TARAF SUKAR BACAAN DAN KEMAMPUAN MEMBACA BACAAN



TARAF SUKAR BACAAN DAN KEMAMPUAN MEMBACA BACAAN

Dali Santun Naga

Abstract. There are readings which are difficult to read and there are easy ones. In the same token, there are students with high reading abilities and there are poor readers. Reading difficulty and reading ability lie in a common measure. One of the units of measurement is Lexile unit. Many reading materials are already supplied with Lexile measures.

Pendahuluan

Ada bacaan yang sukar dibaca serta ada pula bacaan yang mudah dibaca. Demikian pula ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam membaca bacaan serta ada pula siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam membaca bacaan. Untuk mengukur taraf sukar bacaan, telah banyak indeks yang diciptakan orang. Biasanya indeks itu berkaitan dengan panjang kalimat serta banyaknya huruf pada kata yang digunakan.

Pada saat ini, ukuran taraf sukar bacaan dan sekaligus ukuran kemampuan membaca bacaan yang dianggap paling baik adalah melalui Lexile Framework. Pada Lexile Framework ini, satuan taraf sukar bacaan dan juga kemampuan membaca bacaan adalah Lexile (L). Pada ukuran ini, kemampuan membaca bacaan dan taraf sukar naskah (Williamson, 2004; Smith, 2004) menggunakan skala bersama. Rentangan taraf sukar bacaan dan kemampuan membaca bacaan beranjak dari ukuran rendah di bawah 200 L sampai ukuran tinggi di atas 1700 L.

Sebagai misal, Lexile Framework for Reading () mencatat bahwa taraf sukar bacaan seri Harry Potter terletak di antara 880 L sampai 950 L, Little Women 1300 L, dan Don Quixote 1410 L. Dan ukuran kemampuan baca siswa di tiap tingkat di sekolah terletak di sekitar: tingkat satu 200 L sampai 400 L, tingkat dua 300 L sampai 500 L, tingkat tiga 500 L sampai 700 L, tingkat empat 650 L sampai 850 L, tingkat lima 750 L sampai 950 L, tingkat enam 850 L sampai 1050 L.

Teori Ukuran Lexile

Ukuran Lexile dikembangkan oleh MetaMetrics, Inc. Menurut Colleen Lennon dan Hal Burdick (2004), ukuran Lexile ini dicapai melalui hasil penelitian selama 20 tahun. Sudah puluhan ribu buku fiksi dan nonfiksi berbahasa Inggris dan Spanyol dibubuhi taraf sukar melalui satuan Lexile. Demikian pula telah puluhan juta artikel di koran dan majalah yang dibubuhi taraf sukar dalam satuan Lexile. Lebih dari 450 penerbit mencantumkan satuan Lexile pada terbitan mereka. Bahkan semua ujian baku membaca yang besar serta banyak program instruksi membaca melaporkan sekor membaca siswa dalam satuan Lexile.

Ada dua komponen utama yang digunakan untuk menentukan taraf sukar bacaan. Mereka adalah komponen semantik pada kata serta komponen sintaktik pada kalimat. Sebelum diteruskan ke persamaan Lexile, taraf sukar komponen semantik pada kata dan komponen sintaktik pada kalimat diestimasi melalui pengukuran pada model Rasch. Karena taraf sukar yang diestimasi melalui pengukuran model Rasch menghasilkan skala berlevel interval maka satuan Lexile pun memiliki level skala interval.

Dalam persamaan Lexile ini, A. Jackson Stenner (1996) memberikan uraian yang cukup rinci tentang bagaimana ukuran Lexile itu ditetapkan. Uraian selanjutnya tentang prosedur penetapan ukuran Lexile di sini diambil dari uraian Stenner itu. Menurut Stenner, komponen semantik pada kata menunjukkan keseringan atau frekuensi kata itu muncul di dalam bacaan. Jika sering muncul di calam bacaan maka kata itu menjadi familiar bagi pembaca. Dan karena familiar maka kata itu mudah dipahami oleh pembaca.

Dengan demikian femiliaritas terhadap kata yang diukur melalui frekuensi kemunculannya di dalam bacaan menjadi ukuran bagi pemahaman kata pada komponen semantik kata. Untuk menemukan frekuensi kata, MetaMetrics, Inc. telah menelusuri (Stenner, 1996) sebanyak 5.088.721 kata. Ada kata yang sering muncul dan ada kata yang jarang muncul. Untuk keperluan perhitungan dipergunakan logaritma. Dengan menerapkan logaritma diperoleh logaritma frekuensi kata ln f serta rerata logaritma frekuensi kata yakni ((ln f).

Komponen sintaktik kalimat bergantung kepada panjang kalimat. Pada umumnya kalimat yang panjang lebih sukar untuk dipahami daripada kalimat pendek. Hal ini terkait dengan struktur memori manusia untuk menerima rangsangan yang panjang atau pendek. Komponen sintaktik pada kalimat dihitung melalui rerata panjang kalimat pada bacaan (p. Selanjutnya dengan menggunakan logaritma, diperoleh logaritma rerata panjang kalimat pada bacaan ln (p.

Regresi pada Persamaan Lexile

Menurut Stenner, frekuensi kata dan panjang kalimat ini menghasilkan regresi gabungan. Regresi ini memerlukan data tentang taraf sukar bacaan. Untuk itu disusun 400 butir ujian yang diterapkan kepada 3000 siswa dari tingkat dua sampai 12. Setelah butir yang tidak memadai dibuang, pada akhirnya ditemukan 262 butir yang digunakan untuk menentukan taraf sukar butir.

