Repo.stikesperintis.ac.id



KARYA TULIS ILMIAHLAPORAN STUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN SUSPECT SPACE OCCUPYING LESSION (S.O.L) DI RUANG RAWAT INAP INTERNE WANITA RSUD DR.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGITAHUN 20161736740257958OLEH :AMELIA MIFTA ULRAHMANIM : 13103084015384PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPERINTIS PADANGTAHUN 2016ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN SUSPECT SPACE OCCUPYING LESSION (S.O.L) DI RUANG RAWAT INAP INTERNE WANITA RSUD DR.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGITAHUN 2016LAPORAN STUDI KASUSDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Di STIKes Perintis Padang1736725127635OLEH :AMELIA MIFTA ULRAHMANIM : 13103084015384PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANGTAHUN 2016Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis PadangProgram Studi DIII KeperawatanKarya Tulis Ilmiah, Juli 2016AMELIA MIFTA ULRAHMA13103084015384ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN SUSPECT SPACE OCCUPYING LESSION (S.O.L) DI RUANG RAWAT INAP INTERNE WANITA RSUD. DR.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2016V BAB + 67 halaman + 2 Gambar + 4 tabel + 4 LampiranAbstrakspace occupying lesion merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intrakranial khususnya yang mengenai otak.?Penyebab nya meliputi hematoma, abses otak dan tumor otak. Morgagni pertama kali melaporkan tumor otak yang disebabkan oleh peradangan teliga. Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan space occupying lession di ruang rawat inap interne wanita RSAM Bukittinggi Tahun 2016. Hasil laporan kasus ditemukan pada Ny.S yaitu keluarga mengatakan kepala klien terasa sakit, keluarga mengatakan klien susah mendengar karna pendengaran kurang baik, Keluarga mengatakan cemas dan takut dengan kondisi kesehatan anak nya, keluarga mengatakan badan klien terasa sakit, keluarga mengatakan klien pernah dirawat di rumah sakit yang sama sekitar 9 hari yang lalu tahun 2016 dengan diagnosa omsk maligna. Hasil pengkajian tersebut di dapatkan masalah pada Ny.S yaitu Nyeri, Cemas, Defisit perawatan diri, Intoleransi aktifitas. Berdasarkan masalah keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil. Untuk mencegah meningkatnya space occupying lession disarankan kepada petugas rumah sakit agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan benar sehingga meningkatkan kemungkinan kesembuhan pasien.Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Space Occupying LessionHigh School of Health Sciences Perintis PadangDiploma III study of nursing programScientific Paper, July 2016AMELIA MIFTA ULRAHMA13103084015384NURSING CARE Ny.S WITH SUSPECT SPACE OCCUPYING LESSION (S.O.L) IN THE WOMEN INTERNE INPATIENT HOSPITAL DR.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2016V CHAPTER + 67 pages + 2 picture + 4 tabels + 4 AttachmentAbstractspace-occupying lesion is a generalization of the problem of the existence of lesions in the intracranial space especially about the brain. His cause include hematoma, brain abscess and brain tumors. Morgagni first reported brain tumors caused by inflammation of the ears. The purpose of this report is able to perform nursing care in patients with space-occupying lession in the inpatient unit interne RSAM woman Bukittinggi Year 2016 Results Ny.S case reports found in the family said the head of the client feels pain, the family said client hard of hearing because the hearing loss good, family say anxiety and fear for the health of her child, the family said the agency client feels ill, the family said clients had been treated in the same hospital about 9 days ago in 2016 with the diagnosis of malignant Omsk. The assessment results in getting issues on which Ny.S Pain, Anxiety, self-care deficit, Activity intolerance. Based on the above nursing problems then drafted a plan and implement nursing actions and evaluation refers to the objectives and expected outcomes. To prevent increased space-occupying lession suggested to hospital personnel in order to provide professional nursing care and the right to increase the likelihood of the patient's recovery.Keywords: Nursing, Space Occupying lessionKATA PENGANTARAssalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhSegala Puji Syukur bagi Sang Kholik yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya yang telah dilimpahkan sebagai sumber kekuatan hati dan peneguhan iman sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Ujian Hasil Pengamatan Kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny.S dengan Suspect Space Occupying Lession (S.O.L) di Ruang Rawat Inap Interne Wanita RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2016” tanpa nikmat sehat yang diberikan oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan Laporan Ujian Hasil Pengamatan Kasus ini.Sholawat berangkaikan salam juga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga atas ijin ALLAH SWT penulis dan teman-teman seperjuangan semua mendapatkan Syafaatnya nanti. Aamiin Aamiin Yarobbal Aalamiin.Penulisan Laporan Ujian Hasil Pengamatan Kasus ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Amd.Kep Program Studi D-III Keperawatan STIKes Perintis Padang. Penulis banyak mendapat arahan, bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak dalam menyusun, membuat dan menyelesaikan Laporan Ujian Hasil Pengamatan Kasus ini. Oleh karna itu, Penulis mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada Yth. Bapak Ns.Muhamad Arif,M.Kep dan Ibu Ns.Rosdiana Lorensia,S.Kep Kepala Ruangan Rawat Inap Interne Wanita RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatra Barat selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dengan penuh perhatian memberi arahan, petunjuk dan bimbingan sehingga Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan. Seterusnya ucapan terima kasih saya yang sebesar-besarnya kepada :Bapak Yendrizal Jafri,S.KpM.Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang Ibu Ns. Endra Amalia,M.Kep selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan STIKes Perintis Padang Kepada Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan studi kasus ini, beserta staf yang telah memberi izin dalam pengambilan data yang penulis butuhkan.Bapak Ns. Mera Delima,M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan selama mengikuti pedidikan.Bapak dan Ibu dosen pengajar D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKes Perintis Padang Bapak dan Ibu dosen serta Staf Stikes Perintis Padang, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan selama mengikuti pedidikan.Terkhusus kepada kedua orang tuaku tercinta dan seluruh keluarga atas jerih payah, curahan kasih sayang, bantuan moril maupun material serta do’a yang tulus dan ikhlas demi kesuksesan Penulis.Seluruh teman-teman, serta rekan-rekan mahasiswa lain yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan dalam bentuk apapun mulai saat pendidikan sampai terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.Penulis menyadari bahwa Laporan Ujian Hasil Pengamatan Kasus ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu, waktu dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan ini.Akhir kata Kepada ALLAH SWT jualah Penulis menyerahkan segalanya dan berharap semoga Laporan Ujian Hasil Pengamatan Kasus ini bisa diterima dan dapat dijadikan bahan bacaan untuk penulisan-penulisan yang berhubungan dengan Suspect Space Occupying Lession (S.O.L). Bukittinggi, Juli 2016 PenulisDAFTAR ISI HalamanHALAMAN SAMPULHALAMAN JUDULPERNYATAAN PERSETUJUANPERNYATAAN PENGUJIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBARviDAFTAR TABEL viiDAFTAR LAMPIRAN viiiBAB I PENDAHULUANLatar Belakang1Tujuan PenulisanTujuan Umum3Tujuan Khusus3Manfaat PenulisanBagi Penulis4Bagi Institusi Pendidikan4Bagi Institusi Rumah Sakit4BAB II TINJAUAN TEORITISKonsep Dasar space occuying lessionPengertian5Anatomi Fisiologi7Etiologi8Klasifikasi...................................................................................... 9Manifestasi Klinis 10Patofisiologi / WOC 12Pemeriksaan Penunjang 15Penatalaksanaan 162.10Komplikasi 17 2.11Asuhan Keperawatan Teoritis 2.11.1. Pengkajian 172.11.2. Diagnosa232.11.3. Intervensi242.11.4. Implementasi292.11.5. Evaluasi29BAB III TINJAUAN KASUSAsuhan KeperawatanPengkajian30Diagnosa Keperawatan…………………………….46Intervensi………………………….……………….47Catatan Perkembangan……………………………..50BAB IV PEMBAHASANPengkajian58Diagnosa Keperawatan59Intervensi Keperawatan60Implementasi Keperawatan62Evaluasi64BAB V PENUTUPKesimpulan66Saran 67DAFTAR PUSTAKALAMPIRANDAFTAR GAMBAR HalGambar 2.1 Pembentukan cairan serebrospinal .. 7Gambar 2.2 Skema proses desak ruang ............................................................. 8DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1.1 Rencana Askep24Tabel 3.1 Analisa Data45Tabel 3.2 Intervensi47Tabel 3.3 Catatan Perkembangan50DAFTAR LAMPIRANLampiran I Lembaran KonsulLampiran II AbsensiLampiran III Daftar Riawayat HidupLampiran IV Satuan Acara Penyuluhan (SAP)BAB IPENDAHULUANLatar BelakangSpace-occupying lesion (S.O.L) intrakranial merupakan merupakan istilah yang digunakan untuk generalisasi masalah tentang adanya lesi misalnya neoplama, baik jinak maupun ganas, primer atau sekunder, dan masalah lain seperti parasit, abses, hematoma, kista, ataupun malformasi vaskular. Tumor-tumor SOL intrakranial merupakan sekitar 9% dari seluruh tumor primer yang terjadi pada manusia. Karena tumor-tumor ini berada pada sistem saraf pusat maka tumor ini menjadi masalah kesehatan yang serius dan kompleks. Tumor-tumor ini umumnya berasal dari bagian parenkim dan neuroepitel sistem saraf pusat kecuali mikroglia dan diperkirakan sekitar 40%-50% SOL intrakranial disebabkan oleh tumor (Muttaqin, 2008)Space occupying lesion merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang intrakranial khususnya yang mengenai otak.?Penyebab nya meliputi hematoma, abses otak dan tumor otak. Morgagni pertama kali melaporkan tumor otas yang disebabkan oleh peradangan telinga. Pada beberapa penderita dihubungkan dengan kelainan jantung bawaan sianotik. Mikroorganisme penyebab tumor otak meliputi bakteri, jamur dan parasit tertentu. Mikroorganisme tersebut mencapai substansia otak melalui aliran darah, perluasan infeksi sekitar otak, luka tembus trauma kepala dan kelainan kardiopulmoner. Pada beberapa kasus tidak diketahui sumber ingeksinya. Gejala klinik tumor otak berupa tanda tanda infeksi yaitu demam, anoreksia, malaise, kejang, nyeri kepala, peninggian