LARUTAN - Keluarga IKMA FKMUA 2010



LARUTAN

CAMPURAN

LARUTAN

Campuran homogen dua zat atau lebih

Larutan

Ukururan kepekatan suatu larutan ( KONSENTRASI

PERNYATAAN KONSENTRASI

I. Massa solut dalam jumlah massa ttt solven/larutan

II. Massa solut dalam sejumlah volume ttt larutan

CARA I

1. % berat b/b : gram solut/100 g larutan

2. Molalitas (m): mol solut/1000 g solven

3. % berat b/v : gram solut/100 ml larutan

4. Fraksi mol

Fraksi mol solut = [pic]

Fraksi mol solven = [pic]

N = mol solven X1 + X2 = 1

n = mol solut

5. Prosen mol = % mol = fraksi mol x 100%

CARA II

1. Molaritas (M) = mol solut/1L larutan

2. Normalitas (N) = molek solut/1L larutan

3. mg % per volume = mg solut/100 ml larutan

Contoh soal :

1. Larutan asam sulfat 98%, m.j = 1,8 g/ml Mr H2SO4 = 98

Berapa molaritasnya ?

Jawab : H2SO4 98% ( solut 98 gram, larutan 100 gram

M = mol / 1l larutan

= [pic]

= 18 M N = 18 x 2 = 36 N

Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 64,92 MgCl2 dalam air sehingga volume akhir 600 ml. m.j larutan = 1,082 g/ml, Mr = 95,23

Hitung a. M d. fraksi mol solut

b. m e. fraksi mol solven

c. %

Jawab:

Solut 64,92 g = [pic] = 0,681 mol

Volume larutan = 600 ml = 0,6 L

a. M = 0,681 x [pic] = 1,136 M

b. M = mol /1000 g solven

V = [pic] ( B = V x m.j = 600 x 1,082

=649,2 larutan

solut = 64,92

solven = 649,2 – 64,92 = 584,3 g H2O

m = [pic] = 1,167 mol/1000 g solven

c. % = g solut/100 g larutandalam 649,2 g larutan ada 64,92 g solut ( [pic]

d. Fraksi mol

Mol solven = [pic] = 32,46

Fraksi mol solut = [pic] = 0,0206

e. Fraksi mol solven = 1- 0,0206 = 0,9794

MENGUBAH KONSENTRASI DENGAN PENGENCERAN

V1 . N1 = V2 . N2

Contoh

Jika 360 ml 1,7 M NaOH diencerkan menjadi 500 ml. Berapa konsentrasi larutan yang dihasilkan ?

Jawab : 360 x 1,7 = 500 x N2

N2 = 1,2 N

M = 1,2 M

Soal :

1. Jika 360 ml 1,7 M NaOH diencerkan menjadi 500 ml. Berapa konsentrasi larutan yang dihasilkan ?

Jawab : 360 x 1,7 = 500 x N2

N2 = 1,2 N

M = 1,2 M

Soal :

1. Tersedia larutan induk NaOH 10 N, berapa volume yang harus digunakan untuk membuat larutan NaOH 0,2 N sebanyak 500 ml.

2. Berapa volume larutan H2SO4 4 M harus diencerkan supaya mendapat larutan H2SO4 0,5 N sebanyak 200 ml.

PERCAMPURAN

10 ml HCl 0,01 N dicampur dengan 40 ml HCl 0,3 N.

Berapa N campuran ?

Jawab :

10 ml HCl 0,01 N = 0,1 mgrek

40 ml HCl 0,3 N = 12 mgrek

dalam 50 ml = 12,1 mgrek

Konsentrasi = [pic][pic] = 0,242 mgrek/ml

= 0,242 N

KELARUTAN GAS DALAM ZAT CAIR

Faktor – factor yang mempengaruhi

1. Sifat gas terhadap solven

2. Temperatur

3. Tekanan

Bagi gas yang mempunyai kelarutan rendah atau sedang berlaku hokum HENRY.

❖ Fraksi mol gas dalam larutan pada suhu tertentu berbanding lurus dengan tekanan gas.

❖ Massa gas larut pada suhu tertentu berbanding lurus dengan tekanan gas itu.

LARUTAN GAS DALAM DARAH

❖ Oksigen bereaksi secara kimia dengan Hb darah. Kelarutan oksigen dalam darah > kelarutan oksigen dalam air.

❖ Plasma darah mengandung elektrolit yag tidak bereaksi dengan oksigen ( merendahkan kelarutan oksigen.

❖ Kelarutan CO2 dalam plasma darah > kelarutan CO2 dalam air.

CARA MENYATAKAN KELARUTAN GAS

1. Fraksi mol ( jarang digunakan

2. Kefisien larutan (S) :

Perbandingan antara volume dari gas yang larut dengan volume dari solven diukur pada temperatur percobaan.

Henry : Volume dari gas yang larut tidak tergantung pada tekanan, hanya tergantung

pada suhu.

