (Skill) serta Pengalaman (Experience) untuk dapat membentuk SDM yang superior yang menjadi aset penting bagi perusahaan. Keempat unsur tersebut di atas merupakan modal yang tidak akan habis/hilang begitu saja. Berbeda dengan unsur finansial yang akan habis jika tidak dikelola dengan baik dalam menggunakan keempat unsur tersebut. Kemauan untuk belajar, bertanya, mencoba, mengemukan pendapat dapat menumbuhkan rasa percaya diri kita. Jadi, keempat unsur tersebut pada dasarnya saling berhubungan satu sama lain dimana intinya adalah peningkatan informasi yang terstruktur dan saling berkesinambungan.

3. Organisasi

Hampir semua aktivitas keidupan manusia diwarnai dengan pengelolaan informasi, begitu juga dengan sebuah organisasi. Organisasi harus memiliki sistem pengelolaan yang baik untuk menghasilkan knowledge yang berkualitas dan berguna bagi kepentingan organisasi. Organisasi memerlukan Knowledge Management untuk melancarkan kinerja organisasi secara umum dengan memanfaatkan teknologi informasi. Organisasi yang menerapkan konsep knowledge management mengikuti perkembangan-perkembangan informasi mengenai kebutuhan konsumennya.

4. Struktur/ manajemen

C. Bentuk-bentuk pengetahuan

Peter Drucker dalam The New Realities (1966) menyatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, dengan menjadikannya dasar untuk bertindak atau dengan membuat individu (atau institusi) mampu dari yang lain atau lebih efektif bertindak.

Untuk menggunakan pengetahuan sehingga dapat berfungsi seperti yang Peter Drucker katakan, kita perlu memahami bentuk-bentuk pengetahuan karena masing-masing pengetahuan membutuhkan perlakuan yang berbeda pula ketika memanfaatkannya.

Michel Polanyi (1966) membedakan pengetahuan dalam dua bentuk yaitu pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tacit.

Pengetahuan eksplisit atau terkadang disebut pengetahuan formal bisa disampaikan dalam bahasa, juga termasuk nomor dan kata, tanda matematika, spesifikasi, manual, dal lainnya. Pengetahuan eksplisit juga siap disebar pada yang lainnya . Selain itu pengetahuan eksplisit bisa dengan mudah diproses oleh komputer, alat elektronik, atau basis data penyimpanan .

Pengetahuan tacit yang tersimpan dalam pengalaman individu dan faktor-faktor tak berwujud, seperti kepercayaan pribadi, perspektif, dan sistem nilai. Pengetahuan tacit susah untuk diartikulasikan dengan bahasa formal. Isinya mencakup pemahaman pribadi, intuisi, dan firasat . Sebelum dikomunikasikan pengetahuan tacit harus diubah dalam bentuk kata-kata, model, atau angka-angka yang dapat dipahami.

Ada dua dimensi dalam pengetahuan tacit, yaitu :

1. Dimensi Teknis (prosedural).

Ini meliputi segala hal informal dan ketrampilan yang sering diberi istilah know-how.

2. Dimensi Teori:

Terdiri dari model kepercayaan, persepsi, ideal, nilai-nilai, mental yang mengakar dalam diri kita begitu saja. Meskipun mereka tidak bisa dilafalkan dengan mudah, dimensi ini membentuk cara kita merasakan dunia sekitar.

Menurut Polanyi, selalu ada pengetahuan yang akan tetap tacit, sehingga proses menjadi tahu (knowing) sama pentingnya dengan pengetahuan itu sendiri.

Selain itu, ada pandangan yang menganggap bahwa semua pembelajaran terjadi di dalam kepala manusia, sebuah organisasi belajar melalui dua cara saja:

• Kegiatan belajar anggota – anggotanya.

• Dengan menyerap anggota baru yang memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki organisasi itu (Simon, 1991: 126).

Pemahaman tradisional menyangkut peran pengetahuan pada organisasi bisnis, pengetahuan tacit kerap kali dipandang sebagai kunci nyata untuk melaksanakan sesuatu dan menciptakan nilai baru, bukan pengetahuan ekplisit .

Dalam Knowledge Praxis yang buat oleh Rebeca O Barclay dan Philip C Murray menyatakan membedakan arti dari pengetahuan tidaklah terlalu penting . Tidak menjadi soal apakah suatu prosedur tertulis atau tenaga ahli yang menyediakan solusi terhadap masalah tertentu, sepanjang hasil dicapai positif .