intrakranial serta gejala neurologik fokal sesuai lokasi abses. Terapi abses otak terdiri dari pemberian antibiotik dan pembedahan (Ejaz butt, 2005).Tumor otak merupakan penyebab sebagian besar dari SOL. Di Amerika di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum(Iskandar, 2002)Sementara itu Rumah Sakit Achmad Mochtar bukittinggi sudah menerima penderita Space Occupying Lession sebanyak 1 orang selama 6 bulan terakhir di tahun 2016, meningkat 0,5 % dari tahun 2015. Di rumah sakit achmad mochtar prioritas penyebab kematian di RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi SOL tidak termasuk kedalam sepuluh prioritas penyakit terbanyak. Dalam melakukan asuhan keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang perawat profesional di dorong untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang berlaku. Pemberian asuhan keperawatan pada tingkat anak, remaja, hingga dewasa bagaimana kita menerapakan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah di harapkan mampu meningkatkan kompetensi perawat kususnya indonesia.Dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession diruang rawat inap interne wanita RSAM Bukitinggi Tahun 2016Tujuan PenulisanTujuan umumPenulis mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan kepada pasien serta melakukan asuhan keperawatan pada pasien Space Occupying Lession (SOL) di ruang rawat inap interne wanita RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi mampu melaksanakan asuhan keperawatan klien dengan Space Occupying Lession (SOL).Tujuan khusus Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan Space Occupying Lession di ruang rawat inap interne wanitaMampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession di ruang rawat inap interne wanitaMampu melakukan perencanaan keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession di ruang rawat inap interne wanitaMampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession di ruang rawat inap interne wanitaMampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession di ruang rawat inap interne wanitaMampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession di ruang rawat inap interne wanita Manfaat PenulisanBagi PenulisMemberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan space occupying lession (SOL) di ruang rawat inap RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.Bagi InstitusiDapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pengembangan pengetahuan dan pemberian pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession (SOL).Bagi Institusi Rumah SakitMemberikan laporan dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatan kepada tim kesehatan Rumah Sakit dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession (SOL).BAB IITINJAUAN TEORITISKonsep DasarPengertianSpace-occupying Lesion merupakan generalisasi masalah tentang ada lesi pada ruang intracranial khususnya mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial karena cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama kali, komodasi dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga kranium. Akhirnya vena mengalami kompresi dan gangguan sirkulasi darah otak dan cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi ke kembali hal-hal seperti di atas (Mardjono, 2008).Space Occupying Lesion (SOL) merupakan lesi yang meluas atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma, dan abses. Suatulesi yang meluas pertama kali?diakomodasi dengan cara mengeluarkan cairan cerebrospinal dari rongga cranium. pada otak?umumnya berhubungan dengan malignasi, namun dalam keadaan patologi lain meliputi abses otak atau hematom. Adanya Space Occupying Lesion dalam otak akan memberikan gambaran seperti tumor yang meliputi gejala umum yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial, perubahan tingkah laku, false?localizing?sign, serta true localizing sign. Tumor juga dapat menyebabkan infiltrasi dan kerusakan pada struktur organ yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran?LCS yang menyebabkan hidrosefalus atau menginduksi angiogenesis dan edema otak (Akhyar, 2010)Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang intrakranial) didefinisikan sebagai neoplasma, jinak atau ganas, primer atau sekunder, serta setiap inflamasi yang berada di dalam rongga tengkorak yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan menempati ruang di dalam otak. Space occupying lesion intrakranial meliputi tumor, hematoma, dan abses. (Ejaz Butt, 2005)Menurut penulis Space Occupying Lession adalah Sebuah ruang lesi yang terdapat pada bagian otak yang terjadi karena keganasan tetapi dapat juga disebabkan oleh patologi lain seperti abses atau suatu hematoma.Anatomi Fisiologi Gambar 2.1 Pembentukan Cairan?Serebrospinal(Guyton, 2007)Peningkatan tekanan intrakranial didefinisikan sebagai peningkatan tekanan dalam rongga kranialis. Ruang intrakranial di tempati oleh?darah dan cairan serebrospinal. Setiap bagian menempati suatu volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan intrakranial normal sebesar 50-200 mm H2O atau 4-15 mmHg. Ruang intrakranial adalah suatu ruangan baku yang terisi penuh sesuai kapasitas nya dengan unsur yang tidak dapat di tekan. Otak (1400 g), cairan serebrospinal (sekitar 75 ml). Peningkatan volume pada salah satu dari ketiga unsur utama mengakibatkan desakan ruang yang di tempati oleh unsur lain nya dan menaikan tekanan intrakranial (Price, 2005)Pada keadaan fisiologis normal volume intrakranial selalu dipertahankan konstan dengan tekanan intrakranial berkisar 10-15mmHg. Tekanan abnormal apabila tekanan diatas 20 mmHg dan diatas40 mmHg dikategorikan sebagai peninggian yang parah. Penyebab?peningkatan?intrakranial?adalah?cedera otak yang di akibat kan trauma kepala. Aneurisma intrakranial yang pecah dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial secara mendadak sehingga mencapai 8 tingkatan tekanan darah arteri untuk sesaat. Tingginya tekanan intrakranial paska pecah aneurisma sering kali diikuti dengan meningkatnya kadar laktat cairan serebrospinal dan hal ini mengindikasi terjadinya suatu iskemia serebri. Tumor otak yang makin membesar akan menyebabkan pergeseran CSS dan darah perlahan-lahan (Satyanegara, 2010). Gambar 2.2 Skema Proses Desak Ruang?Yang menimbulkan Kompresi Pada Jaringan Otak dan?Pergeseran Struktur Tengah.(Satyanegara, 2010)EtiologiPenyebab tumor masih sangat sedikit yang diketahui. Radiasi merupakan salah satu dari factor penyebab timbulnya tumor otak. Trauma, infeksi, dan toksin belum dapat dibuktikan sebagai penyebab timbulnya tumor otak tetapi bahan industri tertentu seperti nitrosourea adalah krasinogen yang paten. Limfoma lebih sering terdapat pada mereka yang mendapat imunosupesan seperti pada transplantasi ginjal. Sumsum tulang dan pada AIDSFaktor resiko space occupying lession:Riwayat trauma kepala.Faktor genetik Paparan zat kimia yang bersifat karsinogenik Virus tertentu Defisiensi imunologi Congenital (ngatisyah, 2006)Klasifikasi Stadium tumor berdasarkan sistem TNM ( stadium TNM ). Terdiri dari 3 kategori, yaitu : T ( tumor primer ), N ( nodul regional, metastase ke kelenjar limfe regional ) dan M ( metastase jauh ).Kategori T :Tx = syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi.Tis = Tumor in situ.T0 = Tidak ditemukan adanya tumor primer.T1 = Tumor dengan f maksimal < 2 cm.T2 = Tumor dengan f maksimal 2 – 5 cm.T3 = Tumor dengan f maksimal > 5 cm.T4 = Tumor invasi keluar organ.Kategori N :N0 = Nodul regional negative.N1 = Nodul regional positif, mobile ( belum ada perletakan ).N2 = Nodul regional positif, sudah ada perlekatan.N3 = Nodul jukstregional atau bilateral.Kategori M :Mo = Tidak ada metastase organ jauh.M1 = Ada metastase organ jauh.M2 = Syarat minimal menentukan indeks M tidak terpenuhi.Tumor otak dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut (Lionel Ginsberg, Neurologi 2003:117) yaitu :Benigna umumnya ekstra aksial, yaitu tumbuh dari meningen, nervus kranialis, atau struktur lain dan menyebabkan kompresi ekstrinsik pada substansi otak.Maligna umumnya intra aksial yaitu berasal dari parenkim otak :Primer umumnya berasal dari sel glia/neurobia ( glioma ) tumor ini diklasifikasikan maligna karena sifat invasif lokal, metastasis ekstrakranial sangat jarang, dan dikenali sebagai subtipe histologi dan derajat diferensiasi.Sekunder metastasis dari tumor maligna dari bagian tubuh lainnya.Manifestasi KlinisMenurut lokasi tumor :Lobus frontalisGangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkahlaku aneh, sulit memberi argumentasi / menilai salah atau benar, hemiparesis, ataksia dan gangguan bicara.Korteks presentalis poteriorKelemahan / kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari.Lobus parasentalisKelemahan ekstrimitas bawah.Lobus oksipintalisKejang, gangguan penglihatan.Lobus temporalisTinitus, halusinasi pendengaran, afasia senorik, kelumpuhan otot wajah.Lobus parietalisHilang fungsi sensorik karotikalif, gangguan lokalisasi sensorik, gangguanpenglihatan.Ceribulum Nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperextrimitas, sendi.Nyeri kepala berat pada pagi hari, makin bertambah bila batuk membungkuk.Kejang.Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial : pandangan kabur, mual, muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan TTV, afasia.Perubahan kepribadian.Gangguan memory.Gangguan alam perasaan.PatofisiologiTumor otak menyebabkan gangguan neurolagis. Gejala-gejala terjadi berurutan hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan vocal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi / inovasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompersi invasi dan perubahan suplai darah kejaringan otak. Peningkatan intrakranial dapat diakibatakan oleh beberapa factor : bertambahnya masa dalam tengkorak , terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi serebrospinal. Pertumbuhan tumor akan menyebabkan bertambahnya massa karena tumor akan mengambilkan ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan odem dalam jaringan otak. Mekanisme belum sepenuhnya dipahami namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan pendarahan. Obstruksi vena oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak semuanya menimbulkan kenaikan volume inntrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari vantrikel laseral keruang sub arakhnoid menimbulkan hidrosephalus. Peningkatan intrakranial akan membahayakan jiwa bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicaraknan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memrlukan waktu berhari-hari / berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna bila apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini bekerja menurunkan volume darah intrakranial, volume cairan cerborspinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus/serebulum.herniasi timbul bila girus medalis lobus temporalis bergeser keinterior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemister otak. Herniasi menekan ensefalon menyebabkan kehilangan kesadaran dan menekan saraf ke tiga. Pada herniasi serebulum tonsil sebelum bergeser kebawah melalui foramen magnum oleh suatu massa poterior, ( Suddart, Brunner. 