Harga koefisien kelarutan untuk gas CO2

S 0(C = 1,713 S 25(C = 0,825

S 10(C = 1,238 S 30(C = 0,738

S 20(C = 0,943 S 40(C = 0,608

3. Koefisien absorsi dari Bunsen ([pic])

Perbandingan antara volume gas larutan yang dikembalikan ke keadaan standar (1 atm 0(C) dengan volume solven.

Volume pada kedaan standar sebanding dengan jumlah mol dari gas.

Henry : Jumlah mol dari gas yang larut sebanding dengan tekanan gas.

Hubungan antara Koefisien Kelarutan (S) dan koefisien absorpsi ([pic]) pada T yang sama.

[pic]

Volume dari gas yang larut diukur pada T percobaan tidak tergantung pada tekanan gas.

V = Volume gas yang terlarut

S = Koefisien kelarutan pada T percobaan

V = Volume solven

Volume dari gas yang larut diukur pada keadaan standar, sebanding dengan tekanan

V = Volume gas yang larut yg dikembalikan ke keadaan standar

( = Koefisien absorpsi pada T percobaan

V = volume larutan

P = tekanan gas (atm)

Harga ( dari beberapa gas

t(C CO CO2 O2 N2

0 0,0354 1.713 0,0489 0,0239

10 0,0282 1,194 0,0384 0,0196

20 0,0232 0,0878 0,0310 0,0164

30 0,0200 0,665 0,0261 0,0138

40 0,0178 0,530 0,0231 0,0118

Soal:

1. Berapa volume gas CO2 yang diukur pada t = 25(C dan tekanan 537 mmHg akan larut dalam 700 ml air.

2. Berapa harga ( 25(C untuk gas CO2 ?

3. Berapa volume CO2 yang dikembalikan pada keadaan standar akan larut dalam 350 ml air pada 25(C dan 2 atm.

KELARUTAN ZAT CAIR DALAM ZAT CAIR

1. Keadaan zat cair saling larut sempurna pad segala suhu dan perbandingan

a. Larut ideal

b. Larut nonideal

2. Kedua zat cair saling larut terbatas

3. Kedua zat cair tidak saling larut

I. Dua zat cair A dan zat cair B saling larut dengan sempurna membentuk larutan ideal bila :

1. Gaya tarik molekul A dan A sama antara molekul B dengan B dan antara molekul A dengan B.

2. Tidak terjadi perubahan panas dan volume.

3. Tekanan uap berbagai susunan campuran mengikuti Hukum RAOULT

Hukum RAOULT :

P(A P(B

+

A B A+B

PA = P(A . XA

PB = P(B . XB

P tot = PA + PB

PA & PB = Tekanan uap parsial A & B

XA & XB = fraksi mol komp. A & B

P total = PA + PB

= P(A . XA + P(B . XB

= P(A . XA + P(B (1 – XA)

P total = (P(A - P(B) XA + P(B

Analog dengan : Y = ax + b ( fungsi linier

P(B

P total

P(A

PB

PA

A x B

SUSUNAN UAP DI ATAS LARUTAN

[pic] = farksi mol A dalam fasa uap

[pic] = fraksi mol B dalam fase uap

[pic] ; [pic]

P

P(B

L

L = garis cair

Y = garis uap

P(A

Y

A x B

Contoh soal :

Tekanan uap etanol murni pada suhu 19(C adalah 40 mmHg. Tekanan uap air pada suhu yang sama adalah 16,48 mm Hg.

Ditanyakan :

a. Tekanan uap parsial etanol dan air di atas suatu larutan yang berisi 2 gram air dan 50 gram etanol pada suhu 19(C.

b. Tekanan uap totalnya.

Mr etanol = 46,07 ; Mr air = 18

Jawab :

mol etanol = [pic]mol = 1,085 mol

mol air = [pic] mol = 0,111 mol

X etanol = [pic] = 0,9072

X air = [pic] = 0,0928

a. P etanol = X etanol . P( etanol

= 0,9072 x 40 mm Hg

= 36,288 mmHg

b. P etanol = P etanol + P air

Bila larutan zat cair A dalam zat cair B yang saling larut sempurna membentuk larutan yang non ideal.

Ada 3 kemungkinan :

1. jika gaya tarik antara molekul A dan B tidak jauh berbeda dari gaya tarik molekul A – A atau B – B ( larutan mendekati ideal

( Tekanan uap parsial masing-masing komponen hampir mengikuti Hk. RAOULT

2. Jika gaya tarik molekul A – B > A – A atau B – B, maka tekanan uap parsial masing-masing komponen dalam larutan < dari pada yang ditunjukkan oleh Hk. RAOULT

( Sistem kurva P – X –nya pada T=C memnunjukkan penyimpangan minimum

contoh : larutan CHCl3 – aseton

Contoh : Sistem Klorofom (A) – aseton (B)

[pic]

[pic]

❖ Titik M = Titik Azeotrop

❖ Larutan Azeotrop ( larutan dengan susunan fase uap = fase cair

❖ Larutan azeotrop tidak dapat dipisahkan menjadi komponennya dengan cara destilasi

3. Jika gaya tarik molekul A-B < gaya tarik A – A atau B – B , maka tekanan uap parsial masing – masing komponen dalam larutan akan lebih besar dari pada yang ditunjukkan oleh Hk. RAOULT.

