SATUAN ACARA PENGAJARAN



SILABUS

Mata Kuliah : Seminar I Pedalangan

Kode MK/SKS : ISI 306 / 2 SKS

Jurusan /Semester : Pedalangan/ VI

Dosen : Prof. DR. I Nyoman Sedana, MA.

Deskripsi Perkuliahan :

Mata Kuliah Seminar I Pedalangan adalah mata kuliah teori mengenai pemahaman terhadap berbagai bentuk wacana formal akademis yang berisi tentang tata cara penyampaian hasil penelitian dan mendiskusikan hasil gejala/fenomena, fakta dan data temuannya dalam suatu forum ilmiah.

Sasaran Mata Kuliah:

Pemahaman berbagai bentuk tukar pikiran/komunikasi formal dan memahami kedudukan serta fungsi komponen-komponen seminar seperti pemandu (moderator), pemakalah, pembanding/pembahas, peserta dan penulis (notulen), serta penguasaan teknik penyusunan makalah seminar pedalangan.

Isi Mata Kuliah:

1. Persamaan dan perbedaan berbagai bentuk tukar pikiran: brainstorming, penataran, lokakarya /pelatihan, seminar, simposium, diskusi, konferensi, semiloka, dan temu ilmiah.

2. Pengertian, kedudukan, peran dan tugas komponen-komponen seminar.

3. Tehnik penyusunan makalah (pemilihan topik/tema, identifikasi masalah/isu, cara pendekatan / pemecahan masalah, dan sitematikanya) tata cara berseminar utamanya teknik penyajia, memandu (moderator) seminar dan merangkum hasil seminar (notulis).

TIU/Standar Kompetensi:

1. Mahasiswa paham terhadap berbagai bentuk komunikasi/tukar pikiran formal.

2. Mahasiswa paham akan kedudukan dan fungsi setiap komponen seminar: panitia, pemandu (moderator), pemakalah / nara sumber/ pemrasaran, pembanding/pembahas / penyanggah, peserta, dan penulis (notulen).

3. Mahasiswa mampu menyusun makalah dan menyajikannya dalam seminar.

Wacana yang dapat disesuaikan menurut perkembangan sikon:

Melacak Sejarah, Dampak, Peluang/Prospek dan Tantangan Kolaborasi/Jejaring Seni sejak diundangnya Walter Spies th 30an hingga sekarang.

|No |Pokok Bahasan |TIK |Sub Pokok Bahasan |Estimit |Daftar Pustaka |

| | | | |waktu | |

| | | | |(menit) | |

|1 |Pendahuluan/ Orientasi |Pembekalan |Pengantar kuliah: pengertian, |40 |GBPP/ SAP |

| |perkuliahan | |ruang lingkup dan system | | |

| | | |evaluasi kuliah | | |

| |Pengenalan berbagai bentuk tukar|Pemahaman |brainstorming, penataran, |60 |Diskusi sebagai Alat|

| |pikiran: | |lokakarya /pelatihan, seminar,| |untuk Memecahkan |

| | | |semiloka, simposium, diskusi, | |Masalah |

| | | |temu karya, temu wicara, temu | | |

| | | |budaya. | | |

|2 |Komponen seminar |Pemahaman |Pengertian, fungsi, peran dan |100 |Diskusi sebagai Alat|

| | | |tugas komponen-komponen | |untuk Memecahkan |

| | | |seminar: Moderator, Pemakalah,| |Masalah |

| | | |Notulen. | | |

|3 |Merancang seminar |Pemahaman |memilih topik/tema dan sub-sub|100 |Tehnik Penulisan |

| | | |tema makalah, mengidentifikasi| |Ilmiah Populer |

| | | |masalah/isu dengan mencermati | | |

| | | |pewayangan sebagai | | |

|4 |Mengakses informasi seminar di |Pembekalan dan |Cari/klik “Search” lewat |100 |Internet. |

| |Website yang berbunyi ”call for |penerapan |Google dan ketik | |Tehnik Penulisan |

| |paper” | |“Seminar/conference wayang | |Ilmiah Populer |

| | | |puppet theatre.” Ulangi dgn | | |

| | | |menghilangkan berturut2 kata | | |

| | | |theatre, wayang, dan | | |

| | | |conference. | | |

|5 |Penguasaan tehnik penyusunan |Pemahaman |Pemilihan topik/tema, | |Tehnik Penulisan |

| |makalah seminar: | |identifikasi masalah/isu, cara|100 |Ilmiah Populer |

| | | |pendekatan / pemecahan | | |

| | | |masalah, | | |

|6 |Beberapa macam pendekatan untuk |Pemahaman |Pewayangan sebagai tatwa |100 |Critical Theory |

| |mencermati pewayangan: | |/literatur, karya seni, sistem| |Today |

| | | |tanda, fenomenologi, seni | | |

| | | |pertunjukan, lakon/drama, | | |

| | | |produk budaya, atau sebagai | | |

| | | |tatwa /literatur | | |

|7 |Ikut kompetisi sbg kandidat |Penerapan |Menyusun dan meng-email |100 |Internet |