2001 ).WOC307657529654500260032510795Idiopatik 00Idiopatik 571503885565Aspirasi sekresiObs. Jln nafasDispneaHenti nafasPerubahan pola nafas00Aspirasi sekresiObs. Jln nafasDispneaHenti nafasPerubahan pola nafas405320567900550034385257019290MK: Gangguan nyaman nyeri 00MK: Gangguan nyaman nyeri 30861006171565Pandangan kabur, pendengaran kurang, kepala sakit00Pandangan kabur, pendengaran kurang, kepala sakit45815257019290(suddart, Bruner 2001)00(suddart, Bruner 2001)8572507287260MK: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh00MK: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh210756570192900014859006517640Mual, muntah, kurang aktifitas00Mual, muntah, kurang aktifitas2172335639953000217233563988950015811505962015MK: Kecemasan00MK: Kecemasan217233557042050016859255276215Ancaman kematian00Ancaman kematian217170050184050011918954580890Bradikardi progresif, hipertensi sitemik, gang. pernafasan00Bradikardi progresif, hipertensi sitemik, gang. pernafasan47739304637405Hernialis ulkus00Hernialis ulkus33553404580890Bicara terganggu, afasia00Bicara terganggu, afasia29718002332990MK: Ketidak efektifan Perfusi jaringan serebral 00MK: Ketidak efektifan Perfusi jaringan serebral 49898306209665Gangguan kesadaran00Gangguan kesadaran11899903964305MK: Resiko cidera00MK: Resiko cidera202692037807900019145253161665Disorientasi00Disorientasi2026920378142500429260378079000158115037807900042862528282900038957253216275Peningkatan TIK00Peningkatan TIK426529544761150042652953704590006953252332990Gang. Neurologis fokal00Gang. Neurologis fokal571501645285Kerusakan jar. Neuron 00Kerusakan jar. Neuron 46786803161665Hidrosefalus00Hidrosefalus51816003056890004181475311150000418147530568900041846502332990Oedema00Oedema46786805466715Menisefalon tekanan00Menisefalon tekanan3990975447611500499110030568900030861004851400052235105962015005223510447611500522351050761900047739304580890Hernialis ulkus00Hernialis ulkus467868028282900038957251647190Obstruksi vena di otak00Obstruksi vena di otak38957251151890Penyerapan cairan otak00Penyerapan cairan otak467868021424900046786801456690004678680932815003895725666115Bertambahnya massa00Bertambahnya massa467868048514000399097559620150039909755076190002171700447611500217170044761150024860253656965002486025282829000134302529711650034385252142490002486025214249000134302522282150042862522282150042862522282150085725022282150085725021424900032118305466715Gang. Komunikasi verbal00Gang. Komunikasi verbal31623004580890Bicara terganggu, afasia00Bicara terganggu, afasia15811505466715Ancaman kematian00Ancaman kematian12744454580890Bradikardi progresif, hipertensi sitemik, gang. pernafasan00Bradikardi progresif, hipertensi sitemik, gang. pernafasan7715253161665Defisit neurologis00Defisit neurologis571502332990Kejang00Kejang19145252332990Gang. Fungsi otak00Gang. Fungsi otak1685925186626500246697515424150034385251542415002466975154241500297180015424150029718001456690008572501456690002971800102806500857250102806500857250102806500158115010280650015811509328150015811504851400019145251645285Gang. Suplai darah00Gang. Suplai darah29718001645285Hipoksia jaringan00Hipoksia jaringan1714501151890Invasi jaringan otak00Invasi jaringan otak22860001151890Nekrosis jar. otak00Nekrosis jar. otak695325666115Penekanan jaringan otak00Penekanan jaringan otak1581150485140003086100408940002600325144145Tumor otak00Tumor otakPemeriksaan penunjangPemeriksaan diagnostikCT Scan ; memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor dan meluasnya odema cerebral serta memberi informasi tentang sistem vaskulerMRI ; membantu dalam mendeteksi tumor didalam batang otakdan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT ScanBiopsi Stereotaktik ; dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosis.Angiografi ; memberi gambaran pembuluh darahserebral dan letak tumorElektro ensefalografi ; mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. (doengoes, 2004)Pemeriksaan laboratoriumSpesimen darah bila ada indikasi kecurigaan ke arah penyakit sistemik sebagai penyebab nyeri kepala.Spesimen CSS bila ada indikasi kecurigaan pendarahan subarahnoidatau infeksi susunan saraf pusat.Penatalaksnaa Medis Dan KeperawatanPenatalaksaan medisTerapi antibiotik. Kombinasi antibiotik dengan antibiotik spektrum luas. Antibiotik yang dipakai ;Penicilin, chlorampenicol (chloramyetin) dan nafacillen (unipen). Bila telah diketahui bakteri anaerob, metrodiazelo (flagyl) juga dipakai.Surgery ; aspirasi atau eksisi lengkap untuk evaluasi abses.Untuk tumor primer jika memungkinkan dilakukan eksisi sempurna namun umumnya sulit dilakukan sehingga dilakukan radioterapi dan kemoterapi, pada tumor metastase dilakukan perawatan paliatifHematom membutuhkan evakuasiLesi infeksi membutuhkan evakuasi dan terapi antibiotikPemberian deksametason dapat menurunkan edema sebral.Pemberian Manitol untuk menurunkan peningkatan TIKPemberian antikonvulsan? sesuai gejala yg timbul. (Widjoesno, 2004. Eccher, 2004)Penatalaksaan KeperawatanMonitor adanya cardiac aritmia pada pembedahan fossa posterior akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit?Monitor intake dan output cairan pasien. Batasi intake cairan sekitar 1.500 cc / hari.Lakukan latihan ROM untuk semua ekstremitas setiap pergantian dinas.Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran balik dari kepala. Hindari fleksi posisi panggul dan leher.Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.Lakukan pemeriksaan laboratorium secara rutinMemberikan obat-obatan sebagaimana program, misalnya : antikonvulsi,antasida, atau antihistamin reseptor, kortikosteroid.Melakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi post operasi.KomplikasiEdema serebral.Tekanan intrakranial meningkat.Herniasi otak.Hidrosefalus.Kejang.Metastase ketempat lain. (Brunner & Sudarth, 2003)ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIANIdentitas klien ; usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tgl masuk RS, askes.Keluhan utama ; nyeri kepala disertai dengan penurunan kesadaran.Riwayat penyakit sekarang ; demam, anoreksi dan malaise, peninggian tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal.Riwayat penyakit dahulu ; pernah atau tidak menderita infeksi telinga (otitis media, mastoiditis) atau infeksi paru-paru (bronkiektaksis,abses paru,empiema) jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit.Riwayat keluarga yaitu pada migren dan nyeri kepala biasanya di dapatkan juga pada keluarga pasien.Pemeriksaa fisikMakanDikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS, apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.MinumDikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).Eliminasi (BAB / BAK)Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar.Gerak dan aktifitasDikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah didiagnosa mengalami alergi) atau saat menjalani perawatan di RS.Rasa NyamanDikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya, misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian kanan atas (dikaji dengan PQRST : faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)Kebersihan DiriDikaji kebersihan pasien saat dirawat di RSRasa AmanDikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani keluarganya selama di RS.Sosial dan komunikasiDikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).PengetahuanDikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.RekreasiDikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.SpiritualDikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun sebaliknya.Pemeriksaan neurologis Pemeriksaan Fisik PersyarafanNilai kesadaran dengan menggunakan patokan Glasgow Coma Scale (GCS) Tanyakan waktu, tanggal, tempat dan alasan berkunjung, kaji kemampuan klien dalam berhitung dan mulailah dengan perhitungan yang sederhana.Saraf KranialFungsi saraf kranial I (N Olvaktorius)Lakukan pemeriksaan dengan menutup sebelah lubang hidung klien dan dekatkan bau-bauan seperti kopi dengan mata tertutup klien diminta menebak bau tersebut. Fungsi saraf kranial II (N. Optikus)Periksa ketajaman dengan? membaca, perhatikan jarak baca atau menggunakan snellenchart untuk jarak jauh. Periksa lapang pandang : Klien berhadapan dengan pemeriksa 60-100 cm, minta untuk menutup sebelah mata dan pemeriksa juga menutup sebelah mata dengan mata yang berlawanan dengan mata klien. Fungsi saraf kranial III, IV, VI (N. Okulomotoris, Troklear dan Abdusen)Pada mata diobservasi apakah ada odema palpebra, hiperemi konjungtiva, dan ptosis kelopak mata. Pada pupil diperiksa reaksi terhadap cahaya, ukuran pupil, dan adanya perdarahan pupilPada gerakan bola mata diperiksa enam lapang pandang (enam posisi cardinal) yaitu lateral, lateral ke atas, medial atas, medial bawah lateral bawah. Minta klien mengikuti arah telunjuk pemeriksa dengan bolamatanyaFungsi saraf kranial V (N. Trigeminus)Fungsi sensorik diperiksa dengan menyentuh kilit wajah daerah maxilla, mandibula dan frontal dengan mengguanakan kapas. Dengan menggunakan sensori nyeri menggunakan ujung jarum atau peniti di ketiga area wajah tadi dan minta membedakan benda tajam dan tumpul.Fungsi saraf kranial VII (N. Fasialis)Fungsi sensorik dengan mencelupkan lidi kapas ke air garam dan sentuhkan ke ujung lidah, minta klien mengidentifikasi rasa ulangi untuk gula dan asamFungsi mootorik dengan meminta klien tersenyum, bersiul, mengangkat kedua al;is berbarengan, menggembungkan pipi. Fungsi saraf kranial VIII (N. Vestibulokoklear)Dengan menggunakan test pendengaran mengguanakan weber test dan rhinne testFungsi saraf kranial IX dan X (N. Glosovaringeus dan Vagus)Periksa gag refleks dengan menyentuh bagian dinding belakang faring menggunakan aplikator dan observasi gerakan faring. Periksa aktifitas motorik faring dengan meminta klien menel;an air sedikit, observasi gerakan meelan dan kesulitan menelan. Periksa getaran pita suara saat klien berbicara.Fungsi