Di sisi lain, I Made Wiryana dan Ernianti Hasibuan (2002) memiliki pandangan lain tentang pengetahuan. Mereka mengelompokkan knowledge (pengetahuan) menjadi 3 jenis yaitu;

•  Tacit knowledge

Pada dasarnya suatu informasi akan menjadi tacit knowledge ketika diproses oleh pikiran seseorang. Knowledge jenis ini biasanya belum dikodifikasikan atau disusun dalam bentuk tertulis. Dalam knowledge ini termasuk intuisi, cognitive knowledge. Tacit knowledge seperti intuisi, dan pandangan biasanya sangat sulit untuk dimodifikasikan. Biasanya pengetahuan ini terkumpul melalui pengalaman sehari-hari pada pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengetahuan jenis ini akan menjadi explicit knowledge ketika dikomunikasikan kepada pihak lain dengan format yang tepat (tertulis, grafik dan lain sebagainya).

• Explicit Knowledge

Pengetahuan yang telah dikodifikasi atau dieksplisitkan. Jadi biasanya telah direpresentasikan dalam suatu bentuk yang tertulis dan terstruktur pengetahuan jenis ini jelas lebih mudah direkam, dikelola dan dimanfaatkan serta ditransfer ke pihak lain.

• Shared Knowledge

Explicit knowledge yang digunakan bersama-sama pada suatu komunitas. Dalam suatu komunitas, agar terjadi akselerasi dalam wilayah pembahasan pengetahuan itu sendiri, maka biasanya tacit knowledge akan ditransformasikan menjadi explicit knowledge.

D. Cara mengubah tacit menjadi eksplisit

Seperti yang telah dibahas pada shared knowledge bahwa “dalam suatu komunitas agar terjadi akselerasi dalam wilayah pembahasan pengetahuan itu sendiri, maka biasanya tacit knowledge akan ditransformasikan menjadi explicit knowledge”.

Hal ini dapat dilakukan dengan membuat tulisan, laporan dan lain sebagainya. Memang tidak semua tacit knowledge dapat diubah menjadi explicit knowledge. Pada tahapan berikutnya agar dapat dimanfaatkan oleh komunitas, ataupun agar dapat dilakukannya peer-review untuk perbaikan, pengetahuan itu sendiri akan dicoba ditransformasikan sebagai suatu bentuk shared knowledge yang dapat digunakan bersama-sama oleh anggota komunitas. Hal ini misalnya dilakukan melalui media publikasi.

Proses penciptaan pengetahuan adalah proses spiral yang merupakan

interaksi antara pengetahuan tacit dan eksplisit. Interaksi dari pengetahuan ini

menghasilkan pengetahuan baru.

Jadi untuk mengubah tacit menjadi explicit adalah dengan memperoleh informasi atau penciptaan pengetahuan.

Empat langkah penciptaan pengetahuan :

1. Socialization

Sosialisasi meliputi kegiatan berbagi pengetahuan tacit antar individu.

Istilah sosialisasi digunakan, karena pengetahuan tacit disebarkan melalui

kegiatan bersama – seperti tinggal bersama, meluangkan waktu bersama – bukan melalui tulisan atau instruksi verbal. Dengan demikian, dalam kasus tertentu pengetahuan tacit hanya bisa disebarkan jika seseorang merasa bebas untuk menjadi seseorang yang lebih besar yang memiliki pengetahuan tacit dari orang lain.

2. Externalization

Eksternalisasi membutuhkan penyajian pengetahuan tacit ke dalam bentuk

yang lebih umum sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap

eksternalisasi ini, individu memiliki komitmen terhadap sebuah kelompok dan

menjadi satu dengan kelompok tersebut. Dalam prakteknya, eksternalisasi

didukung oleh dua faktor kunci. Pertama, artikulasi pengetahuan tacit – yaitu

konversi dari tacit ke eksplisit – seperti dalam dialog. Kedua, menerjemahkan

pengetahuan tacit dari para ahli ke dalam bentuk yang dapat dipahami, misal

dokumen, manual, dsb.

3. Combination

Kombinasi meliputi konversi pengetahuan eksplisit ke dalam bentuk

himpunan pengetahuan eksplisit yang lebih kompleks. Dalam prakteknya, fase

kombinasi tergantung pada tiga proses berikut :

• Pertama, penangkapan dan integrasi pengetahuan eksplisit baru termasuk pengumpulan data eksternal dari dalam atau luar institusi kemudian mengkombinasikan data - data tersebut.