| |presenter | |abstrak makalah sekitar 300 | | |

| | | |kata | | |

|8 |Presentasi rancangan makalah |Sharing dan feedback |Setiap mahasiswa presentasi |100 |Tehnik Diskusi |

| |seminar | |mengenai topik/tema seminar | |Berkelompok |

| | | |yang akan dipakai makalah: | | |

| | | |Melacak Peluang/Prospek dan | | |

| | | |Tantangan Berkolaborasi | | |

|9 |Meningkatkan mutu makalah |Pemahaman |Merevisi makalah |100 |Tehnik Penulisan |

| |seminar | |berdasarkan topik/tema makalah| |Ilmiah Populer |

| | | |yg sudah ditetapkan | | |

|10 |Meningkatkan mutu makalah |Pemahaman |Merevisi makalah dgn mencari |100 |Lihat sample makalah|

| |seminar | |data-data yang lebih mutakhir | | |

|11 |Meningkatkan mutu makalah |Pemahaman dan |Merevisi makalah dgn data-data|100 | |

| |seminar |Penerapan |mutakhir | | |

|12 |Latihan seminar |Penerapan |Latihan seminar kelas dengan |100 |Tehnik Diskusi |

| | | |pemakalah | |Berkelompok |

|13 |Latihan seminar |Penerapan |Latihan seminar kelas dengan |100 |Tehnik Diskusi |

| | | |moderator dan pemakalah. | |Berkelompok |

|14 |Latihan/perancangan seminar |Penerapan |Persiapan dan mengundang |100 |Diskusi sebagai Alat|

| | | |peserta seminar kelas | |Untuk Memecahkan |

| | | | | |Masalah |

|15 |Seminar kelas |Penerapan |Seminar kelas dengan makalah |100 |Diskusi sebagai Alat|

| | | |final | |Untuk Memecahkan |

|16 |Ujian Akhir semester |Capaian |Seminar kelas dengan makalah |100 | |

| | | |final dan feedback | | |

Syarat Penilaian/kelulusan Mata Kuliah Seminar:

1. Penulisan makalah (bobot 25%)

2. Penyajian makalah (bobot 25%, berdasarka performat penyajian)

3. Penguasan materi (bobot 30%, berdasarkan jawaban pertanyaan)

4. Memandu seminar (bobot 10%)

Notulis seminar (bobot 10%).

Ini akan di-convert menjadi nilai tugas, nilai ujian tengah dan akhir semester.

Teknik Penyajian makalah

1. Penyajian dilakukan dengan alat bantu LCD dan peserta wajib menyiapkan bahan presentasi sendiri dengan format MS Power Point.

2. Penyajian dilakukan selama 10 menit, setelah dipersilahkan oleh moderator.

Memandu dan merangkum hasil seminar

1. Setiap peserta seminar wajib menjadi Pemandu (moderator) dan notulis seminar pada setiap periode ujian seminar yang pelaksanaannya akan diatur oleh panitia semi ar sesuai arahan dosen.

2. Moderator memimpin jalannya penyajian (presentasi) dan diarahkan oleh panitia seminar

Notulis bertugas mencatat pertanyaan dan saran kepada penyaji untuk dirangkum dan disimpulkan dalam sebuah rangkuman dan selanjutnya menindak lanjuti sara untuk perbaikan.

Penulisan makalah dan perbaikannya

Mahasiswa yang mengikuti ujian seminar wajib menulis makalah seminar beserta perbaikannya setelah mendapatka masukan selama penyajian.

Makalah seminar ditulis sesuai kaidah-kaidah sebagai panduan penulisan karya ilmiah Fakultas SP.

Makalah yang telah disajikan dalam ujian seminar wajib diperbaiki dan menjadi naskah artikel yang siap uutuk diterbitkan dalam proceeding/jurnal.

Perbaikan makalah seminar ditulis dalam bentuk Artikel siap terbit mengikuti aturan penulisan pada jurnar terakreditasi dengan penulis utama mahasiswa peserta seminar, penulis kedua dan seterusnya adalah pembimbing seminar.

Tata Tertib Ujian Seminar

Peserta ujian semiar wajib hadir 30 menit sebelum uji seminar berlangsung,

Peserta ujian seminar yang bertugas sebagai penyaji/moderator dan notulis wajib menyiapkan ruangan dan fasilitas seminar.

Peserta seminar dilarang keluar masuk selama penyajian /presentasi sedang berlangsung,

Peserta seminar baik pembimbing, panitia/dosen seminar dan mahasiswa berhak menyampaikan pertanyaan, sanggahan maupun saran kepada penyaji pada bagian diskusi/tanya jawab,

Peserta seminar (mahasiswa) sebelum menyampaikan pertanyaan, sanggahan maupun saran kepada penyaji wajib menyebutkan nama dan prodinya.

Penyampaian pertanyaan, sanggahan maupun saran kepada penyaji dipandu oleh moderator serta disampaika secara ilmiah dan sopan,

Setiap Peserta ujian seminar wajib mengikuti seluruh rangkaian penyajian yang telah terjadwal dalam satu periode.