saraf kranial XI(N. Asesoris)Periksa fungsi trapezius dengan meminta klien menggerakkan kedua bahu secara bersamaan dan observasi kesimetrisan gerakan.Fugsi saraf kranial XII (N. Hipoglosus)Periksa pergerakan lidah, menggerakkan lidah kekiri dan ke kanan, observasi kesimetrisan gerakan lidahFungsi MotorikKaji cara berjalan dan keseimbangan? dengan mengobservasi cara berjalan, kemudahan berjalan, dan koordinasi gerakan tangan dan kaki. Fungsi SensorikPemeriksaan dilakukan dengan memberikan stimulus secara acak pada bagian tubuh klien dan dapat berupa sentuhan ringan seperti kapas, tumpul dan tajam, suhu, getaran. Fungsi RefleksBiseps: pukulkan refleks hammer pada ibu jari, observasi kontraksi otot biseps (fleksi siku)Triseps: pukulkan refleks hammer pada prosesus olekranon, observasi kontraksi otot triseps (ekstensi siku).Patelar: pukulkan reflek hammer, perhatikan ekstensi otot quadriceps.Pemeriksaan GCS dan RefleksCompos Mentis (conscious) yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.Somnolen (Obtundasi, Letargi) yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap a (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).Diagnosa KeperawatanKetidak efektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan TIKResiko cidera berhubungan dengan kejangGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan nyeri kepalaKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntahKecemasan berhubungan dengan kurang nya informasi tentang prosedurINTERVENSI DIAGNOSA (NANDA)NOCNICResiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebralBerhubungan dengan Tumor Otak, Artherosklerosis arteri, Aneurisma serebral, Emboli, Trauma Kepala, Hipertensi, Endokoditis, peningkatan TIKDO/DS :Gangguan status mentalPerubahan perilakuPerubahan respon motorikPerubahan reaksi pupilKesulitan menelanKelemahan atau paralisis ekstrermitasAbnormalitas bicaraNOC :Circulation statusNeurologic statusTissue Prefusion : cerebralSetelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan kriteria hasil:Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkanTidak ada ortostatikhipertensiKomunikasi jelasMenunjukkan konsentrasi dan orientasiPupil seimbang dan reaktifBebas dari aktivitas kejangNIC :Monitor TTVMonitor AGD, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksiMonitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepalaMonitor level kebingungan dan orientasiMonitor tonus otot pergerakan Monitor tekanan intrkranial dan respon nerologisCatat perubahan pasien dalam merespon stimulusMonitor status cairanPertahankan parameter hemodinamikTinggikan kepala 0-45o tergantung pada konsisi pasien dan order medisResiko Cedera berhubungan dengan kejang, penglihatan kaburFaktor Resiko :Kondisi darah abmormalDisfungsi biokimiaUsia dan psikologisDisfungsi efektorDisfungsi sensoryNOC :Setelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengankriteria hasil:Pencegah jatuh Managemen keamanan lingkungan Pengetahuan : Perlindungan diriMenjelskan bagaimna pencegahan jatuh, kecelakaan, keamanan air, api, benda elktronik, prilaku pribadi.Status NeurologiFungsi neurologi : motorik pusatFungsi neurologi : sensorik cranialKomunikasi,Ukuran pupil, tdk ada sakit kepalaKontrol Resiko : kemampuan denganMonitor gejala ggn pandanganTrauma Kepalates pendengaranInfeksi TelingaDeteksi ResikoMengenal tanda dan gejalaRiwayat keluarga Perilaku keaamanan : mencegah jatuhKoreksi penggunaan alat bantuPerlengkapan bantuan pribadiPemasangan penghalang tempat tidurKompensasi keterbatasan fisikGangguan rasa nyaman nyeri Berhubungan dengan nyeri kepalaDS:KelelahanTakut untuk injuri ulangNyeri kepalaDO:Atropi ototGangguan aktifitasAnoreksiaPerubahan pola tidurRespon simpatis (suhu dingin, perubahan posisi tubuh , hipersensitif, perubahan berat badan)NOC:Comfort levelPain controlPain levelSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil:Tidak ada gangguan tidurTidak ada gangguan konsentrasiTidak ada gangguan hubungan interpersonalTidak ada ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara verbalTidak ada tegangan ototNIC :Pain ManajemenMonitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeriTingkatkan istirahat dan tidur yang adekuatKelola anti analgetik Jelaskan pada pasien penyebab nyeriLakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhBerhubungan dengan :Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencernanutrisi oleh karena faktorbiologis, psikologis atauekonomi, mual muntahDS:-?Nyeri abdomen-?Muntah-?Kejang perut-?Rasa penuh tiba-tibasetelah makanDO:-?Diare-?Rontok rambut yang berlebih-?Kurang nafsu makan-?Bising usus berlebih-?Konjungtiva pucat-?Denyut nadi lemahNOC:a. Nutritional status:Adequacy of nutrientb. Nutritional Status : foodand Fluid Intakec. Weight ControlSetelah dilakukan tindakan keperawatanSelama 3x24 jam nutrisi kurang teratasi dengan Kriteria hasil :Albumin serumPre albumin serumHematokritHemoglobinTotal iron binding capacityJumlah limfositNIC:Kaji adanya alergi makananKolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasienYakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasiAjarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.?Monitor adanya penurunan BB dan gula darahMonitor lingkungan selama makanJadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makanMonitor turgor kulitMonitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar HtMonitor mual dan muntahMonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtivaMonitor intake nuntrisiInformasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisiKolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makanKelola pemberan anti emetik:..Anjurkan banyak minumPertahankan terapi IV lineImplementasiSetelah rencana tindakan di susun maka untuk selanjutnya adalah pengolahan data dan kemudian pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun tersebut. Dalam pelaksanaan implementasi maka perawat dapat melakukan observasi atau dapat mendiskusikan dengan klien atau keluarga tentang tindakan yang akan kita lakukan.EvaluasiEvaluasi adalah langkah terakhir dalam asuhan keperawatan, evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP ( data subjektif, data objektif, analisa dan planning ). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh mana keberhasilan rencana tindakan keperawatan yang harus dimodifikasi.BAB IIITINJAUAN KASUS Asuhan KeperawatanPengkajianIdentitas KlienNama/intial: Ny. SNo.MR : 442594Umur: 16 thRuang Rawat : Interne WanitaJenis Kelamin: PerempuanTgl Masuk : 15-06-2016Status: Siswi Tgl Pengkajian : 22-06-2016Agama: IslamPekerjaan: SiswiPendidikan: SMAAlamat: Padang GelanggangPenanggung JawabNama: Ny.RUmur: 38 thHub Keluarga: Ibu KandungPekerjaan: IRTAlasan MasukKlien masuk IGD RSAM Bukittinggi pada tanggal 15 Juni 2016 jam 06.00 WIB dengan keluhan kejang, pandangan kabur, mual (-) muntah (+), TD: 130/80 mmHg N: 85 x/i P: 24x/i S:36,6ocRiwayat KesehatanRiwayat Kesehatan SekarangSaat dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Juni 2016 jam 09.30 WIB keluarga klien mengatakan kepala klien terasa sakit skala nyeri 4 frekwensi 1 kali ± 5 menit, keluarga mengatakan klien susah mendengar karna pendengaran kurang baik, Keluarga mengatakan cemas dan takut dengan keadaan anak nya, keluarga mengatakan tidak tau dengan kondisi anaknya, keluarga mengatakan selama 7 hari di rs klien belum ada cuci rambut, keluarga mengatakan kepala klien banyak kutu, keluarga mengatakan rambut klien kusam dan berketombe, keluarga mengatakan klien menggaruk-garuk kepala, keluarga mengatakan badan klien terasa sakit, keluarga mengatakan klien selama 7 hari di RS aktifitas klien di atas tempat tidur.Riwayat Kesehatan DahuluKeluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di rumah sakit yang sama sekitar 9 hari yang lalu tahun 2016 di ruangan THT dengan keluhan teliga berair , pandangan kabur, dan klien tidak ada riwayat kejang dari kecil. Hasil pengobatan klien sehat tapi pendengaran masih kurang baik.Riwayat Kesehatan KeluargaKeluarga klien mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, maupun penyakit menular lainnya.Genogram :1289050108585001388745161925001217930165100010369551758950040036751758950034969451651000385826017589500418782516510008883651758950012179301651000527050165100017811752514600018669025082500267462025146000319532025146000363156525146000430149025146000493204525146000267462025082500103695525082500186690250825004751705156210001637030138430003429015621000831215155575004117340156210003496945156210003042920156210002497455156210002286001352550036772851352550034290224790Klien dengan space occupying lession (SOL)16 tahun00Klien dengan space occupying lession (SOL)16 tahun19881854000500157289529527500228600400050023450552959100015690852959100012179303435350014738353435350022034502006600013887452006600073914031369000406400317500007677153175000040640031750000Ket :406400321310007677151651000831215698500050863566040004667251651000 : Meninggal42354532893000: Perempuan: Laki-Laki377825269240004235457429500: Tinggal serumah5086352857500: KlienPemeriksaan FisikKesadaran: ComposmentisGCS: E4 M6 V5 = 15Tanda VitalSuhu: 36,3ocPernapasan: 20x/mNadi: 80x/mTD: 110/70 mmHgHead to ToeKepalaRambutKonsistensi rambut tebal dan keriting, keadaan rambut kasar, rambut kotor/kusam ada ketombe dan berkutu, tidak ada lesi.MataSimetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, diameter pupil isokor 2/2mm, fungsi penglihatan baik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Reflek pupil terhadap cahaya normal pupil mengecil saat di lakukan reflek cahaya.HidungSimetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada seckret, tidak ada peradangan pada hidung, tidak ada cuping hidung, penciuman baik.Mulut dan GigiMukosa bibir kering, tidak terdapat sariawan, tidak memakai gigi palsu, tidak ada perdarahan, gigi lengkap, tidak ada caries.TelingaPendengaran klien kurang baik, Komunikasi terhambat jadi perlu melibatkan keluarga. Pada pemeriksaan garpu tala di kiri terdengar lebih keras, teliga lengkap.LeherSimetris kiri dan kanan, tidak tampak pembembesaran vena jugularis dan kelenjar tyroid, reflek menelan baik.ThorakParu-paruI :Simetris kiri dan kanan, pergerakan dinding dada sama, tidak memakai alat bantu pernapasan frekwensi pernafasan 20x/iP :tidak ada nyeri tekan, vocal vremitus dalam intensitas getaran yang sama antara paru kanan dan paru kiriP :Sonor kedua lapang dadaA :Suara nafas vesikulerJantungI :Simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak tampakP :Ictus cordis teraba pada intercostal V, linea