• Kedua, penyebarluasan pengetahuan eksplisit tersebut melalui presentasi

atau pertemuan langsung.

• Ketiga, pengolahan pengetahuan eksplisit sehingga lebih mudah

dimanfaatkan kembali – misal menjadi dokumen rencana, laporan, data

pasar, dsb.

4. Internalization

Internalisasi pengetahuan baru merupakan konversi dari pengetahuan

eksplisit ke dalam pengetahuan tacit organisasi. Individu harus mengidentifikasi

pengetahuan yang relevan dengan kebutuhannya di dalam organizational

knowledge tersebut. Dalam prakteknya, internalisasi dapat dilakukan dalam dua

dimensi. Pertama, penerapan pengetahuan eksplisit dalam tindakan dan praktek

langsung. Contoh melalui program pelatihan. Kedua, penguasaan pengetahuan

eksplisit melalui simulasi, eksperimen, atau belajar sambil bekerja.

[pic]

Contoh yang dapat diambil yaitu pada presentasi metodologi penelitian. Pada langkah sosialisasi individu satu dengan anggota kelompoknya, akan menjadi eksplisit ketika kelompok tersebut mempersentasikan didepan kelas atau disebut juga dengan langkah eksternalisasi. Kemudian pada langkah kombinasi, pengetahuan yang diterima mahasiswa dari persentasi kelompok akan menumbuhkan pertanyaan/tambahan pendapat yang akan pentransferan pengetahuan atau sharing. Dan pengetahuan tersebut akan kembali ke pengetahuan tacit ketika mahasiswa melakukan penelitian di lapangan yang menjadi pengalaman mereka ,masing-masing.

E. Hubungan Knowledge Manajemen dengan Sistem Informasi

Sistem informasi cenderung menyimpan pengetahuan yang tidak sesuai dengan perubahan dilingkungan eksternal, pola penyebarannya terpusat dan statis, sistem informasi cenderung mendukung kegiatan kemampuan menduga berdasarkan satu interpretasi tentang bagaimana mengantisipasi masala dan bukan dengan multi interpretasi.

F. Fungsi dan Manfaat Knowledge Management

Sumber kekuatan internal organisasi yang tidak mungkin diadaptasi oleh pesaing manajemen pengetahuan. Pengetahuan eksis disetiap individu dan masing-masing individu mempunyai pengetahuan yang berbeda satu sama lainnya. Para pesaing tidak mungkin meniru pengetahuan yang dipunyai oleh perusahaan.

Sebagai sumber daya bagi suatu organisasi, sebaiknya organisasi mengelola manajemen pengetahuan dengan baik. Studi yang dilakukan oleh Davenport at. el. (1998) mengindentifikasikan empat tahapan yang perlu dilakukan suatu organisasi agar Manajemen Pengetahuan dapat menjadi sumberdaya strategi:

1. Pengetahuan dapat disimpan.

Data, informasi, maupun pengetahuan dapat disimpan dalam bentuk dokumentasi agar mudah ditelusuri bila dibutuhkan. Bagi pengetahuan yang sifatnya tacit, sebaiknya diartikulasikan menjadi codifiedlexplicit knowledge. Pengetahuan yang dapat disimpan memudahkan organisasi untuk menelusurinya dan memanfaatkan di setiap kesempatan .

2. Pengetahuan mudah diakses.

Setiap anggota organisasi mempunyai aloes yang sama terhadap knowledge base organisasi. Agar proses aksessibilitas dan transfer mudah dilakukan antar anggota, organisasi perlu memfasilitasi dengan memanfaatkan teknologi misalnya video conference, jaringan internet dan intranet, telepon, dan faksimili. Banyak organisasi mempunyai ruang perpustakaan sehingga anggotanya mudah mengakses pengetahuan-pengetahuan terbaru melalui buku-buku, jurnal-jumal, dan media cetak.

Organisasi memfasilitasi juga dengan aturan dan prosedur yang memudahkan setiap orang dapat mengakses pihak-pihak dan anggota organisasi lain yang mempunyai pengetahuan.

3. Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi

Lingkungan eksternal berubah dengan cepat akibatnya organisasi harus senantiasa berdaptasi. Kemampuan organisasi untuk beradaptasi perlu dukungan pengingkatan pengetahuan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mampu mempercepat peningkatan pengetahuan. Temuan Davenport et al. (1998) mengungkapkan perlunya sentralisasi struktur organisasi, dan perubahan budaya kerja yang mendukung kreatifitas anggota organisasi. Hal konkrit yang bisa dilakukan perusahaan yaitu dengan memberikan penghargaan bagi anggota organisasi yang menyumbangkan pengetahuan kepada knowledge base organsiasi. Penghargaan yang diterima dapat berupa peningkatan kompensasi maupun promosi pangkat/jabatan.

4. Mengelola pengetahuan sebagai asset.

Dalam organisasi, aset dapat berbentuk barang berwujud maupun barang berwujud. Organisasi berfokus kepada dua aset tersebut. Pengetahuan, merupakan aset tidak berwujud, harus diperlakukan sebagai aset berwujud yaitu dapat diukur. Skyrme dan Amidon (1998) mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) dapat diukur dengan menggunakan balanced scorecard. Dimensi innovation dan learning dalam balanced scorecard merupakan proses aktivitas manajemen pengetahuan. Meskipun ada debat dalam pengukurannya, Skyrme dan Amidon (1998) menyakini bahwa dimensi innovation dan learning mempunyai potensi untuk mengukur pengetahuan sebagai aset.

Organisasi yang mempunyai pengetahuan superior mampu mengkoordinasi dan mengkombinasikan sumberdaya-sumberdaya tradisional dan kapabilitas dalam bentuk dan cara barn sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Dengan memiliki sumberdaya intelektual yang superior, organisasi dapat mengetahui bagaimana mengembangkan dan mengeksploitasi sumberdaya tradisonal lebih baik daripada pesaing meskipun sumberdaya tersebut tidak unik dan mudah ditiru. Pengetahuan dapat dikategorikan sebagai sumberdaya stratejik terpenting sehingga dapat digunakan untuk keunggulan kompetitf yang tahan lama.

Pengetahuan, terutama tacit knowledge, berpotensi menjadi sumberdaya yang unik dan sukar ditiru. Tidak seperti sumberdaya tradisional lainnya, tacit knowledge tidak dapat diperdagangkan dalam bentuk siap pakai. Untuk meniru tacit knowledge organisasi, pesaing setidaknya memiliki pengalaman yang serupa dan untuk mendapatkannya memerlukan waktu yang lama. Untuk mempertahankan keberlangsung keunggulan kompetitif, organisasi dapat melakukan dengan menambah pengetahuan baru. Gabungan pengetahuan lama dan baru menciptakan keunikan baru yang akhirnya menciptakan kesempatan untuk melakukan sinergi pengetahuan.

Pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif yang tahan lama bila organisasi mengetahui lebih banyak akan sesuatu dibandingkan pesaing. Tidak seperti sumberdaya tradisional lainnya yang dapat berkurang saat digunakan, pengetahuan justru akan meningkat pada saat digunakan. Pengetahuan yang semakin sering digunakan akan semakin bernilai bagi organisasi.

Dengan menjadikan manajemen pengetahuan menjadi keunggulan kompetitif organisasi sebaiknya Manajemen Pengetahuan dimanfaatkan dan diterapkan secara nyata oleh perusahaan. Bentuk konkrit penerapan adalah mengembangkan strategi organisasi berbasis pengetahuan. Strategi yang berbasis pengetahuan diharapkan mampu lebih mengeksplorasi keunikan yang dimiliki organisasi.

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, berikut dikemukakan kesimpulan dalam makalah ini. Bahwa knowledge management ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan (transfer pengetahuan) untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi tersebut. Memiliki beberapa unsur dan bentuk-bentuk pengetahuan berupa eksplisit dan tacit yang berfungsi dan bermanfaat sebagai pengetahuan yang dapat disimpan, pengetahuan yang mudah diakses, peningkatan pengetahuan yang didukung oleh organisasi, mengelola pengetahuan sebagai asset suatu organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Sumber web:

• Rachmad, “Manfaat Manajemen Pengetahuan”, (diunduh 21/09/2013)

• Sistem Informasi ITHB (diunduh 25/09/2013)

• (diunduh 25/09/2013)



................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download

To fulfill the demand for quickly locating and searching documents.

It is intelligent file search solution for home and business.

Literature Lottery

Related searches