Contoh :

Sistem air (A) – etil alcohol (B) kurva P – X pada T=C menunjukkan penyimpangan maksimum.

[pic]

[pic]

PENENTUAN TITIK BEKU

[pic] (Hb = kalor pembekuan molar

Kb = penentuan t.b. molal

Soal:

Suatu larutan yang terdiri dari 0,5126 gram naftalena (Mr = 128,16) dalam 50 gram CCl4 mendidih 0,402(C lebih tinggi dari CCl4 murni sedang larutan zat-x sebanyak 0,6216 gram dalam berat CCl4 yang sama menunjukkan kenaikan titik didih sebasar 0,647(C

Hitung : Mr zat x tsb.

Jawab : Mr zat x = 96,7

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT

I. PENENTUAN TEKANAN UAP PELERUT OLEH ZAT TERLARUT

Menurut Hk. RAOULT

P = tekanan uap larutan

P = P( . X1 P( = tekanan uap pelarut murni

X1 = fraksi mol terlarut

X1 + X2 = 1 ( X1 = 1 – X2

p>> [pic]

[pic]

W1 = Berat pelarut

M1 = Mr pelarut

W2 = berat solut

M2 = Mr solut

Contoh soal

Tekanan uap larutan glukosa dalam air yang mengandung 15 gram glukosa dalm 100 g air adalah : 17,28 mmHg pada 200C. Pada suhu yang sama tekanan uap pelarut murni = 17,54 mmHg. Berapakah Mr glukosa tersebut ?

# Penurunan tekanan uap larutan :

(p = 17,54 – 17,28 = 0,26 mmHg

nA = 100/18 [pic]

nB = 15/Mr

(p = P0 . X2 0,26= 17,54 x [pic]

Mr = 180,2

III. TEKANAN TITIK DIDIH

1 atm

Pelarut

P

Larutan

(Tb (Td

Persamaan Clausius – Clapeyron

[pic]

(Hu = kalor penguapan tiap mol pelarut dalam alrutan

R = Tetapan gas = 1987 kalori/mol0K

Untuk larutan encer :

(Hu = Kalor penguapan tiap mol pelerut murni

T&To = Tidak beda (beda kecil)

T.To = To2

[pic]

Hukum RAOULT :

p = p0 . x1

p = p0(1 – x2)

[pic]

Untuk larutan encer : x2 < [pic]…=0

[pic]- X2

[pic]

[pic] larutan encer :[pic]

[pic]

[pic]

[pic]

[pic]

Kd = tetapan kenaikan t.d. molaltergantung macam solven

IV. OSMOSA dan TEKANAN OSMOSA

Tekanan hidrostatik

Membran semipermeabel

Air

OSMOSA : merembesnya molekul solven ke dalam larutan secara spontan melalui

Selaput semipermeabel.

SELAPUT SEMIPERMEABEL :

Selaput hang hanya dapat dilalui oleh molekul solven dan tidak dapat dilalui oleh molekul solut.

TEKANAN OSMOSA LARUTAN

Kelebihan tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah mengalirnya pelarut ke dalam larutan, bila kedua cairan tersebut dipisahkan oleh selaput semipermiabel.

Menurut Van”t Hoff

[pic]

( = Tekanan osmosa (atm)

V = Volume solven (L)

n = Jumlah mol solut

T = suhu absolut (0K)

R = Tekanan gas (L atm/mol0K)

= 0,0821 L atm /mol 0K

contoh :

Berapa gram urea (Mr = 60) yang berada dalam 800 ml larutan pada suhu 10(C mempunyai tekanan osmosa 15 atm.

Jawab : 31,2 gram

SIFAT KOLIGATIF LARUTANELEKTROLIT

Besarnya penyimpangan sifat koligatif dinyatakan oleh Van”t Hoff

Sifat koligatif yang diamati (diukur)

i =

sifat koligatif normal (dihitung)

[pic]

1 [pic] i [pic] n n = ion yang dihasilkan oleh elektrolit (KCl, n = 2)

Besarnya derajat ionisasi ( dapat ditentukan dengan pengukuran sifat koligatif larutan.

Contoh : Elektrolit Ax By

AxBy [pic] xAy+ + yBx-

m o o

m (1 - () xm( ym(

mt = m(1 - () + xm( + ym(

= m(1 - ( + x( + y()

= m{1 + ((x+y-1)}

x + y = n

mt = m{1 + ((n – 1)

(Tb = Kb . mt

(Tb = i . m . Kb

(Tb = m{1 + ((n – 1)} Kb

i = 1 + ((n – 1)

-----------------------

HOMOGEN

HETEROGEN

Solut ( zat terlarut

Solven ( pelarut

V = S . V

V = ( V p

(Tb = Kb . m

(Td = Kd . m

[pic]

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download