medioclavicularis kiriP :Bunyi perkusi redup A :BJ1 BJ2 Normal, tidak ada suara jantung tambahanAbdomenI :Simetris kiri dan kanan, bentuk perut datar, warna kulit sawo matang, tidak ada bekas luka, tidak asitesA :Bising usus 8x/m, irama regulerP :Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba massa.P : TympaniPunggungSimetris, tidak ada pembengkakan pada punggung dan tidak ada bekas luka pada punggung.EkstremitasAtas Tangan kanan klien terpasang infus RL 20 tts/mBawahTidak terdapat luka dan tidak ada kelemahan Kekuatan Otot69659527305000106553049530005555 55555555 5555GenitaliaKlien tidak terpasang kateter, dan tidak ada kelainan pada genetaliaIntegumenWarna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kapila refil 2 detik, tidak terdapat adanya lesi.ReflekBisep: +/-Trisep: +/-Patela: +/-NervusN I (Nerfus olfaktorius) Tidak ada terdapat kelainan pada penciuman klien, klien masih bisa membedakan antara bau kopi dan teh, ataupun lainnya. N II (Nerfus Opticus)Klien bisa melihat dengan jelas, Reflek pupil terhadap cahaya normal pupil mengecil saat di lakukan reflek cahaya.N III, IV,VI (Nerfus Okulomotorius, toklear, Abdusen) Klien tidak ada oedema kelopak mata , pergerakan bola mata aktif (mampu melihat keatas, miring kiri dan kanan atas dan bawah , serta reaksi pupil terhadap cahaya ada. N.V(Trigeminus) Klien ada respon saat ada nya sentuhan , contoh: dapat merasakan gigitan nyamuk d bagian wajah, pada pemeriksaan babinskyie terdapat respon.N.VII (Fasialis) Untuk motorik klien dapat dilihat dengan menaikkan kedua alis secara bersamaan, serta simetris kiri dan kanan.N.VIII ( Vestibulotoklear/Auditorius) Pendengaran klien kurang baik pada bagian sebelah kanan.N.IX.X(Glasofaringeus dan fagus) Klien bicara dengan jelas dan bisa di mengerti, klien dapat menelan dengan baik.N.XI(Acsesorius) Klien bisa menoleh kekanan dan kekiri. N.XII(Hipoglosus)Klien mampu menggerakkan lidah dan kekuatan otot baik.Pemeriksaan motorik Ukuran ototLengan kiri 23cmLengan kanan 23cmTonus otot Spasticity tidak ada kekakuanKekuatan otot 906145273050001283970254000 5555 5555 5555 Pemeriksaan postur dan gaitklien berdiri dengan postur tubuh normal, tegap dan lurus, berjalan dengan normal tidak tremor, klien berjalan dengan menapak kan kedua telapak kaki dan tidak berjinjit.Pemeriksaan sensorikSkor fungsi sensorik : 2Pasien merespon terhadap rangsahan sentuhan, suara, suhu dan rasa sakit.DATA BIOLOGISNoAKTIVITASSEHATSAKIT1Makanan dan Minuman/NutrisiMakanJenisMenu Frekwensi PorsiMakanan KesukaanPantanganMinumJumlahMinuman KesukaanPantanganEleminasiBABFrekuensiWarnaBauKonsistensiKesulitanBAKFrekuensiWarnaBauKonsistensiKesulitanIstirahat dan TidurWaktu tidurLama tidurHal yang mempermudah tidurKesulitan tidurPersonal HygieneMandiCuci rambutGosok gigiPotong kukuMakanan biasa Nasi putih3x1 1 PorsiNasiTidak ada4-6gelas/hariAir putihTidak ada1x/hariKuning kecoklatanKhasPadatTidak ada3-5x/hariKuningKhasCairTidak adaJam 22.00 – 04.006 jamTidak adaTidak ada2x/hari2x/hari2x/hari1x/mingguMakanan lunakNasi putih3x1 1 PorsiNasiDiluar diit RS7-8gelas/hariAir putihTidak ada1x/hariKuningagakkehijauanKhasPadatTidak ada4-5x/hariKuningKhasCairTidak adaJam 10.00-13.00Jam 14.00-16.00Jam 22.00-03.009 jamTidak adaTidak adaDi lap keluargaBelum ada Belum adaBelum ada Riwayat AlergiKeluarga klien mengatakan klien tidak ada memiliki alergi terhadap obat-obatan maupun makananData PsykologisKeluarga mengatakan selama klien di rawat klien sama sekali tidak mengeluh tentang penyakitnya dan klien tampak tenang.Data Sosial EkonomiKeluarga mengatakan klien tinggal bersama anaknya dan keluarga berpenghasilan menengah, hubungan klien dengan keluarga baik, klien di rawat di RS di tanggung oleh BPJS.Data SpiritualSelama sakit klien beribadah hanya berdo’a dikarenakan fisik lemah dan keluarga klien yakin ALLAH SWT akan menyembuhkan penyakitnya.Data PenunjangHasil Laboratorium18/06-2016Nilai NormalGula darah puasa: 56 mg/dl 100mg/dlKalium: 4,0 g {Meq/dl}3,5 - 5,5 g {Meq/dl}Hgb: 11,5 {g/dl} pria : 13,0 - 16,0 wanita : 12,0 - 14,0Rbc: 4,60 {10^6/uL} Pria : 4,5 - 5,5 Wanita : 4,0 - 5,0Hct: 33,4 {%} Pria : 40,0 - 48,0 Wanita : 37,0 - 43,0Wbc: 10,47 {10^3/uL}5,0 – 10,0 {10^3/uL}EO%: 0,1 % 1 – 3 %MUT%: 83,2%50 – 70 %LYMPH%: 12,7%20 – 40 %Pemeriksaan Labor Patologi Tgl 11-5-2016Hasil : dalam sediaan apus FNAB nodul regio coli dextra ukuran 2x1 cm, kenyal-padat, mobile, aspirat sedikit darah.Mikrospik tampak sebaran dan kelompokan sel-sel limfosit, sel plasma, epithelioid, histiosit.Tampak juga adanya sel-sel limfoid dengan latar belakang eritrosit.Data PengobatanOralAsam folat 1x1tab (06.00-12.00) Kegunaan asam folat adalah tablet suplemen yang mengandung?kadar Vitamin tertentu yang secara medis mempunyai khasiat, fungsi dan kegunaan?untuk membantu meningkatkan peluang untuk hamil.Efek samping : Sejauh ini, asam folat adalah vitamin yang larut dalam air, jumlah berlebih sering flush dengan urin dan tinja. Namun, konsumsi senyawa vitamin ini bisa berbahaya jika diambil untuk waktu yang lama. Beberapa efek samping yang umum dari asam folat adalah yang berikut : Kekurangan zinc, Masalah pencernaan seperti mual, Kelelahan, Sulit tidur atau insomnia, Ruam pada kulit, Mati rasa di lidah atau mulut, Sifat lekas marahPhenitoin Cap 2x1tab (00.00-06.00)Kegunaan Phenytoin untuk mencegah dan mengontrol kejang (juga disebut antikonvulsan atau obat antiepilepsi). Ia bekerja dengan mengurangi penyebaran aktivitas kejang di otak.Efek samping : mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal, gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau merasa seperti Anda akan pingsanInfusRL 20 tts/menitIndikasi : mengembalikan keseimbangan nurisiEfek samping : reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau cara pemberiannya termasuk timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan.Infus PCT (Kapan perlu)Paracetamol digunakan untuk menurunkan demam pada segala usia. Namun obat ini sebaiknya digunakan bila suhu tubuh sudah benar-benar tinggi dan membutuhkan terapi obat penurun panas. Rekomendasi WHO : penggunaan obat penurun panas, bila suhu tubuh lebih besar dari 38.5 °C (101,3 °F).Efek samping : pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi, paracetamol diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.Infus Levo 1x1 (12.00-18.00)Indikasi : levofloksasina (levofloxacin) digunakan untuk infeksi maksilaris sinusitis akut, eksaserbasi bakteri akut bronkitis kronik, pneumonia komunitas, kulit dan struktur kulit yang kompleks, infeksi saluran kemih,?pieloneritis dan infeksi lain yang disebabkan kuman peka terhadap levofloksasina (levofloxacin).efek samping : yang paling umum seperti gangguan gastrointestinal : mual, muntah, dan sembelit.Infus Metilprednisolan 2x62,5 (00.00-06.00) – (12.00-18.00)Indikasi : Sebagai obat anti peradangan, methylprednisolone bekerja dengan mencegah jaringan merespon proses inflamasi dan menghambat bertumbuhnya jumlah sel yang terinflamasi.Efek samping : menimbulkan rasa mual dan bisa muntah, nyeri pada ulu hati, gangguan pencernaan, merasa lemah dan capek, mengeluarkan keringat yang lebih banyak meskipun tidak melakukan aktivitas berat, mood buruk atau uring-uringan, mudah cemas dan sulit tidur, menyebabkan haid tidak teratur dan menaikkan berat badan.Data FokusData SubjektifKeluarga klien mengatakan kepala klien tersa sakitKlien hanya istirahat di tempat tidurKeluarga klien mengatakan pendengaran klien kurang baikKeluarga klien mengatakan klien pernah dirawat di rumah sakit yang sama hari yg lalu karna teliga berairKeluarga klien mengatakan cemas dan takut dg keadaan anak nyaKeluarga klien mengatakan tidak tau dg kondisi anak nyaKeluarga klien mengatakan selama 7 hari di RS belum ada Keramas Keluarga klien mengatakan kepala klien banyak kutuKeluarga klien mengatakan badan klien terasa sakitKeluarga klien mengatakan klien selama 7 hari di RS aktifitas klien hanya di tempat tidur.Data ObjektifKlien tampak mengeluh sakit kepalaMukosa bibir klien keringKlien tampak lemah dan lesuSkala nyeri 4 frekwensi 1 kali ± 5 menitKekuata otot 12319004953000898525272415005555 55555555 5555Klien tampak lemah dan lesuKlien tampak susah tidurKlien banyak bertanya tentang penyakit anak nyaKesadaran ComposmetisSuhu : 36,3ocPernapasan: 20x/mNadi : 80x/mTD : 110/70 mmHgRambut klien kotor dan berbauKlien tampak mengaruk kepalanyaKepala klien tampak banyak kutuAktifitas klien tampak di bantu keluargaKlien tampak hanya berbaring di tempat tidurKlien hanya berjalan bila hanya ke kamar kecilKalium: 4,0 g {Meq/dl}Hgb: 11,5 {g/dl} Rbc: 4,60 {10^6/uL} Hct: 33,4 {%} Wbc: 10,47 {10^3/uL}Infus RL 20 tts/iInfus PCT (Kapan perlu)Infus Levo 1x1Infus Metilprednisolan 2x62,5Asam folat 1x1 tabPhenitoin Cap 2x1 tab ANALISA DATANoDATAMASALAHETIOLOGI1.DS :Keluarga klien mengatakan kepala klien tersa sakitKlien hanya istirahat di tempat tidurKeluarga klien mengatakan pendengaran klien kurang baikDO :Klien tampak mengeluh sakit kepalaMukosa bibir klien keringKlien tampak lemah dan lesuSkala nyeri 4 frekwensi 1 kali ± 5 menitKesadaran ComposmetisSuhu : 36,3ocPernapasan : 20x/mNadi : 80x/mTD : 110/70 mmHgInfus PCT Nyeri Injury neurologis2.DS :Keluarga klien mengatakan cemas dan takut dg keadaan anak nyaKeluarga klien mengatakan tidak tau dg kondisi anak nyaDO :Klien tampak lesuKlien tampak susah tidurKlien banyak bertanya tentang penyakit anak nyaCemasKurangnya pengetahuan3.DS :Keluarga klien mengatakan selama 7 hari di RS belum ada Keramas Keluarga klien mengatakan kepala klien banyak kutuDO :Rambut klien tampak kotorKlien tampak mengaruk kepalanyaKepala Klien tampak banyak kutuDefisit perawatan diriKurang nya motivasiDS:Keluarga klien mengatakan badan klien terasa sakitKeluarga klien mengatakan klien selama 7 hari di RS aktifitas hanya di tempat tidur.DO:Aktifitas klien tampak di bantu keluargaKlien tampak hanya berbaring di tempat tidurKlien hanya berjalan bila hanya ke kamar kecilIntoleransi aktifitasKelemahan Diagnosa KeperawatanDaftar diagnosa keperawatan yang muncul Nyeri berhubungan dengan injury neurologisCemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuanDefisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya motivasiIntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahanPrioritas masalah keperawatan Nyeri berhubungan dengan injury neurologisIntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahanDefisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya motivasiCemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuanIntervensi KeperawatanNoHari/TanggalDiagnosa