Penyaji wajib berpakaian rapi (pria memakai dasi) dengan atasan terang dan bawahan gelap sedangkan perempuan menyesuaikan,

Peserta ujian seminar yang bertugas sebagai moderator dan notulis berpakaian rapi dan sopan.

Ujian tengah semester

Mata Kuliah : Seminar I

Semester : Ganjil, VII

Jurusan : Pedalangan

Bobot MK : 2 SKS

Hari/Waktu : Senin tgl. 10 Oktober, 1-2 (10.00 – 11.30 wita)

Dosen : Dr. I Nyoman Sedana, MA.

Jelaskan konsep dan metode estetika kegiatan dalang menurut paradigma Kawi Dalang sesuai dengan pembagian tugas berikut:

Made Nuarasa:

1. Membangun plot lakon untuk satu pertunjukkan,

2. Menyeleksi dan memilih karakter-karakter dramatik

3. Memberi nama dan tempat

Ni Wayan Suratni:

1. Memilih/menyeleksi lakon

2. Membuat dan menggerakkan wayang

3. Memilih wanda

Ida Bsg Argapatra:

1. Menciptakan lakon,

2. Menyusun humor dan kritrik Sosial.

3. Menciptakan poisi (Ngawi kakawin)

Komang Wirama:

1. Mentransformation narasi kedalam dialog

2. Penyusunan dan permainan kata-kata dan retorik

3. menciptakan respons kreatif terhadap segala kemungkinan situasi.

Bretch's EPIC THEATRE

Dispite Piscator's pioneering work, Epic Thr is now associated with Bertolt Brecht (1891-1956), who entered thr as director in Munich, work with Reinhardt in Berlin, experimented with dada and expresionism. Brecht called his approach "epic" in order to indicate its broad sweep and its mixture of narrative and dramatic techniques. He assigned the audiences an active role to watch critically rather than enjoying passively, so that audiences will relate what they saw on stage to socioeconomic conditions outside thr, to further apply their new perception to reform their own world. Consequently, he arrive at the concept of "alienation" verfremdungseffect, or making the stage event sufficiently strange that the spectator will ask questions about them. To separate stage events and real life, He need theatrical means (lighting, musician, scene changing) to be visible and simple. He also deliberately separated episodes by inserting songs, captions, or narrative passage between them. Unlike Appia and Craig, Brecht did not believe that unity should be sought from all theatrical elements. Calling such unity redundant, each element should make s different comment on the action. He also rejected Stanislavsky's approach to acting and advised performers to think of their roles "in the third person" and through their acting comment on the characters's action and motivation. His first success came with The Three Penny Opera (1928), ran 400 performances. When he went into exile in 1933, he wrote most of his major works: Mother Courage and Her Children (1938-9), emphasizing bith the endurance and the callousness of a woman during the 30 years war, Galileo (1937-39), and. The Caucasian Chalk Circle (1938-40). Ironically, though he react against culinary theatre (comforting illusion), response to his play generally focused on its emotional impact. To mitigate the emotional response, he made changes in the play, but Berlin audience, many had lost relative in the war, sat weepin at the play's conclusion, for its emotinal poower remains strong. Form of didactic drama presenting a series of loosely connected scenes that avoid illusion and often interrupt the story line to address the audience directly with analysis, argument, or documentation. Epic theatre is now most often associated with the dramatic theory and practice evolved by the playwright-director Bertolt Brecht in Germany from the 1920s onward. Its dramatic antecedents include the episodic structure and didactic nature of the pre-Expressionist drama of the German playwright Frank Wedekind and the Expressionist theatre of the German directors Erwin Piscator (with whom Brecht collaborated in 1927) and Leopold Jessner, both of whom made exuberant use of the technical effects that came to characterize epic theatre. Brecht's perspective was Marxian, and his intention was to appeal to his audience's intellect in presenting moral problems and reflecting contemporary social realities on stage. He wished to block their emotional responses, and to hinder their tendency to empathize with the characters and become caught up in the action. To this end, he used "alienating" or "distancing" effects to cause the audience to think objectively about the play, to reflect on its argument, to understand it, and to draw conclusions (see alienation effect). Brecht's epic theatre was in direct contrast to that encouraged by the Russian director Konstantin Stanislavsky, in which the audience was persuaded--by staging methods and naturalistic acting--to believe that the action onstage was "real." Influenced by conventions of Chinese theatre, Brecht instructed his actors to keep a distance between themselves and the characters they portrayed. They were to disregard inner life and emotions while emphasizing stylized external actions as signs of social relationships. Gesture, intonation, facial expression, and grouping were all calculated to reveal overall attitudes of one character toward another. Compare Stanislavsky method.

................
................

In order to avoid copyright disputes, this page is only a partial summary.

Google Online Preview   Download

To fulfill the demand for quickly locating and searching documents.

It is intelligent file search solution for home and business.

Literature Lottery

Related searches