Taraf sukar butir ini ditemukan melalui teori responsi butir dengan karakteristik butir model Rasch. Taraf sukar butir b ini dinyatakan dalam logit. Secara praktis rentangan taraf sukar dalam logit ini beranjak dari sekitar – 4 sampai + 4. Dengan hasil ini diperoleh regresi

b (logit) = 9,82247 ln (p – 2,14634 ((ln f) – C1

C1 adalah suatu konstanta. Konstanta C1 ini kemudian ditentukan melalui rerata taraf sukar pada dua titik jangkar pada bacaan yakni titik pada ujung bawah dan titik pada ujung atas (bandingkan dengan titik beku dan titik didih pada air ketika dilakukan penentuan pada skala temperatur).

Persamaan Lexile

Menurut Stenner, jangkar bacaan yang digunakan adalah seven basal primers sebagai ujung bawah dan electronic encyclopedia sebagai ujung atas. Dengan jangkar ini digunakan patokan agar ujung bawah bernilai 200 L dan ujung atas bernilai 1200 L (Pada temperatur Celcius, ujung bawah bernilai 00 dan ujung atas bernilai 1000).

Hasil pengukuran menunjukkan rerata taraf sukar b untuk ujung bawah adalah – 3,3 logit dan untuk ujung atas adalah + 2,26 logit. Rentangan di antara dua ujung ini kemudian dibagi 1000 (bandingkan temperatur Celcius di antara titik beku dan titik didih dibagi 100). Agar taraf sukar menjadi 0 maka ditetapkan nilai konstanta C1 = 3,3. Dengan demikian maka, satuan Lexile untuk ujung bawah menjadi

Ujung bawah (– 3,3 + C1) + 200 = (– 3,3 + 3,3) + 200 = 200 L

Selanjutnya agar ujung atas memperoleh nilai 1200 L, maka dimasukkan konstanta C2 sehingga

Ujung atas (2,26 + C1) C2 + 200 = (2,26 + 3,3)C2 + 200 = 1200 L

Dari persamaan ini, ditemukan nilai konstanta C2 = 180 sehingga dengan nilai C1 dan C2 ini persamaan Lexile menjadi

Kalibrasi Lexile = 180 (b +3,3) + 200 L

dengan b dalam satuan logit. Dengan mengetahui nilai b maka nilai Lexile dari bacaan itu dapat diketahui.

Kemampuan Membaca Bacaan

Kemampuan membaca bacaan dapat diukur melalui kemampuan siswa untuk membaca bacaan yang sudah memiliki ukuran Lexile. Siswa yang kemampuan membaca bacaannya akan diukur diberikan bacaan dengan ukuran Lexile tertentu. Makin rendah ukuran Lexile dari bacaan yang mampu dibacanya makin rendah kemampuan membaca siswa itu. Sebaliknya makin tinggi ukuran Lexile dari bacaan yang mampu dibacanya makin tinggi kemampuan membaca siswa itu.

Patokan untuk kemampuan membaca ini adalah 75% pemahaman (Lennon and Burdick, 2004). Sebagai contoh, siswa dengan kemampuan membaca 1000 L ketika membaca bacaan dengan ukuran 1000 L akan memahami 75% dari isi bacaan itu. Selanjutnya Lennon dan Burdick menyatakan bahwa rentangan keterbacaan adalah 50 L di atas dan 100 L di bawah ukuran Lexile kemampuan membaca pada siswa. Siswa dengan kemampuan membaca 1000 L memiliki rentangan bacaan dari 900 L sampai 1050 L. Di atas ukuran 1050 L, siswa akan sukar memahami bacaan serta di bawah ukuran 900 L, siswa merasa kurang menemukan tantangan untuk membaca.

Alat Ukur Lexile

Untuk mengukur taraf sukar bacaan dan kemampuan membaca bacaan, perusahaan MetaMetrics, Inc. telah menyediakan sejumlah perangkat ukur. Di antara perangkat ukur itu terdapat Lexile Analyzer, Lexile Book Database, Lexile Calculator, Lexile Map, dan sejumlah perangkat lainnya. Yang jelas adalah bahwa alat ukur ini cocok untuk mengukur taraf sukar bacaan dalam bahasa Inggris. Keterangan lebih lanjut dapat ditemukan pada situs web .

Penutup

Taraf sukar bacaan dan kemampuan membaca bacaan dapat diukur dengan satuan Lexile (L). Satuan ini memiliki level skala interval. Terdapat alat ukur Lexile sehingga kemampuan membaca para siswa dapat diukur melalui satuan Lexile. Demikian pula setiap bacaan dapat diberi label taraf sukar dalam satuan Lexile sehingga siswa dapat memilih bacaan sesuai dengan kemampuan membaca mereka.

Daftar Pustaka

Lennon, C. and H. Burdick (2004). “The Lexile Framework as an approach for reading measurement and success.” .

The Lexile Framework for Reading. “FAQ.” .

Smith III, M. (2004). “The need for objective measurement under the no child left behind act.” .

Stenner, A. J. (1996). Measuring reading comprehension with Lexile Framework. Durham, NC: MetaMetrics, Inc.

Williamson, G.L (2004). “Why do scores change?” .

v

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download