KeperawatanNOCNIC1.Rabu / 22 Juni 2016Nyeri berhubungan dengan injury neurologisSetelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil:Tidak ada gangguan konsentrasiTidak ada gangguan hubungan interpersonalTidak ada ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara verbalMonitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeriTingkatkan istirahat dan tidur yang adekuatKelola anti analgetik Jelaskan pada pasien penyebab nyeriLakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) 2.Rabu / 22 Juni 2016Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuanSetelah dilakukan asuhan selama 3x24 jam kecemasan teratasi dgn kriteria hasil:Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemasMengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemasVital sign dalam batas normalPostur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasanAnxiety Reduction (penurunan kecemasan)Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedurTemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takutBerikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Libatkan keluarga untuk mendampingi klienInstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasiDorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi3.Rabu / 22 Juni 2016Defisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya motivasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Defisit perawatan diri teratasi dengan kriteria hasil:Klien terbebas dari bau badanMenyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLsDapat melakukan ADLS dengan bantuanSelf Care assistane : ADLsMonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.Ajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.4Rabu / 22 Juni 2016Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam intoleransi pasien teratasi dengan kriteria hasil:Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RRMampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secaramandiriKeseimbangan aktivitas dan istirahatObservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasMonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuatMonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienKolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukanBantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitasCatatan PerkembanganNoHari / TanggalDxJamImplementasiJamEvaluasiParaf1.Rabu /22/6/2016110.0011.00Memonitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeriMeningkatkan istirahat dan tidur yang adekuatMengelola anti analgetik : Asam folat 1x1tab, Phenitoin Cap 2x1tabMenjelaskan pada pasien penyebab nyeriMelakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) 10.00S :Keluarga klien mengatakan kepala klien masih terasa sakitKlien hanya istirahat di tempat tidur selama 3 jamKeluarga klien mengatakan pendengaran klien masih kurang baikO :Klien tampak mengeluh sakit kepalaMukosa bibir klien keringKlien tampak lemah dan lesuSkala nyeri 4 frekwensi 1 kali ± 5 menitKesadaran ComposmetisSuhu : 36,3ocPernapasan : 20x/mNadi : 80x/mTD : 110/70 mmHgA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan2.Rabu /22/6/2016211.0012.00Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedurMenemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takutMemberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Melibatkan keluarga untuk mendampingi klienMenginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasiMendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi 11.00S :Keluarga klien mengatakan masih cemas dan takut dg keadaan anak nyaKeluarga klien mengatakan masih tidak tau dg kondisi anak nyaO :Klien tampak lesuKlien tampak susah tidurKlien banyak bertanya tentang penyakit anak nyaA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan3.Rabu / 22/6/2016312.0013.00Memonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri seperti gosok gigiMemonitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.Mendorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki seperti berjalanMendorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.Mengajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.Memberikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.12.00S :Keluarga klien mengatakan rambut anak nya masih sedikit kotor dan berbauKeluarga klien mengatakan kepala klien masih berkutuO :Rambut klien tampak masih kotor dan berbauKlien tampak mengaruk kepalanyaKepala klien tampak banyak kutuA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkan4Rabu / 22/6/2016413.0014.00Mengobservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasMemonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuatMemonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienMembantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan seperti duduk dan makan sendiriMembantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas13.00S:Keluarga klien mengatakan badan masih terasa sakitKeluarga klien mengatakan klien masih belum ada beraktifitas aktifitas hanya di tempat tidur.O:Aktifitas klien tampak di bantu keluargaKlien tampak hanya berbaring di tempat tidurKlien hanya berjalan bila hanya ke kamar kecilA : Masalah belum teratasiP : intervensi 1,2,3,4,5,6 dilanjutkanNoHari / TanggalDxJamImplementasiJamEvaluasiParaf1.Kamis /23/6/2016109.0009.30Memonitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeriMeningkatkan istirahat dan tidur yang adekuatMengelola anti analgetik : Asam folat 1x1tab, Phenitoin Cap 2x1tabMenjelaskan pada pasien penyebab nyeriMelakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) 09.00S :Keluarga klien mengatakan kepala klien masih terasa sakitKel mengatakan klien hanya istirahat di tempat tidurKeluarga klien mengatakan pendengaran klien masih kurang baikO :Klien tampak mengeluh sakit kepalaMukosa bibir klien tampak keringKlien tampak lemah dan lesuSkala nyeri 3 frekwensi 1 kali ± 3 menitKesadaran ComposmetisSuhu : 36,6ocPernapasan : 22x/mNadi : 78x/mTD : 120/80 mmHgA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,3,4,5 dilanjutkan2.Kamis /23/6/2016210.0010.30Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedurMenemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takutMelibatkan keluarga untuk mendampingi klienMenginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi10.00S :Keluarga klien mengatakan masih cemas dg keadaan anak nyaKeluarga klien mengatakan sudah tau dg kondisi anak nyaO :Klien masih tampak lesuKlien tampak sudah tidak susah tidurA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan3.Kamis / 23/6/2016311.0011.30Memonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.Mengajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.Memberikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.11.00S :Keluarga klien mengatakan sekarang rambut klien sudah tidak kotor lagiKeluarga klien mengatakan kepala klien masih sedikit berkutuO :Klien klien tampak sudah bersihRambut klien tidak kotor dan tidak berbauKlien masih banyak kutuA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan4Kamis / 23/6/2016412.0012.30Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasMonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuatMonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienKolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukanBantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas12.00S:Keluarga klien mengatakan badan masih sedikit sakitKeluarga klien mengatakan klien sudah sedikit-sedikit beraktifitasO:Aktifitas klien tampak di bantu keluarga bila di perlukanKlien sudah bisa duduk dan berdiri tanpa di bantuA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,3,4 dilanjutkanNoHari / TanggalDxJamImplementasiJamEvaluasiParaf1.Jum’at /24/6/2016108.0008.30Memonitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeriMeningkatkan istirahat dan tidur yang adekuatMengelola anti analgetik : Asam folat 1x1tab, Phenitoin Cap 2x1tabMenjelaskan pada pasien penyebab nyeriMelakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) 08.00S :Keluarga klien mengatakan kepala klien sudah tidak terasa sakitKel mengatakan klien hanya istirahat di tempat tidurKeluarga klien mengatakan pendengaran klien masih kurang baikO :Klien tampak istirahatMukosa bibir klien tampak lembabSkala nyeri 0 Kesadaran ComposmetisSuhu : 36,0ocPernapasan : 18x/mNadi : 83x/mTD : 120/70 mmHgA : Masalah belum teratasiP : Intervensi 1,3,4 dilanjutkan2.Jum’at /24/6/2016210.0010.30Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedurMenemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takutMelibatkan keluarga untuk mendampingi klien10.00S :Keluarga klien mengatakan sudah tidak cemas dg keadaan anak nyaO :Klien masih tampak istirahatKlien tampak sudah ceriaA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan3.Jum’at / 24/6/2016311.0011.30Memonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.Mengajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.Memberikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.11.00S :Keluarga klien mengatakan sekarang rambut klien sudah tidak kotor lagiKeluarga klien mengatakan kutu klien sudah berkurangO :Klien klien tampak sudah bersihRambut klien tidak kotor dan berbauA : Masalah teratasiP : Intervensi dihentikan4Jum’at / 24/6/2016412.0012.30Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitasMonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuatMonitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasienKolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukanBantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas12.00S:Keluarga klien mengatakan badan klien sudah tidak sakit lagiKeluarga klien mengatakan klien sudah beraktifitas sendiriO:Aktifitas klien mandiriKlien sudah bisa duduk dan berdiri tanpa di bantuA : Masalah belum teratasiP : Intervensi dihentikanBAB IVPEMBAHASANSelama penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny.S Dengan Space Occupying Lession Diruangan Rawat Interne Wanita RSAM Bukittinggi pada tanggal 22 - 24 Juni 2016. Beberapa hal yang perlu dibahas dan diperhatikan dalam penerapan kasus keperawatan tersebut, penulis telah berusaha mencoba menerapkan dan mengaplikasikan proses Asuhan Keperawatan pada klien dengan Space Occupying Lession sesuai dengan teori-teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikan sesuai dengan prosedur keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.Pengkajian Identitas klien Dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak mengalami kesulitan karna klien kooperatif begitu juga dengan keluarga klien.Keluhan utamaPada keluhan utama dalam tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak ada terdapat kesenjangan data pada saat dilakukan pengkajian. Dengan kondisi pasien TTV, TD : 120/70, Suhu : 36,0oc, Pernafasan : 18x/i, Nadi : 83x/i dan tidak ada anggota gerak mengalami hemiparises dan pasien tidak lagi mengalami kelelahan.Riwayat kesehatan dahuluPada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian pada keluarga klien, keluarga klien mengatakan sebelumnya tidak mengetahui bahwa klien mempunyai penyakit seperti kejang, keluarga hanya mengetahui klien pernah dirawat di ruangan THT 9 hari yang lalu.Riwayat kesehatan keluargaPada pengkajian riwayat kesehatan keluarga dari genogram keluarga tidak ditemukan data di keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti klien.Pemeriksaan FisikDalam melakukan pemeriksaan fisik pada Ny.S penulis banyak mengalami hambatan, tidak semua pemeriksaan fisik pada klien dapat dilakukan, namun dalam pemeriksaan fisik pada teoritis dan tinjauan kasus tidak terdapat adanya kesenjangan data karena pemeriksaan sangat penting dilakukan untuk menggali sejauh mana perkembangan penyakit dan kondisi klien.Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan Space Occupying Lession (SOL) secara teori :Ketidak efektifan perfusi jaringan serebralResiko cideraGangguan rasa nyaman nyeriKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKecemasan Sedangkan pada tinjauan kasus hanya ditemukan 4 diagnosa keperawatan, diagnosa yang muncul pada tinjauan kasus adalah :Nyeri Kecemasan Defisit perawatan diriIntoleransi aktifitas Dari 4 diagnosa diatas, ada 2 diagnosa yang tidak terdapat dalam teori yaitu Defisit perawatan diri dan intoleransi aktifitas. Namun diagnosa Defisit perawatan diri dan intoleransi aktifitas ditegakkan karena penulis menemukan data yang menunjang tegaknya diagnosa tersebut yaitu :Keluarga klien mengatakan klien selama di rawat di RS selama 7 hari tidak pernah keramas dan Keluarga klien mengatakan kepala klien banyak kutu.Keluarga klien mengatakan badan klien terasa sakit, Keluarga klien mengatakan klien masih belum ada beraktifitas aktifitas hanya di tempat tidur.Intervensi KeperawatanDalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan pada teori dapat ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian dilakukan.Untuk diagnosa pertamaYaitu : 1. Nyeri , rencana tidakan yang di lakukan adalah Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri, Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat, Kelola anti analgetik, Jelaskan pada pasien penyebab nyeri, Lakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) Untuk diagnosa keduaYaitu : 2. Cemas, rencana tindakan yang dilakukan adalah Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur, Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis, Libatkan keluarga untuk mendampingi klien, Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi, Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi. Namun untuk intervensi pada kasus penulis menyesuaikan dengan kondisi klien.Untuk diagnosa ketigaYaitu : 3. Defisit perawatn diri, rencana tindakan yang dilakukan adalah Self Care assistane : ADLs Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri, Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan, Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki, Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya, Ajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya, Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan. Namun untuk intervensi pada kasus penulis menyesuaikan dengan kondisi klien.Untuk diagnosa keempatYaitu : 4. Intoleransi aktifitas , rencana tindakan yang dilakukan adalah Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas, Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat, Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien, Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat, Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitasImplementasi KeperawatanSetelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan melakukan rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada klien terlebih dahulu melakukan pendekatan pada klien dan keluarga klien agar tindakan yang akan diberikan dapat disetujui klien dan keluarga klien, sehingga seluruh rencana tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah yang dihadapi klien.Untuk diagnosa pertamaYaitu : Nyeri, tindakan yang penulis lakukan adalah : Memonitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri, Meningkatkan istirahat dan tidur yang adekuat, Mengelola anti analgetik, Menjelaskan pada pasien penyebab nyeri, Melakukan tehnik nonfarmakologis (relaksasi, masase punggung) Untuk diagnosa keduaYaitu : Cemas, tindakan yang penulis lakukan adalah : Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur, Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis, Melibatkan keluarga untuk mendampingi klien, Menginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi, Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsiUntuk diagnosa ketigaYaitu : Defisit perawatan diri, tindakan yang penulis lakukan adalah : Memonitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri, Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan, Mendorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki, Mendorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya, Mengajarkan keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya, Memberikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.Untuk diagnosa keempatYaitu : Intoleransi aktifitas, tindakan yang penulis lakukan adalah : Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas, Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat, Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien, Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat, Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitasDalam melakukan rencana tindakan keperawatan penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti hal ini disebabkan karena : Adanya faktor perencanaan yang baik dan keaktifan keluarga dalam perawatan sehingga memudahkan untuk melakukan asuhan pada tindakan keperawatan. Pendekatan yang dilakukan dengan baik sehingga keluarga merasa percaya sehingga memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien. Adanya kerjasama yang baik antara penulis dengan petugas ruangan sehingga penulis mendapatkan bantuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatanEvaluasiDari 4 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan hanya 3 tercapai perkembangan yang diharapkan, dikarenakan waktu yang singkat oleh karena itu diharapkan kepada perawat dan tenaga medis lainnya untuk melanjutkan intervensi yang telah penulis rencanakan. Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya.Untuk diagnosa pertama yaitu Nyeri, hasil yang penulis dapatkan pada hari ke 3 adalah Keluarga klien mengatakan kepala klien sudah tidak sakit lagi dan pendengaran klien masih kurang baik.BAB VPENUTUP KESIMPULANTumor otak adalah lesi intrakranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorak. Tumor otak ( tumor intrakranial )meliputi lesi benigna dan maligna Tumor otak dapat terjadi pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompk umur. Tumor otak dinamakan sesuai dengan jaringan dimana tumor itu muncul.Tanda dan gejala dari SOL itu sendiri yaitu gangguan kepribadian ringan, kelemahan otot wajah, kelemahan ekstrimitas bawah, kejang, gangguan penglihatan, dan nyeri kepala.Komplikasi yang terjadi pada SOL adalah edema serebral, tekanan intrakranial meningkat, herniasi otak, hidrosefalus, kejang dan metastase ketempat lain.Penatalaksanaannya yaitu terapi radiasi, kemoterapi, prosedur pembedahan otak, laser karbondioksida, transplantasi tulang sumsum dan implantasi radioisotop.Pengalaman nyata yang penulis dapatkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan SOL adalah adanya kesamaan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien, penulis menemui beberapa hambatan – hambatan seperti dalam melakukan implementasi dan intervensi pada klien ternyata sesuai dengan teori yang ada, yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut di dalam evaluasi yang telah di lakukan sehingga masalah dapat di atasi melalui pendekatan proses keperawatan. SARANInstansi atau Rumah sakitUntuk meningkatkan rasa nyaman dan menghindari bakteri nasokomial pada klien, sebaiknya pihak rumah sakit lebih memperhatikan kebersihan dan mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan keperawatan.Ilmu atau Profesi KeperawatanBelajar dalam memahami secara teoritis dan praktek dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan spece occupying lessionBagi perawat hendaknya lebih memahami tentang SOL agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan benar sehingga meningkatkan kemungkinan kesembuhan pasien Bagi keluargaDi harapkan keluarga dapat memberikan dorongan kepada pasien agar dapat cepat sembuh dan Diharapkan keluarga mampu memelihara dan merawat anggota keluarga yang sakit dan memberikan perhatian terhadap anggota tersebut.DAFTAR PUSTAKAAkhyar(2010).SOL?Intracranial?BABII, (2004). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGCEjaz butt (2005). Keperawatan neurologi. Diakses tanggal 15 Oktober 2005. OnlineGinsberg lionel(2003).classification. USA: Willey BlackwellGuyton(2007). Neurologi Klinik. Jakarta: Balai Penerbit FKUIMardjono(2008).?Keperawatan neurologi?Jakarta : EGCMuttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.Ngatisyah(2006). Faktor resiko SOL. Jakarta : EGC.Price (2005). Patofisiologi; konsep klinik proses- proses penyakit. (Ed. 4). Jakarta: EGCsatyanegara(2010). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan . Jakarta : EGC.Sudarth, brunner(2003). Buku Ajar Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.Sudarth, brunner(2001). patofisiologi 2nd. USA : MosbyWidjoesno(2009). Penuntun Neurologi. Tangerang : Bina Rupa Aksara.Satuan Acara Penyuluhan (SAP)NyeriDisusun olehNama: Amelia Mifta UlrahmaNim: 13103084015384Prodi: D-III Keperawatan Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik ( ) ( )Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis SumbarProdi D-III keperawatanTahun ajaran 2015/2016Satuan acara penyuluhan (SAP)NYERIPokok bahasan: NyeriHari/tanggal: Kamis/23 juni 2016Waktu: 30 menitSasaran: Klien dan keluargaTempat: RSUD Dr. Achmad Mochtar BukittinggiLatar belakang Banyak masalah kesehatan yang dihadapai saat ini, bahkan rasa sakit yang kadang dianggap biasa yaitu seperti sakit kepala.?Sakit kepala tentu sangat tidak enak dan menyiksa. Semua orang pernah mengalaminya, bisa karena tegang, trauma, kurang tidur, polusi, sakit gigi, dan sebab lainnya. Jika masih tergolong sakit kepala biasa,?dapat diobati?dengan obat sakit kepala.?Namun,?disaat mengalami sakit kepala sebelah atau migrain, tentu akan berbeda pula cara penanganannya. Migrain atau sering juga disebut sakit kepala atau pusing sebelah adalah nyeri kepala berdenyut yang kerap kali disertai mual, muntah. Sakit kepala ini paling sering hanya mengenai satu sisi kepala saja, kadang-kadang berpindah ke sisi sebelahnya, tetapi dapat mengenai kedua sisi kepala sekaligus. Namun kejadian ini sangat jarang Serangan sakit kepala migrain terasa lebih menyiksa dan terkadang datang tiba-tiba. Penderita sakit kepala akan merasakan nyeri dan berdenyut seperti dipukuli dan ditarik-tarik dan biasanya disertai dengan?gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah. Penderita cenderung menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara dan bau-bauan. Sakit kepala sebelah ini banyak diderita oleh wanita, namun tidak terkecuali pria. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain adalah stres, cemas, kurang tidur, tidak teratur makan, perubahan suhu dan lain sebagainya. TujuanTUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMSetelah di berikan penyuluhan orang tua pasien mampu memahami tentang management nyeriTUJUAN INSTRUKTISIONAL KHUSUSSetelah mengikuti penyuluhan orang tua pasien dapat:Menjelaskan pengertian nyeriMenjelaskan penyebab nyeriMenjelaskan macam-macam nyeriMenjelaskan tehnik pengobatanMenjelaskan cara menghilangkan nyeriSasaran dan target Adapun peserta dalam penyuluhan ini adalah pasien-pasien dan keluarga pasien yang ada di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.MetodeMetode yang dilakukan adalah diskusi dan tanya jawab.Media dan alatLeafletWaktu dan tempatHari : KamisTanggal : 23 juni 2016 Waktu: 30 menitTempat: RSUD Dr. Achmad Mochtar BukittinggiPengorganisasian dan fungsinya / uraian tugas Moderator Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.Memperkenalkan diriMenjelaskan tujuan dari penyuluhanMengadakan kontrak waktuMenyerahkan jalannya penyuluhan kepada presenterMenutup acaraPresenter Menjelaskan penjelasan / penyuluhan mengenai nyeriObserver Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhirFasilitatorMemotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari pesertaSetting tempat 1899285315595White board00White board110426566675004593590108585004116070183515meja00meja3105157429500326390029908500270573529908500218313029908500165100029908500438023018351500499110257175003335655281940002813050281940001651000281940002254885281940002633980844550021145525019000Keterangan :33356559779000: Fasilitator : : Audiens33959801066800015494030734000: Moderator: Presenter15494010922000: ObserverKegiatan penyuluhanNo WaktuKegiatanPenyuluh (Mahasiswa) Klien 1Pembukaan (2 menit) Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud dan tujuan Kontrak waktuMenjawab salam Mendengarkan MenyimakBertanya 2Inti (10 menit) Menyampaikan materiMenekankan hal-hal yang penting dan memberikan contohnya Menjawab pertanyaanMendengarkan, memperhatikan dan menanyakan hal yang tidak jelas Memperhatikan Penyuluhan3Penutup (3 menit)Evaluasi Memberikan resume materi Ucapan terima kasihUcapan salam Menjawab pertanyaanMemperhatikanMenyatakan persetujuan Mengucapkan hamdallah dan menjawab salamKriteria evaluasiEvaluasi StrukturKesiapan MateriKesiapan SAP Kesiapan Media: leafletPeserta hadir ditempat penyuluhanPenyelenggaran penyuluhan dilaksanakan di RSUD Dr. Achmad Mochtar BukittinggiPengorganisasian penyelenggaran penyuluhan dilakukan sebelumnyaMateri penyuluhanPengertian Nyeri adalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya atau nyeri adalah perasaan spesifik seseorang yang diinformasikan oleh mekanisme pertahanan organisasi tubuh terhadap suatu?lesi?(kerusakan jaringan)Penyebab Adanya gangguan jaringan tubuh sehingga jaringan tubuh tidak bisa berfungsi secara normal. Seperti : cedera, keseleoMacam-macam nyeriNyeri akutNyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri yang disebabkan karena suatu cidera, proses penyakit atau fungsi abnormal otot dan visera.Nyeri kronikNyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang menetap melebihi rentang waktu suatu proses akut atau melebihi kurun waktu normal tercapainya suatu penyembuhan; periodenya dapat bervariasi dari 1 hingga 6 bulan.PengobatanPada prinsipnya, rasa nyeri bisa diobati dengan tiga cara yaitu:Menghilangkan Penyebab NyeriNyeri akibat infeksi atau bakteri dapat dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor penyebabnya, yakni dengan pemberian obat guna membunuh kuman/bakteri.Meningkatkan Daya Tahan TubuhNyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi. Misalnya, memberikan vitamin, terapi media, terapi massage (pijat) dan lain-lain.Memotong Jalur Transmisi NyeriPada dasarnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan melakukan blokade syaraf sensorik. Ini dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang sifatnya menekan fungsi nociceptor (saraf nyeri)Cara menghilangkanMemandangi foto Kebiasaan menyimpan foto di dalam dompet bisa berguna saat hendak menjalani pemeriksaan yang menyakitkan misalnya mammogram. Saat memandangi foto orang terkasih, seseorang terutama wanita akan merasakan sakit yang lebih sedikit dibandingkan hanya memandangi perangkat laboratorium dan wajah-wajah orang asing.MengkhayalBebaskan fantasi dengan mengkhayal apa saja, maka nyeri akut akan berkurang. Dalam sebuah studi di University of Wisconsin, khayalan seksual atau tentang sesuatu yang seksi paling efektif meningkatkan toleransi terhadap nyeri dibandingkan khayalan tentang topik lain. Fantasi seksual tidak hanya mengalihkan perhatian dari rasa nyeri. Hamid Hekmat PhD, ilmuwan yang melakukan studi tersebut mengungkap bahwa khayalan semacam itu juga dapat mengurangi rasa gelisah selama pemeriksaan.Bernapas pelan dan dalamCara mudah untuk mengatasi nyeri akut seperti saat disuntik adalah dengan melakukan pernapasan ala yoga, yakni pernapasan yang pelan dan dalam. Cara ini cukup efektif bahkan untuk nyeri yang lebih berat, seperti yang sering dilakukan para wanita saat melahirkan.Meditasi setiap hariAgar efektif, cara ini harus dilakukan secara rutin misalnya setiap hari menjelang tidur. Menurut penelitian di Kanada, seseorang yang rutin bermeditasi memiliki area cortex yang lebih tebal di otak sehingga sensitivitas terhadap nyeri berkurang. Tidak perlu berbulan-bulan, efeknya sudah bisa dirasakan dengan melakukannya secara rutin selama beberapa hari.Menghirup aroma apel hijauSakit kepala maupun migrain bisa diredakan dengan cara mengunyah apel hijau, atau menyalakan terapi aroma dengan bau yang serupa. Menurut studi yang dilakukan Smeel&Taste, aroma tersebut bisa mengurangi kontraksi di otot kepala dan leher sehingga bisa meredakan sakit kepala. Studi sebelumnya membuktikan, aroma apel hijau juga meredakan rasa gelisah.Percaya diriSaat hendak mencabut gigi atau menerima suntikan, katakan pada diri sendiri bahwa prosedur itu tidak akan menyakitkan. Apabila ternyata memang sakit, yakinkan diri sendiri bahwa sakitnya hanya sebentar. Alihkan perhatian apabila melihat pasien sebelumnya tampak kesakitan, atau anggap saja orang itu berlebihan. Cara ini sangat efektif, dan telah dibuktikan dalam penelitian Robert C. Coghill, PhD. dari Wake Forest University.Bergaul dengan sahabatNyeri yang persisten atau menetap seperti nyeri punggung tidak bisa diatasi hanya dengan obat. Terapi penunjang dibutuhkan untuk membantu meredakan, salah satunya bergaul dengan sahabat. Menurut sebuah penelitian di Spanyol, semakin aktif seseorang dalam bergaul, semakin mudah baginya untuk mengatasi gejala nyeri punggung.DAFTAR PUSTAKASumber/Refrensi : Penyebab Nyeri Nyeri akibat infeksi atau bakteri dapat dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor penyebabnya, yakni dengan pemberian obat guna membunuh kuman/bakteri.Meningkatkan Daya Tahan TubuhNyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi. Misalnya, memberikan vitamin, terapi media, terapi massage (pijat) dan lain-lain.Memotong Jalur Transmisi NyeriPada dasarnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan melakukan blokade syaraf sensorik. 00Menghilangkan Penyebab Nyeri Nyeri akibat infeksi atau bakteri dapat dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor penyebabnya, yakni dengan pemberian obat guna membunuh kuman/bakteri.Meningkatkan Daya Tahan TubuhNyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi. Misalnya, memberikan vitamin, terapi media, terapi massage (pijat) dan lain-lain.Memotong Jalur Transmisi NyeriPada dasarnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan melakukan blokade syaraf sensorik. 709930-701040Pencegahannya00Pencegahannya15748071120Memandangi foto MengkhayalBernapas pelan dan dalamMeditasi setiap hariMenghirup aroma apel hijauPercaya diri Bergaul dengan sahabat00Memandangi foto MengkhayalBernapas pelan dan dalamMeditasi setiap hariMenghirup aroma apel hijauPercaya diri Bergaul dengan sahabatPENYULUHAN tentang“NYERI”Amelia Mifta Ulrahma13103084015384D III KEPERAWATANSTIKES PERINTIS SUMBART.A 2015/2016285750-307975Tahukah anda apakah itu nyeri ??00Tahukah anda apakah itu nyeri ??140970-510540Pengertian Nyeri Nyeri dalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh menurut individu yang merasakannya.00Pengertian Nyeri Nyeri dalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh menurut individu yang merasakannya.354330190500Apa saja macam-macam nyeri ????00Apa saja macam-macam nyeri ????285750154305Nyeri akut Nyeri kronis 00Nyeri akut Nyeri kronis 3632205715Penyebabnya00Penyebabnya267970194310EtPenyebab Nyeri AD Adanya gangguan jaringan tubuh sehingga jaringan tubuh tidak bisa berfungsi seara normal, seperti cedera dan keseleo. 00EtPenyebab Nyeri AD Adanya gangguan jaringan tubuh sehingga jaringan tubuh tidak bisa berfungsi seara normal, seperti cedera dan keseleo. 17018053340Skala Nyeri / Pain Scale00Skala Nyeri / Pain ScaleDAFTAR RIWAYAT HIDUPIdentitas PenulisNama: Amelia Mifta UlrahmaTempat / Tanggal Lahir: Solok, 06 Mai 1995Alamat: Perumnas Halaban blok C/11, SolokNama Orang TuaAyah: Yulfendri (Alm)Ibu: Dwi Cipta NingsihPendidikanTK: 2000 - 2001SDN 06 Kota Solok : 2001 - 2007SMPN 2 Kota Solok : 2007 - 2010SMAN 2 Kota Solok: 2010 - 2013STIKes Perintis Sumatera Barat: 2013 - Sekarang ................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download